Mahéng
Mahéng Penulis

Hidup adalah perpaduan cinta, tawa, dan luka. Menulis menjadi cara terbaik untuk merangkai ketiganya.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Menjadi Proaktif di Kompasiana: Mengapa Penting dan Bagaimana Melakukannya?

18 Maret 2024   19:19 Diperbarui: 18 Maret 2024   19:23 1274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjadi Proaktif di Kompasiana: Mengapa Penting dan Bagaimana Melakukannya?
Jay Akhmad memandu Kelas 7 Habits. Foto: Dokumentasi oleh Siva 

Bagaimana Cara Mengetahui Apakah Kita Proaktif atau Reaktif? 

Mari kita coba dengan ilustrasi berikut:

Ketika Kompasianer ingin menulis tentang topik Ramadan Bercerita 2024, apa yang ada di dalam top of mind Kompasianer? 

Ingin diangkat sebagai Artikel Utama? Ingin memenangkan smartwatch atau hadiah utama lainnya? Atau sekadar ingin bercerita saja, ada atau tidak ada hadiah? 

Top of mind ini menentukan apakah Kompasianer ini proaktif atau justru reaktif. 

Ketika top of mind Kompasianer masih berkutat pada hadiah dari kompetisi, kemungkinan besar Kompasianer masih terjebak dalam jerat determinasi pola didik dan personal branding.

Determinasi pola didik yang menanamkan rasa ingin selalu terdepan dan mendapatkan pengakuan dapat memengaruhi cara Kompasianer memandang peluang menulis. Personal branding yang berfokus pada pencitraan diri dan kesuksesan individual juga dapat memperkuat pola pikir reaktif.

Apakah itu salah? Buku The 7 Habits ... tidak berbicara tentang salah atau benar, tetapi efektif atau tidaknya kita menjalani hidup. Dan pola pikir reaktif adalah salah satu yang membuat kita tidak efektif dalam menghabiskan sisa umur kita.

Penting untuk diingat bahwa efektivitas berbeda dengan instan.

Makanya kita sering memunculkan pertanyaan, kok enggak kerasa ya, Ramadan sudah seperempat bulan, perasaan baru kemarin tarawih pertama?

Orang-orang yang terjebak dalam pola pikir reaktif cenderung lebih terpengaruh oleh etika kepribadian. Etika kepribadian berfokus pada pencitraan diri, kesuksesan individual, dan pengakuan eksternal. Di sisi lain, etika karakter berfokus pada nilai-nilai internal, kebajikan, dan kontribusi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun