Iqbal Alfajri
Iqbal Alfajri Desainer

Saya adalah seorang pembelajar.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Renungan 24 Ramadan: Malam Lailatul Qadar

4 April 2024   16:02 Diperbarui: 6 April 2024   17:37 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Renungan 24 Ramadan: Malam Lailatul Qadar
Malam lailatul qadar adalah waktu yang dinantikan oleh muslim yang berpuasa. (Dok. pexels - snapwire)

Bulan Ramadan adalah bulan saat Allah Swt mengobral pahala bagi hamba-Nya yang tekun ibadah. Di bulan ini pahala ibadah sunnah disamakan dengan pahala ibadah wajib di bulan lainnya. Sedangkan pahala ibadah wajib di bulan ini sama dengan melaksanakan tujuh puluh kewajiban di bulan lainnya.

Puncak dari kemurahan Allah Swt kepada hamba-Nya di bulan ini adalah dengan turunnya malam lailatul qadar. Malam Laylatul Qadar adalah satu malam yang keutamaannya lebih baik daripada 1000 bulan atau 83 tahun. Sangat wajar apabila kaum muslimin berlomba-lomba dalam amal sholeh untuk menyongsong malam ini.

Malam lailatul qadar jatuh pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. Meskipun tanggal pastinya tidak diketahui, namun terdapat petunjuk dalam Al-Qur'an dan hadits yang memberikan informasi tentang tanda-tanda dan keistimewaan malam ini.

Tanda-tanda yang mengiringi Lailatul di antaranya terdapat dalam riwayat Muslim, berupa penjelasan bahwa pada pagi hari setelah laiatul qadar, sinar matahari akan tampak berwarna putih dan tidak menyengat. Dalam riwayat Ahmad, disebutkan bahwa malam lailatul qadar akan terlihat terang dan tenang, seolah-olah bulan bercahaya seperti bulan purnama, dan udara menjadi sangat damai. 

Selain membaca tanda-tanda dan berusaha mendapatkan malam lailatul qadar, setiap muslim juga perlu memahami arti dan makna lailatul qadar itu sendiri. Muhammad Quraish Shihab dalam bukunya Membumikan Al-Qur'an, menjelaskan bahwa terdapat tiga arti pada kata qadar.   

Yang pertama, qadar berarti penetapan atau pengaturan sehingga lailatul qadar dipahami sebagai malam penetapan Allah Swt bagi perjalanan hidup manusia. Ada ulama yang memahami bahwa penetapan itu dalam batas setahun.    

Yang kedua, qadar berati kemuliaan. Malam tersebut adalah malam mulia yang tiada bandingnya. Ia mulia karena terpilih sebagai malam turunnya Al-Qur'an serta karena ia menjadi titik tolak dari segala kemuliaan yang dapat diraih.   

Dan yang ketiga, qadar berarti sempit. Malam tersebut adalah malam yang sempit, karena banyaknya malaikat yang turun ke bumi sehingga mereka berhimpitan.

Pada malam lailatul qadar, setiap muslim disarankan untuk melakukan ibadah dan memperbanyak amalan kebaikan seperti shalat malam, tadarus Al-Qur'an, berzikir, bersedekah, dan berbuat baik pada sesama.

Sedangkan tanda-tanda orang yang mendapatkan malam lailatul qadar menurut Quraish Shihab adalah sebagaimana tafsir ayat ke-4 surat Al-Qadar yaitu malaikat turun kepadanya. Hal tersebut bermakna bahwa malaikat selalu menganjurkan kebaikan, sehingga orang yang mendapatkan lailatul qadar, hidupnya akan selalu terdorong untuk berbuat kebaikan.  

Tanda berikutnya adalah hati seseorang yang menemui lailatul qadar senantiasa damai, tidak dendam dan tidak dengki.  Semuanya selalu dilihatnya dengan penuh kedamaian. Contoh seseorang yang senantiasa damai misalnya dia tidak suka mencela dan dia tidak mengambil hak orang lain.

Semoga kita menjadi bagian dari orang-orang yang menemui lailatul qadar sehingga kita senatiasa dalam kedamaian sebagai insan yang bertakwa. Aamiin ya rabbal alamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun