H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Wiraswasta

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Shalat Berjamaah #diRumahAja Lebih Memanusiakan Manusia

27 April 2020   06:31 Diperbarui: 27 April 2020   06:28 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shalat Berjamaah #diRumahAja Lebih Memanusiakan Manusia
Ilustrasi: Pintu 44 Masjid Agung Surabaya. Sumber: Dokpri | ASRUL HOESEIN

"Islam memandang bahwa seluruh muka bumi adalah tempat layak huni sekaligus tempat beribadah kepada Allah Swt."

Situasi Ramadan 1441 Hijriah atau 2020 Masehi, terasa sangat berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya atau sepanjang perjalanan Ramadan dari waktu ke waktu yang telah dilalui umat muslim, bisa jadi termasuk yang akan datang. 

Semua diakibatkan oleh situasi yang tidak terduga sebelumnya oleh manusia seluruh dunia dan termasuk di Indonesia. Namun bila disadari dengan penuh kenyakinan, bahwa Covid-19 sudah menjadi takdir Ilahi Rabbi yang tidak bisa dihindari.

Sebagai umat muslim bahwa wabah Covid-19 ini harus diterima dan dihadapi dengan ihlas dan sabar. Sebagai bentuk ujian dari Allah Swt kepada manusia Ciptaan-Nya yang paling sempurna. Hal ini pula merupakan bukti kasih Sayang-Nya terhadap manusia.

Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, sesungguhnya kita adalah milik Allah dan semuanya akan kembali pada Allah Swt. Manusia selayaknya introspeksi atas kedatangan tamu agung si Corona. Jangan bersedih dan mengeluh, agar bisa mengambil manfaat apa yang menjadi pesan moral dari Covid-19 kepada manusia tanpa kecuali. 

Baca Juga: MUI: Hindari Ibadah dengan Cara Berkerumun

Sudah lebih dari sebulan wabah virus corona telah melanda hampir seluruh wilayah di Indonesia, sejak 2 Maret 2020 sampai sekarang. Dibarengi hiruk pikuk masalahnya, korban demi korban Covid-19 terus berjatuhan. Sampai pada terancamnya kestabilan ekonomi, akibat pandemi Covid-19.

Memang banyak berbeda, tapi juga beberapa manfaat yang sudah terasa dengan perbedaan Ramadan sebelumnya. Akibat Covid-19, kita kembali berkumpul pada keluarga saat-saat berbuka puasa. Dimana pada bulan Ramadan sebelumnya, hampir kita tidak merasakan nikmatnya buka puasa dan shalat Tarawih bersama keluarga.

Begitu juga ibadah lainnya di bulan penuh Rahmat dan Berkah ini, seperti shalat Tarawih bersama keluarga. Benar-benar terasa nikmat. Karena tidak perlu ke masjid, maka tidak ada uneg-uneg merasa bersalah bila tidak ke masjid. Karena memang dihimbau di rumah saja ibadahnya.

Ibadah di rumah saja pada Ramadan ini, bisa membuat komunikasi seorang hamba dengan Tuhannya semakin intens dan khusyu. Akan menjadi momentum terbaik dalam bulan suci. Karena komunikasi religi bisa lebih banyak dibanding dengan hari dan bulan sebelumnya.

Baca Juga: Cegah Covid-19, MUI: Shalat di Rumah adalah Keutamaan

"Persada bumi itu bisa menjadi masjid, semuanya sebagai tempat bersujud untuk taat pada Allah, untuk mengabdi kepadanya. Tidak ke Masjid berarti mengabdi kepada kemanusiaan"

Ramadan adalah bulan istimewa, dengan ikhlas dan hati gembira menyambutmu. Sebagai umat muslim sangat yakin bahwa bulan puasa di tengah pandemi Covid-19, tidak mengurangi sedikitpun keistimewaanmu sebagai bulan penuh ampunan.

Sejak awal datangnya ujian wabah ini, yakin bahwa Covid-19 akan tinggal sampai bulan Ramadan. Karena beberapa problem mendasar sikap manusia yang perlu dirubah dalam menyikapi Ramadan dan hari-hari biasanya. Seperti hidup berlebihan, tidak peduli keluarga dan sesama. Akan menjadi pembelajaran berharga selama bulan puasa.

Semua menjadi sorotan dan substansi hadirnya Corona. Corona mengarahkan manusia untuk kembali ke roh Ramadan yang sesungguhnya. Agar manusia hidup dalam keseimbangan dunia dan ahirat. Dimana selama ini, manusia lupa bahwa dunia ini hanya sementara saja.

Pada bulan puasa inilah merupakan puncak restorasi introspeksi sebagai khalifah di muka bumi. Sekaligus kembali untuk menata hidup kehidupan dan hubungan kepada Sang Pencipta Tuhan Ymk.

Baca Juga: Ramadhan di Rumah, Berikut Niat dan Tata Cara Melaksanakan Shalat Tarawih

Pandemi Covid-19 mengajarkan kita kembali kepada kesucian atau fitrah. Perlunya hidup yang bersih, bebas dari makanan kotor dan hidup bersahaya saling menghargai. Tidak tamak dan sombong dalam menjalankan hidup kehidupan.

Penulis sangat yakin bahwa Covid-19 diutus oleh Tuhan Ymk, membawa pesan penting tentang kemanusiaan dan ketuhanan. Sebagai fakta bahwa ilmu pengetahuan lumpuh, dengan belum ditemukannya obat atau vaksin anti Corona. Fakta lainnya adalah dokter juga ikut diserang oleh si Corona, bukan hanya masyarakat biasa yang mungkin tidak kenal kebersihan dibanding seorang dokter.

Benar-benar Corona, membuktikan bahwa ada langit diatas langit. Manusia sekali-sekali tidak boleh sombong. Ada kuasa diatas kuasa, ada Tuhan Yang Maha Kuasa. Maha segalanya. Covid-19 dengan segala kekurangannya, manusia diharapkan mengambil hikmah besar dari padanya.

Rasulullah Saw bersabda: "Tha'un (wabah penyakit menular) adalah suatu peringatan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk menguji hamba-hamba-Nya dari kalangan manusia. Maka apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu masuk ke negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, jangan pula kamu lari daripadanya." (HR Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid).

Termasuk yang masih pro kontra tentang shalat Jumat dan Tarawih berjamaah di masjid atau di rumah, sedapatnya dihentikan. Tidak ada keuntungan dalam perdebatan itu, hanya kerugian semata. Mari kita nikmati shalat Tarawih berjamaah bersama keluarga di rumah saja.

Menghindari shalat berjamaah di masjid, itu sama saja mendahulukan kepentingan umum, lebih daripada kepentingan pribadi. Karena kepentingan pribadi akan terpenuhi, bila mendahulukan kepentingan bersama. Begitu indahnya kehidupan bila mendahulukan kebersamaan dan kemanusiaan.

Pemerintah dan ulama menganjurkan tidak shalat berjamaah di masjid, itu bukan tanpa sebab. Tapi lebih kepada kepentingan bersama. Sekiranya ada pilihan, lebih baik berdosa pada Allah Swt dibanding berdosa pada sesama manusia.

Baca Juga: Shalat Tarawih di Rumah, Pilih 11 atau 23 Rakaat? Simak Penjelasan Lengkapnya

Ditakutkan tidak shalat berjamaah di masjid dianggap berdosa pada Allah Swt. Artinya, dosa tersebut tidak susah untuk menggugurkannya, karena manusia berhubungan langsung dengan Allah Swt, itu dapat dihapus dengan bertaubat langsung pada Allah Swt. 

Sementara dosa sesama manusia, seperti menjadi "curir" penyebaran virus Corona bisa menjadi ribet. Karena bisa menjadi dosa antar manusia. Sementara siapa yang bisa memastikan bahwa dirinya bebas dari Covid-19. Sebab Allah Swt tidak akan mengampuni sebelum manusia yang bersangkutan memaafkannya.

Nah siapa yang bisa memastikan dirinya bukan sebagai curir virus Corona? Artinya lebih baik waspada, ikuti perintah atau anjuran pemerintah untuk tidak shalat Jumat dan Tarawih berjamaah di masjid, tapi semua ibadah dilaksanakan di rumah saja.

Baca Juga: Shalat Berjamaah dengan Physical Distancing, Apakah Menghilangkan Keutamaannya?

Dari Abu Sa'id Al-Khudriy r.a, Rasulullah Saw. bersabda, "Bumi ini semuanya merupakan masjid (tempat sujud untuk sholat) kecuali kuburan dan kamar mandi." 

Dari hadits tersebut kita dapat menyimpulkan bahwasanya, semua bagian di muka bumi ini bisa kita jadikan sebagai tempat untuk beribadah kecuali kuburan dan kamar mandi.

Ramadan ini menjadi seterang yang biasanya atau bahkan melebihi. Jangan murung, jangan bosan, tetap semangat jalani ibadah puasa di tengah mewabahnya virus Corona. Menjadi harapan besar, agar pandemi Covid-19 segera berakhir bersamaan berahirnya Ramadan.

Semoga dengan Ramadan bisa mengantar Covid-19 pulang kerumahnya dan manusia kembali beraktifitas sebagaimana biasanya. Insya Allah. Aamiin Ya Rabbal Alamin.

Surabaya, 4 Ramadan 1441 H | 27 April 2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun