Kalimat Bersayap dan Salam Tempel Menjelang Lebaran
Rasanya tidak keliru menafsirakan kalimat si staf yang kurang lebih berbunyi, "silakan bapak berlebaran dengan tenang, akun bapak akan saya jaga dengan baik," sebagai kalimat bersayap.
Tapi, setengah dari hati saya berbisik ragu, masak iya kata bersayap berasal dari staf perusahaan yang sudah menerapkan good corporate governance (GCG) itu?
Bukankah kalau misalnya si staf betul-betul memancing agar saya memberikannya salam tempel, itu sudah berarti gratifikasi?
Saya sebagai pemberi dan si staf sebagai penerima, akan sama-sama melakukan hal yang terlarang.
Hal demikian yang membuat saya gamang mengambil sikap, dan akhirnya hanya menyampaikan ucapan terima kasih banyak saja secara tulus.
Bukan berarti saya pelit untuk berbagi. Ada beberapa petugas cleaning service dan office boy yang tetap saya berikan salam tempel setiap mau lebaran, termasuk pada lebaran kali ini.
Tak sedikit pun saya ragu mengatakan indahnya berbagi bagi petugas level bawah seperti itu, karena menurut saya itu bukan gratifikasi.
Soalnya, tak ada layanan apapun yang dilakukan si cleaning service dan office boy yang dikaitkan dengan pemberian saya itu.
Berbeda halnya misalnya saya memberi si staf, pasti saya ada pamrih untuk diistimewakan dalam pelayanannya, katakanlah mendapat privilege.
Pengalaman saya mungkin juga dialami banyak orang lain pada hari-hari menjelang lebaran.
Bagi mereka yang sering berurusan dengan pelayanan di suatu instansi dan telah mengenal baik salah seorang petugasnya, si petugas bisa saja memberi pelayanan sangat baik.