H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Wiraswasta

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Pasar Tradisional Mencegah Fenomena Kalap Belanja

2 Mei 2020   00:25 Diperbarui: 2 Mei 2020   20:19 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar Tradisional Mencegah Fenomena Kalap Belanja
Ilustrasi: Pasar Tradisional Daya Makassar. Sumber: Dokpri | ASRUL HOESEIN

Belanja Kebutuhan di Pasar Tradisional 

Menghindari inefisiensi alias kalap belanja makanan di bulan puasa. Mulai saat ini belajar bikin sendiri, dengan cara belanja bahan-bahanya di pasar tradisional. Karena bisa dengan mudah menemukan kebutuhan bulan Ramadan yang segar dan umumnya tidak punya kemasan plastik kecuali kantong plastik belanjaan.

Banyak keuntungan berganda yang bisa didapatkan bila belanja di pasar tradisional. Disamping menghindari kalap belanja atau
lapar mata saat Ramadan, karena kita kurang menemukan kebutuhan sekunder. Juga di pasar tradisional bahannya segar. Misalnya sayur, ikan dan daging yang belum melalui lemari pendingin atau ruang pembekuan.

Karena tidak semua barang belanjaan di pasar rakyat dikemas dengan plastik seperti di ritel atau pasar modern. Maka dari itu bisa menghindari produksi sampah plastik secara berlebihan. Sekaligus juga menghidupkan pengusaha atau pedagang kecil. Istilahnya, mari kita belanja di warung tetangga.

Ilustrasi: Pasar Modern atau Ritel. Sumber: Dokpri | ASRUL HOESEIN
Ilustrasi: Pasar Modern atau Ritel. Sumber: Dokpri | ASRUL HOESEIN

"Pakar keuangan menyarankan, jangan memiliki kartu kredit lebih dari dua. Selain membingungkan, Anda pun cenderung berbelanja lebih banyak"

Sungguh luar biasa pengaruh atau perubahan yang terjadi terhadap hidup kehidupan, yang seharusnya umat muslim mengambil hikmah dibalik musibah pandemi Covid-19 agar bisa menahan diri dari segala bentuk aktifitas yang keluar dari norma agama yang menghendaki keseimbangan.

Dengan tidak berbelanja banyak selama Covid-19, apalagi menghindari berbelanja berlebihan. Setidaknya bisa menghindari produksi sampah, menghemat uang lebaran Idul Fitri, dan terhindar dari kemacetan dan tumpah ruah di pusat perbelanjaan modern.

Buat Daftar Belanjaan

Menghindari belanja diluar kebutuhan, kiatnya buat daftar belanjaan sebelum ke pasar. Daftar belanjaan tersebut akan persingkat waktu berada di pasar. Selain itu juga belanja lebih terarah karena hanya berpatokan pada daftar yang telah disiapkan sebelumnya.

Juga untuk lebih terjadi efisiensi, buat rencana menu berbuka puasa. Tempel daftar menu itu di dekat dapur, biar keluarga bisa membaca dan saling mengingatkan. Pedomani secara disiplin dan wajib dijalankan dengan konsisten. Salah satu cara yang paling jitu mencegah belanja berlebihan dan mengajari anak-anak hidup disiplin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

15 March 2024

MYSTERY CHALANGE

Mystery Challenge | Video Youtube to KGNow Semarak Pasar Takjil
ramadan bercerita 2024  ramadan bercerita 2024 hari 5 
16 March 2024
Lokasi Ngabuburit Favorit
ramadan bercerita 2024 ramadan bercerita 2024 hari 6
17 March 2024
Menu Sahur Tinggi Serat
ramadan bercerita 2024 ramadan bercerita 2024 hari 7

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun