Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Lainnya

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Menata Waktu

28 Maret 2023   12:48 Diperbarui: 28 Maret 2023   12:53 1098
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menata Waktu
Menata waktu | Dokumen pribadi oleh Ino

Bayangan waktu telah menjadi fokus dari hari-hari di masa puasa ini. Puasa selalu berurusan dengan waktu. Waktu yang direncanakan dan ditetapkan.

Ada waktu yang di dalam waktu bersama yang ditetapkan, orang merencanakan lagi waktu untuk keluarganya. 

Tidak hanya itu, dari waktu bersama di dalam keluarga, ternyata masing-masing juga punya waktunya sendiri. Waktu untuk menulis sebagai penulis misalnya.

Waktu pribadi itu sering tidak bisa dikompromikan dengan waktu yang dimiliki oleh orang lain.

Dalam banyak tradisi spiritual, waktu memainkan peran penting. Waktu sering dipandang sebagai saat berahmat yang terbatas.

Keterbatasan itulah yang memacu manusia agar  mampu menghargai waktu. 

Dalam konteks masa khusus seperti puasa Ramadhan dan masa puasa untuk kaum kristiani, waktu memang pantas digunakan untuk mendorong pertumbuhan spiritual dan menciptakan hubungan yang lebih dalam dengan kekuatan ilahi.

Hari ini saya sungguh menikmati waktu sendiri di dalam kamar. 

Waktu ketika saya melihat betapa cuaca hari ini penuh dinamika, dari gerimis, lalu ditiup angin kencang, kemudian datang salju, lalu berubah lagi jadi terang diliputi cahaya matahari.

Waktu yang terus berubah-ubah dan semua perubahan alam itu terjadi di dalam kurun waktu tertentu. Di saat-saat alam terus berubah-ubah wajahnya, saya menarik diri untuk sejenak bermeditasi.

Dalam keheningan itu, saya belajar menyiapkan kalbu untuk menerima perubahan-perubahan.

Merenungkan waktu dalam keheningan

Sederhana saja sebenarnya, hari ini meditasi saya tentang waktu. Di belakang waktu mirip seperti pada gambar dalam tulisan ini. Di sana tangga, ada jeruji yang berdampingan dengan waktu.

Dalam banyak tradisi waktu dipakai untuk suatu latihan spiritual. Bentuk konkret dari praktik umum dalam banyak tradisi spiritual itu adalah meditasi atau juga semedi.

Pada momen semedi itulah orang belajar meluangkan waktu untuk duduk dalam keheningan dan menenangkan pikiran. 

Melalui latihan ini, seseorang dapat melepaskan diri dari gangguan kehidupan sehari-hari dan memasuki tingkat kesadaran yang lebih tinggi.

Beberapa ajaran spiritual juga menekankan pentingnya hidup di saat ini dan tidak terlalu fokus pada masa lalu atau masa depan. Dengan berfokus pada saat ini (Gegenwart), seseorang dapat melihat keindahan hidup dan kehadiran ilahi di setiap saat.

Orang bisa merasakan damai bersama keluarganya, ketika semua anggota keluarga punya waktu yang sama untuk berbuka puasa bersama dan berdoa bersama.

Waktu dan tujuan spiritual

Waktu juga dapat berperan dalam mencapai tujuan spiritual. Banyak latihan spiritual membutuhkan ketekunan dan kesabaran untuk membuat kemajuan jangka panjang. 

Dengan meluangkan waktu untuk bermeditasi secara teratur atau melakukan latihan spiritual lainnya, seseorang dapat secara bertahap memajukan perkembangan hidup rohaninya.

Dalam konteks masa puasa ini, orang bisa saja merenungkan secara khusus tentang waktu. 

Tanpa sepenuhnya kita sadari, waktu punya peran yang sangat penting dalam segala usaha pencarian kita. Ketika kita ingin memahami orang lain dan dunia, semua kita lakukan dalam suatu perjalanan waktu.

Saya percaya bahwa pemahaman kita tentang waktu akan sangat menolong kita memaknai waktu, termasuk di dalamnya terkait dengan memaknai waktu puasa ini.

Waktu tidak disangkal dari hubungannya dengan tanggung jawab

Banyak orang menyesal setelah waktu yang ada disia-siakannya. Tapi juga ada banyak yang bersyukur karena sekalipun waktunya sedikit, tapi ia bisa melakukan banyak hal.

Pertanyaan etis yang penting terkait waktu tidak lain adalah bagaimana kita menggunakan waktu dan bagaimana kita memahami tanggung jawab kita kepada orang lain dalam hubungannya dengan waktu. 

Misalnya, berapa banyak waktu yang harus kita habiskan bersama orang keluarga dan teman-teman dan berapa banyak waktu yang harus kita curahkan untuk menulis, bekerja atau berapa waktu yang siapkan untuk bersama anak-anak atau rencana lainnya?

Orang yang melupakan waktu, bisa menjadikannya lupa memaknai waktu.

Salam berbagi, ino, 28.03.2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun