choirul hisyam
choirul hisyam Guru

Seorang guru Swasta

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Kerinduan Mudik dan Pesan Akhir Ramadhan

12 Mei 2021   20:12 Diperbarui: 12 Mei 2021   20:17 1012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kerinduan Mudik dan Pesan Akhir Ramadhan
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Alhamdulillah sebulan penuh umat Muslim di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa dalam suasana yang berbeda,  demikian pula umat Muslim di Indonesia.

Setelah menjalani puasa Ramadhan rasanya kurang lengkap tanpa mudik bagi umat Muslim Indonesia. Tradisi mudik tidak bisa dilepaskan dari umat Muslim di Indonesia,  
Tahun lalu, kita mengalami hal yang lebih sama yaitu larangan mudik. Namun, tahun ini suasanya berbeda.

Tahun lalu, larangan mudik lebih dipatuhi karena kekhawatiran kita begitu tinggi akan penyebaran virus Covid-19 yang belum banyak kita ketahui.

Tahun ini, larangan mudik seperti buah simalakama. Mungkin karena kejenuhan yang menumpuk. Mungkin karena perasaan lebih aman lantaran vaksin dan klaim kemampuan pemerintah mengendalikan. Mungkin rasa rindu yang mendalam sama keluarga dikampung, sudah 2 tahun tidak ketemu.

Memang banyak yang sadar tidak mudik karena mempertimbangkan kesehatan, keselamatan dan kehidupan bersama yang lebih baik. Namun, banyak juga yang mengabaikannya dan nekat karenanya.

Rombongan pemudik beberapa kilometer panjangnya yang memaksa melintas di tengah larangan adalah bisa kita katakan gambaran ketidakpatuhan. Bisa juga kita katakan sebuah cermin yang membahayakan.

Polisi dan aparat keamanan kemudian mengambil diskresi untuk meloloskan lantaran menghindari kerumunan..

Jika ternyata tidak dilakukan dan diloloskan sampai kampung halaman, lantas bagaimana sikap kita menghadapi situasi seperti ini? Semoga Allah memberi kemudahan dan menolong kita semua.

Pesan Terakhir Ramadhan

Bergulirnya waktu tak terasa telah menghantarkan kita di pengujung bulan suci Ramadhan. Tamu agung itu kini akan berpamitan meninggalkan kita dengan sejuta pelajaran dan kebaikan sebagai hadiah terbaik bagi kita semua. 

Deraian air mata kerinduan karena perpisahan dengan tamu agung ini dirasakan oleh umat Islam di seluruh dunia, sebagaimana para sahabat meneteskan air mata kesedihan karena takut tidak bisa bertemu kembali dengannya.

Pesan pertama, setelah Ramadhan pergi, jangan kita lupakan aku (puasa) karena aku (puasa) akan datang kembali menghampiri kita  semua tiada lain agar kita selalu mengingat puasa, seperti puasa sunnah-sunnah yang lain sehingga aku (puasa) pasti menunggumu di pintu Ar Rayyan.

Pesan kedua, setelah Ramadhan pergi, jangan kita biarkan kitab suci Alquran bersampulkan debu, tetaplah selalu membacanya seperti sediakala ketika Ramadhan ada bersamamu.

Karena  Alquran merupakan salah satu yang dapat memberi syafaat kelak. Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu alaihi wa salam : "Puasa dan Alquran itu akan memberikan syafa'at kepada hamba di hari kiamat. Puasa akan berkata, 'Ya Rabbi, aku telah menghalanginya dari makan dan syahwat, maka perkenankanlah aku memberikan syafa'at untuknya.' 

Sedangkan Alquran akan berkata, 'Ya Rabbi, aku telah menghalanginya dari tidur di malam hari, maka perkenankanlah aku memberikan syafa'at untuknya.' Maka Allah Subhanallahu wata ala memperkenankan keduanya memberikan syafa'at." (HR Imam Ahmad dan Ath-Thabrani).

Pesan ketiga, setelah Ramadhan pergi, jangan kita tinggalkan shalat malam walaupun kamu sanggup hanya melakukan beberapa rakaat saja, sungguh shalat malam mampu mendekatkanmu dengan Raja-ku.

Pesan keempat, setelah Ramadhan pergi, jangan kita tinggalkan kebaikan-kebaikan yang sudah kita lakukan di saat Ramadhan ada di sisi, ketahuilah bahwasanya Raja-ku senantiasa mencintai satu amalan kebaikan yang dilakukan tanpa henti walaupun itu sedikit. Sebagaimana sebuah hadis dari 'Aisyah Radiallahu anhu, beliau mengatakan bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wa salam bersabda "Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta'ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit." (HR Muslim).

Pesan kelima, jadilah kita insan yang senantiasa beribadah kepada Allah, jangan kita beribadah hanya dibulan Ramadhan saja, karena sungguh Allah itu Tuhan di seluruh waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun