H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Wiraswasta

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Waspada Markup Harga Bahan Pokok di Pasar Tradisional dan Modern

29 April 2020   01:31 Diperbarui: 29 April 2020   05:24 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Waspada Markup Harga Bahan Pokok di Pasar Tradisional dan Modern
Ilustrasi: Kondisi Pasar Kramat Jati Jakarta Timur masa Covid-19. | Sumber: Dokumentasi pribadi Asrul Hoesein

Termasuk harga rata-rata nasional untuk beras, minyak goreng, tepung terigu, kedelai, telur ayam ras umumnya relatif stabil. Yang tidak stabil adalah pembeli yang menurun.

Karena umumnya masyarakat juga ikut mengurangi aktivitas belanja di pasar. Banyak masyarakat sudah menyiapkan bapok untuk se bulan masa Ramadan. 

Sesuai pantauan, harganya masih standar saja, karena pembeli juga minim. Jadi sudah tidak seimbang lagi antara supplier dan demand pada kondisi Covid-19. Banyak pedagang mengeluh dengan wabah Covid-19 yang melanda dunia. 

Waspada Markup Harga Bahan Pokok

Begitu juga situasi pedagang ritel modern atau pasar modern serta pasar tradisional, perlu pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda) serta masyarakat konsumen waspada, setiap saat melakukan kontrol harga. 

Jangan asal beli saja, tetaplah selalu waspada dengan memperhatikan harga yang tertera pada barang jualan. Kondisi sulit seperti ini, sangat berpotensi terjadi praktek mafia. 

Karena sehubungan lesunya pembeli atau kurangnya konsumen yang berbelanja. Dapat diduga dan diragukan terjadi intrik licik oleh para pedagang mempermainkan harga barang dagangannya. 

Melakukan perubahan harga atau markup yang tidak seperti biasanya, demi menutup kerugian atas lesunya pembeli. Jadi salah satu cara dengan menaikkan item-item barang tertentu secara diam-diam. 

Juga hal tersebut di motivasi atas tradisi masyarakat sendiri. Umumnya kalau belanja kurang memperhatikan harga bila kenaikannya tidak terlalu besar baginya. 

Diharapkan peran aktif pemerintah dan pemda, termasuk dukungan dari aparat penegak hukum serta lembaga swadaya masyarakat untuk melakukan operasi pasar dan inspeksi mendadak (sidak) secara rutin. 

Secara berkala sidak dilakukan pada pasar rakyat dan pasar modern, khususnya dalam memantau ketersediaan bapok dan kestabilan harga, agar jangan ada yang memanfaatkan kondisi kedaruratan Covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun