Ika Maya Susanti
Ika Maya Susanti Penulis

Lulusan Pendidikan Ekonomi. Pernah menjadi reporter, dosen, dan guru untuk tingkat PAUD, SD, dan SMA. Saat ini menekuni dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Nostalgia Ramadan Versi Generasi 90-an

2 April 2023   11:19 Diperbarui: 2 April 2023   11:23 1348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nostalgia Ramadan Versi Generasi 90-an
Ilustrasi: kombinasi Pixabay dan Canva

5. Waktu berbuka lebih cepat di hari puasa terakhir

Masih di bahasan kebiasaan ibu saya yang menganggap saya masih kecil dan masih belajar puasa, ada lagi kebiasaan unik yang kadang kami lakukan. Yaitu, berbuka sebelum maghrib di hari terakhir puasa ramadan. Alasannya, itu boleh karena besok sudah Idul Fitri. 

Kalau apa yang ibu saya lakukan itu misalnya saya lakukan ke anak saya sekarang ini, tentunya ia tidak akan menurut sama sekali. Pasalnya, ia sudah punya dasar kuat yang ditanamkan para ustad atau ustadzahnya di sekolah. 

Anak zaman dulu, pelajaran agamanya saja hanya satu. Anak zaman sekarang apalagi yang sekolah di madrasah atau sekolah Islam, pelajaran agamanya saja dipecah beberapa seperti Quran Hadist, Fiqih, Akidah Akhlah, selain PAI itu sendiri.

Dasar keagamaan yang kuat itulah yang membuat anak zaman sekarang tentunya sangat tahu, mana aturan agama yang benar dan tidak.

Beberapa Kebiasaan Unik Generasi 90-an di Kala Ramadan

Jika tadi cerita saya lebih banyak tentang cara berpuasa, kali ini bahasan saya adalah seputar kebiasaan yang sepertinya kebanyakan jarang dilakukan anak-anak di masa sekarang.

Beberapa di antaranya misalnya sebagai berikut.

1. Salat subuh di masjid yang agak jauh dari rumah

Dulu sewaktu kecil dan tinggal di Lamongan, saya tinggal di rumah mbah yang posisinya di pusat kota Lamongannya. Jaraknya tidak jauh dari Alun-alun Lamongan dan Masjid Jami'.

Saat subuh, jika tarhim sudah berkumandang, biasanya saya memilih berjalan kaki untuk berangkat ke Masjid Jami' dan bukan salat subuh di masjid dekat rumah. Kalau zaman sekarang, dengan jarak sejauh itu, orang lebih memilih naik sepeda motor. Tapi waktu itu, saya tidak sendiri. Ada beberapa orang juga yang berjalan kaki untuk menunaikan salat subuh di masjid yang jaraknya agak jauh dari rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun