Iis Suwartini
Iis Suwartini Dosen

Iis Suwartini merupakan dosen di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta sejak tahun 2014. Mengajar pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Saat ini sedang menempuh studi S3 pada jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Sebelas Maret (UNS). Penulis aktif menulis kolom opini, cerpen, cerita sejarah dan cerita misteri di beberapa koran.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Keunikan Masjid di Yogyakarta, Wisata Religi Lintas Zaman

30 April 2021   22:46 Diperbarui: 30 April 2021   22:49 2388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keunikan Masjid di Yogyakarta, Wisata Religi Lintas Zaman
Masjid Agung Kotagede foto Sri Rejeki Kompas .com

Yogyakarta dengan sejuta pesona menjadikannya tempat yang begitu dirindukan. Siapapun yang pernah menginjakan kaki di Kota Yogyakarta pasti ingin bernostalgia. 

Salah satu keunikan yang terdapat di Yogyakarta yaitu pada bangunan berupa masjid. Masjid di Yogyakarta juga kerap dijadikan wisata religi bagi para wisatawan. Berikut ini beberpa masjid yang memiliki daya tarik tersendiri.

Masjid Agung Kotagede merupakan masjid tertua di Yogyakarta dibangun oleh Sultan Agung pada tahun 1640. Masjid tersebut terletak di selatan Pasar Kotagede.  

Bentuk gapura masjid menyerupai tempat peribadatan umat  Hindu dan Budha yang biasa dikenal dengan sebutan rana/kelir. Terdapat prasasti yang menjelaskan pembangunan  masjid pada masa Sultan Agung  dan Pakubuono. Perbedaannya terletak pada tiang masjid yang digunakan pada awalnya ting berupa kaya setelah direnovasi pada masa Pakubuono menggunakan tiang besi.

Mesjid Kotagede merupakan wujud toleransi umat agama Hindu dan Budha yang pada waktu itu turut membantu membangun masjid. Bangunan inti masjid merupakan bangunan Jawa berbentuk limasan, terdiri dari ruang inti dan serambi.  

Pada bagian luar terdapat sebuah bedug  hadiah dari Nyai Pringgit.  Di halaman masjid terdapat tembok warna merah tua serta terdapat batu seperti marmer yang di permukaannya ditulis aksara Jawa.

Masjid Gedhe Kauman foto Kompas.com
Masjid Gedhe Kauman foto Kompas.com
Masjid  selanjutnya yang tak kalah bersejarah adalah Masjid Gedhe Kauman berada di sebelah barat kawasan Alun-Alun Utara beralamatkan di Kampung Kauman, Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta. Pembangunan masjid dilakukan pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1773. Masjid Kauman memiliki satu gedung induk dengan satu ruang utama sebagai tempat shalat.  Pada halaman masjid terdapat pagongan yang digunakan sebagai tempat menyimpan gong. Gong ini dipergunakan saat acara Sekaten.

Masjid ini paling ramai dikunjungi wisatawan pada saat acara sekaten pada bulan Maulud untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.  Pada saat perayaan Sekaten akan dibunyikan gendhing-gendhing dalam upacara kemudian  diadakan Grebeg.  Gunungan kemudian diarak  dari kraton menuju  lingkungan Masjid  Gedhe Kauman Yogyakarta. Momen inilah yang paling dinantikan, wisatawan sangat antusias untuk berebut Gunungan.

Masjid Jogokariyan pun cukup diminati berada di Jalan Jogokariyan 36, Kelurahan Mantrijeron, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta. Masjid tersebut merupakan masjid fenomenal. 

Masjid tersebut tak pernah sepi dari berbagai kegiatan. Manajemen yang baik menjadikan kunci keberhasilan dalam mengelola masjid.  Solat jamaah pun tidak pernah sepi meskipun pada salat subuh.

Sukses menjadi pelopor kampung Ramadan kini pun berhasil melakukan penggalangan dana untuk membeli kapal selam pengganti Nanggala 402. Masjid tersebut memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat. Tak heran masjid  Jogokariyan sering kali dijadikan studi banding baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Masjid selanjutnya Masjid Suciati Saliman berada di Jalan Gito Gati, Pandowoharjo, Sleman Yogyakarta.  Masjid ini dibangun diatas lahan seluas 1.600 meter persegi. Masjid tersebut sering kali menjadi wisata religi karena bangunannya yang unik menyerupai Masjid Nabawi di Madinah. Terdapat 3 lantai bagian paling bawah digunakan untuk basement, lantai Satu digunakan sebagai gedung serba guna, lantai dua dan tiga untuk salat berjamaah.

Masjid  Suciati Saliman nampak sangat megah terdapat 9 pintu yang melambangkan Wali Songo. Terdapat 5 menara yang melambangkan sholat lima waktu. Terdapat beduk dari kayu trembesi berusia 127 tahun dari Majalengka berasal dari kulit kerbau jantan. Masjid tersebut kerap kali menjadi tujuan wisata religi karena keunikannya. Pengunjung ingin melihat langsung bagaimana kemegahan masjid yang mirip dengan  masjid Nabawi.

Terakhir ada Miniatur Masjid Raya Baiturrahman Aceh. Berlokasi di ringroad selatan Pedukuhan Pluragan, Kalurahan Tirtonirmolo, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, dan berada tepat di salah satu simpang 4 ringroad selatan. Masjid tersebut dibangun menyerupai Masjid Raya Baiturrahman Aceh. Bagi Anda yang penasaran dengan Masjid Raya Baiturrahman Aceh anda dapat mengunjungi miniaturnya  di Bantul Yogyakarta.

Pembangunan masjid ini berlangsung sekitar setahun  dan diresmikan pada tahun 2010.  Masjid tersebut dibangun di atas tanah seluas 1.072 meter. 

Mari tingkatkan keimanan kita dengan berwisata religi. Yogyakarta bisa jadi alternatif tujuan wisata religi bersama keluarga dan sanak famili.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun