Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331
Shalat Berjamaah #diRumahAja Lebih Memanusiakan Manusia
Baca Juga: Cegah Covid-19, MUI: Shalat di Rumah adalah Keutamaan
"Persada bumi itu bisa menjadi masjid, semuanya sebagai tempat bersujud untuk taat pada Allah, untuk mengabdi kepadanya. Tidak ke Masjid berarti mengabdi kepada kemanusiaan"
Ramadan adalah bulan istimewa, dengan ikhlas dan hati gembira menyambutmu. Sebagai umat muslim sangat yakin bahwa bulan puasa di tengah pandemi Covid-19, tidak mengurangi sedikitpun keistimewaanmu sebagai bulan penuh ampunan.
Sejak awal datangnya ujian wabah ini, yakin bahwa Covid-19 akan tinggal sampai bulan Ramadan. Karena beberapa problem mendasar sikap manusia yang perlu dirubah dalam menyikapi Ramadan dan hari-hari biasanya. Seperti hidup berlebihan, tidak peduli keluarga dan sesama. Akan menjadi pembelajaran berharga selama bulan puasa.
Semua menjadi sorotan dan substansi hadirnya Corona. Corona mengarahkan manusia untuk kembali ke roh Ramadan yang sesungguhnya. Agar manusia hidup dalam keseimbangan dunia dan ahirat. Dimana selama ini, manusia lupa bahwa dunia ini hanya sementara saja.
Pada bulan puasa inilah merupakan puncak restorasi introspeksi sebagai khalifah di muka bumi. Sekaligus kembali untuk menata hidup kehidupan dan hubungan kepada Sang Pencipta Tuhan Ymk.
Baca Juga: Ramadhan di Rumah, Berikut Niat dan Tata Cara Melaksanakan Shalat Tarawih
Pandemi Covid-19 mengajarkan kita kembali kepada kesucian atau fitrah. Perlunya hidup yang bersih, bebas dari makanan kotor dan hidup bersahaya saling menghargai. Tidak tamak dan sombong dalam menjalankan hidup kehidupan.
Penulis sangat yakin bahwa Covid-19 diutus oleh Tuhan Ymk, membawa pesan penting tentang kemanusiaan dan ketuhanan. Sebagai fakta bahwa ilmu pengetahuan lumpuh, dengan belum ditemukannya obat atau vaksin anti Corona. Fakta lainnya adalah dokter juga ikut diserang oleh si Corona, bukan hanya masyarakat biasa yang mungkin tidak kenal kebersihan dibanding seorang dokter.
Benar-benar Corona, membuktikan bahwa ada langit diatas langit. Manusia sekali-sekali tidak boleh sombong. Ada kuasa diatas kuasa, ada Tuhan Yang Maha Kuasa. Maha segalanya. Covid-19 dengan segala kekurangannya, manusia diharapkan mengambil hikmah besar dari padanya.
Rasulullah Saw bersabda: "Tha'un (wabah penyakit menular) adalah suatu peringatan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk menguji hamba-hamba-Nya dari kalangan manusia. Maka apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu masuk ke negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, jangan pula kamu lari daripadanya." (HR Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid).