Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.
Mengagumi "Multifungsi" Masjid di Lingkungan Kantor Pemerintahan
Ada cukup banyak masjid di Kota Surabaya yang namanya melegenda. Diantaranya Masjid Kembang Kuning, Masjid Ampel, juga Masjid Cheng Ho. Selain bersejarah dan menjadi pusat ibadah bagi umat islam, beberapa masjid tersebut juga menjadi destinasi wisata religi di Surabaya. Di luar itu, masih ada cukup banyak masjid yang punya reputasi hebat di Surabaya.
Dan bagi saya, masjid-masjid yang punya reputasi hebat itu tidak hanya yang bangunannya megah, tetapi juga yang bisa membuat umat betah. Betah untuk berlama-lama melaksanakan kegiatan bernilai ibadah di dalamnya. Seperti ikan yang betah berada di kolam air yang sejuk.
Dan, untuk bisa membuat umat betah, tentunya tidak bisa hanya mengandalkan bangunan megah. Namun, perlu ada sentuhan-sentuhan inovatif demi memperbanyak fungsi masjid yang bisa memberi kemanfaatan bagi umat. Nah, merujuk pada kemanfaatan tersebut, saya tertarik pada Masjid Al-Muhajirin yang berada di lingkungan Kantor Pemerintah Kota Surabaya.
Penampakan sekilas, masjid yang terletak di Jalan Jimerto dan baru selesai direnovasi ini tidak berbeda dengan kebanyakan bangunan masjid lainnya. Baik desain bangunan, menara, tempat wudhu, hingga pilar yang ada di dalam masjid.
Fungsi apa saja?
Masjid sebagai pijakan sebelum memulai kerja
Fungsi pertama adalah peranan masjid sebagai pembuka aktivitas kerja bagi ASN (aparatur sipil negara) di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya. Sebagai masjid yang berada di lingkungan Pemkot Surabaya, Masjid Muhajirin bukan sekadar menjadi tempat sholat jumat ataupun sholat dzhuhur dan Ashar bagi pegawai dan karyawan-karyawan Pemkot Surabaya yang bekerja sesuai jam kerja aparatur sipil negara. Masjid Muhajirin juga bukan tempat untuk tidur sejenak di jam istirahat kerja yang acapkali oleh media diangkat menjadi angle berita miring, utamanya di bulan Ramadan seperti sekarang.
Bisa mengawali pagi sebelum bekerja dengan beribadah di masjid, akan memunculkan suasana batin yang tepat untuk bekerja melayani masyarakat. Bahwa semua pekerjaan yang akan dilakukan, diniatkan untuk ibadah. Jadilah mereka akan ikhlas dan berusaha maksimal dalam melayani masyarakat.
Masjid Sebagai Benteng Moralitas
Fungsi kedua adalah sebagai benteng moralitas para ASN di Surabaya yang mayoritas merupakan muslim. Hal ini berkaitan dengan fungsi dakwahsebagai pengingat dan pembelajaran yang dilakukan di masjid Al-Muhajirin. Di masjid ini, setiap ba'da Sholat Dzuhur berjamaah, ada kajian rutin dari hari Senin hingga Kamis dengan menghadirkan beberapa penceramah yang luas keilmuannya.
Para penceramah ini menyampaikan pesan tidak hanya perihal meningkatkan kualitas ibadah. Tetapi juga pesan-pesan keagamaan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi pelayan masyarakat hingga imbauan untuk menjauhi korupsi. Termasuk juga pesan yang terkait dengan kondisi kekinian.
Di hari pertama puasa Ramadan pada Kamis (17/3/2018) lalu, saya kebetulan mampir sholat dzhuhur di masjid ini Dan, jamaah nya sungguh luar biasa. Masjid penuh oleh jamaah seolah itu adalah sholat Jumat. Seusai salam, mereka masih duduk tenang mendengarkan kajian tentang keutamaan puasa dan juga perihal teror bom yang pekan lalu terjadi di Surabaya.
Setahun lalu, saya beberapa kali pernah berbuka puasa di sana. Beberapa menit jelang adzan, calon makmum berbaris rapi dari mulai shaf paling depan. Takmir masjid lantas membagikan air mineral dan kurma untuk berbuka. Seusai sholat maghrib, takmir membagikan kupon untuk mengambil nasi. Kalau tahun kemarin, hanya di tugas shaf paling depan yang mendapatkan kupon ini.
Selain dua fungsi tersebut, Masjid Muhajirin juga bisa menjadi sarana untuk menciptakan keamanan dan ketertiban di masyarakat. Saya pernah Sholat Jumat di sana dan pernah sebelum khotib menyampaikan khotbah, Kapolrestabes Surabaya tampil untuk menyampaikan imbauan kepada jamaah dalam kaitan menjaga keamanan dan ketertiban di Surabaya.
Saya yakin, ada beberapa masjid di lingkungan pemerintah daerah lainnya yang juga memiliki multifungsi seperti Masjid Muhajirin. Dan memang, fungsi masjid tidak hanya menjadi tempat untuk beribadah. Namun, juga harus berperan sebagai pusat ilmu dan juga benteng moralitas. Terutama bagi aparatur sipil negara.
Harapannya, tidak ada lagi kasus korupsi yang terjadi pada ASN. Selain karena kepemimpinan tegas dari kepala daerahnya, juga karena 'peran' dari masjid di lingkungan pemerintahan dalam ikut membentengi moralitas ASN. Karena memang, seperti bunyi kutipan yang terkenal itu, kejahatan bisa terjadi karena ada niat dan kesempatan. Salam