Rumah Aman Saat Mudik
Mudik merupakan saat yang menyenangkan untuk berkumpul bersama keluarga dan kerabat. Jadi, jangan heran kalau berbagai cara dilakukan masyarakat agar dapat pulang ke kampung halaman.
Bahkan ada yang nekat mudik menggunakan bajaj, misalnya. Bajaj yang biasanya digunakan sebagai alat transportasi jarak dekat (dalam kota), dipaksa menempuh perjalanan ke luar kota dengan jarak puluhan bahkan ratusan kilometer demi pulang kampung.
Bajaj tidak hanya berpenumpang tiga orang, melainkan memuat satu keluarga, tak kurang dari lima orang. Belum lagi barang bawaan diikat memenuhi atap bajaj. Bayangkan, betapa beratnya beban yang harus disangga angkutan beroda tiga itu!
Perjuangan mudik lainnya adalah saat terjadinya kemacetan parah karena jumlah kendaraan meningkat secara signifikan selama periode mudik. Belum lagi dalam perjalanan ada beberapa titik ruas jalan yang tidak memadai (rusak atau berlubang), bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan dan menghambat kelancaran perjalanan.
Kesalnya lagi jika jalur dialihkan dan diharuskan masuk ke jalur alternatif yang jauhnya tidak kepalang tanggung karena harus memutar.
Meskipun mudik menyenangkan, tetapi meninggalkan rumah bisa membuat kita khawatir. Bagaimana jika ada yang mencoba masuk? Atau apa yang terjadi jika ada kebocoran air, konsleting listrik?
Satu hal yang pasti, sebaiknya kita jangan latah atau bangga mewartakan perjalanan pulang kampung dengan mengunggah ke media sosial, menceritakan kita sudah sampai di kota Tralala, memposting foto saat singgah di rest area.
Jika ini dilakukan, secara tidak sadar kita memberi informasi kepada khalayak (termasuk orang-orang yang berniat melakukan kejahatan) bahwa rumah kita dalam keadaan kosong.
Biarlah hanya pengurus kampung/perumahan atau orang-orang tertentu saja yang mengetahui kita pulang kampung. Jangan tergila-gila memposting segala sesuatu ke media sosial.
Sebelum meninggalkan rumah, sebaiknya dilakukan upaya penggantian lampu teras, samping, ruang tamu, dengan lampu sensor cahaya.
Hal ini perlu dilakukan karena maling dengan sasaran rumah kosong dapat menandai rumah tanpa penghuni dengan mengamati lampu teras/ruang tamu. Jika lampu teras menyala sepanjang hari, berarti rumah kosong.
Dengan menggunakan lampu sensor cahaya, lampu secara otomatis akan menyala jika hari mulai gelap (menjelang magrib) dan mati saat cahaya mulai terang (pagi hari), seakan-akan rumah berpenghuni, ada yang menghidupkan dan mematikan lampu.
Sebelum mudik, pastikan mematikan lampu, perangkat elektronik, lepas semua steker yang masih terhubung dengan aliran listrik. Hal ini perlu dilakukan agar menghemat energi dan meminimalisir terjadinya konsleting arus pendek listrik.
Selain itu perlu mematikan semua kran agar tidak terjadi kebocoran air yang bisa menyebabkan meteran PDAM melonjak tinggi.
Bagi rumah yang memiliki perangkat pengamanan berupa CCTV, jangan lupa mengaktifkannya agar dapat mengamati keadaan rumah lewat perangkat gawai. Jangan lupa menyimpan barang berharga di tempat tersembunyi atau jika memungkinkan bawa saja mudik.
Hal paling penting dari semua itu, pastikan semua pintu digembok dan jendela terkunci rapat/kuat sebelum berangkat mudik. Ini merupakan langkah terpenting guna mencegah orang yang tidak diundang masuk ke dalam rumah.
ketiban sampur melakukan ronda selama perumahan ditinggal mudik.
Di perumahan yang kami tinggali, pengurus selalu mendaftar informasi siapa saja yang mudik melalui grup WhatsApp. Bagi yang tidak mudik, merekaSebelum pulang kampung, pemudik diwajibkan menyetorkan sumbangan suka rela yang akan dipergunakan membeli gula, teh, kopi, dan penganan untuk bapak-bapak yang melakukan ronda.
Perumahan kami tidak dijaga satpam, memiliki tiga gang dilengkapi portal. Gang itu dipergunakan masyarakat desa untuk melintas antar dusun/padukuhan. Jadi siapa pun bebas melintas sebelum portal ditutup malam hari.
Situasi ini tentu berbeda dengan cluster dengan jumlah rumah terbatas, one gate system, security 24 jam, diawasi kamera CCTV di beberapa titik.
Jika penghuninya mudik, tentu saja tidak serepot orang-orang yang tinggal di perumahan seperti kami. Mereka tinggal berangkat dan mengirim pesan WhatsApp kepada security: kami pulang kampung, tolong tetap dipantau keamanan rumah kami dan keamanan lingkungan cluster. Selamat melakukan tugas dengan baik!