KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.
Baiknya Puasa dan Sholat Semakin Dihayati
Lebaran baru saja usai. Bulan penuh berkah, Ramadan sudah berganti menjadi bulan Syawal. Beberapa diatara kita ada yang langsung menjalani ibadah puasa Syawal selama 6 hari.
Beberapa yang lainnya melakukan puasa syawal dengan dicicil setiap hari selama bulan Syawal sampai genap sebanyak 6 hari. Hal itu sama saja pahalanya yaitu berpuasa sunah 6 hari pada bulan Syawal.
Menjalankan puasa dengan penuh disiplin di luar bulan Ramadan menjadi target yang baik bagi umat Islam dalam meningkatkan penghayatan tentang keutamaannya.
Selama Ramadan itu juga kita semakin intens menjalankan ibadah sholat. Selain sholat wajib juga melaksanakan sholat sunah Tarawih dan sholat-malam sebelum makan sahur.
Kini saatnya kita harus mampu menghayati kehusyuan sholat yang kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
Sesungguhnya sholat adalah percakapan pribadi antara seorang hamba dan Allah. Antara mahluk dengan Khaliq, antara penyembah dan pemilik Tuhan langit dan bumi.
Sebuah hadits dari riwayat sahabat Rasulullah, Abu Huraira menjadi saksi ketika Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa Allah SWT berfirman,
'Aku telah membagi sholat antara aku dan hamba-Ku menjadi dua bagian yang sama dan hamba-Ku akan mendapatkan apa yang dia minta di bagiannya.'
Menurut hadits Qudsi tersebut di atas adalah menggambarkan tentang Surat Al Fatihah yang merupakan inti dari sholat yang setiap rakaat sholat selalu dibacakan.
Surat Al Fatihah ini di dalamnya terdapat ringkasan dialog tetang hubungan antara Allah SWT dan hamba-Nya.
Dialog yang sangat mesra menunjukkan Kasih dan Sayang Allah kepada hambaNya.
Mari kita uraikan ayat demi ayat dari surat Al Fatihah. Pada saat seorang hamba melafalkan ayat Al-Hamdu lillhi rabbil-'lamn, maka Allah SWT menyebutnya bahwa hamba-Ku memuji-Ku.
Pada saat hamba-Nya menyebut, Ar-rahmanir Rahiim, maka Allah SWT menyebut sebagai ucapan bahwa hambaNya mengulangi pujian untuk DiriNya.
Pada saat hambaNya menyebut ayat Maaliki yaumid diin, maka Allah SWT berfirman bahwa hambaNya selalu mengagungkan DiriNya.
Ketika seseorang mengucapkan, Maaliki yaumid diin, maka hal itu berarti hamba yang selalu meninggikan status Allah SWT Yang Maha Tinggi.
Pada ayat selanjutnya, seorang hamba menyebutkan ayat 'Iyyaka na'budu wa iyyaaka nasta'in'.
Ketika ayat tersebut disebutkan maka Allah SWT menyambutnya dengan firmanNya, 'Ini adalah penghubung antara Aku dan hamba-Ku, dan untuk hamba-Ku akan diberikan sesuai apa yang dia minta.'
Para Ahli Tafsir memberikan pemahaman tentang ayat tersebut. Pada ayat ini terdapat dua pernyataan, yaitu 'Iyyaka na'budu' dan 'Iyyaka nasta'in'.
Ayat 'Iyyaka na'budu' memiliki tafsir tentang hubungannya dengan tiga ayat pertama dari surat Al Fatihah.
Kemudian ada ayat selanjutnya dengan menyebutkan 'Iyyaka nasta'in' berisi permohonan pertolongan dari seorang hamba kepada Allah SWT.
Pada ayat tersebut juga memberikan gambaran bahwa seorang hamba harus menyempurnakn terlebih dulu penghambaanNya atau kewajibannya, baru kemudian memohon haknya yaitu pertolongan dari Allah Yang Maha Penolong.
Pada ayat selanjutnya, ketika hamba Allah membaca 'Ihdinas-Shirathal mustaqiim' sampai akhir surat, maka Allah SWT berfirman, 'Ini milik hamba-Ku dan untuk hamba-Ku sesuai yang dia minta'.
Menghayati sholat melalui 7 ayat dari surat Al Fatihah yang dibacakan di setiap rakaat sholat, sudah cukup bagi kita merasakan dialog mesra antara mahluk fana dan Kholiqnya Allah Yang Maha Pencipta.
Saat kita menganggap sholat merupakan momen pertemuan dengan Allah dan menjadi dialog hamba kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Sholat adalah untuk mengadukan segala keluh kesah dalam menghadapi kehidupan di dunia, maka semakin terasa betapa khusyu dan nikmat ibadah sholat.
Bagaimanapun sholat dan puasa yang kita laksanakan dalam keseharian kita sudah menjadi ibadah yang istiqomah.
Semua itu tentu saja berkat tempaan selama Ramadan yang lalu. Kini hanya tinggal merutinkan dalam keseharian. Maha Suci Allah.
Salam Lebaran @hensa17.