Ahai..Apa yang Kubaca Selama Ramadan?
"Sufisme adalah pengetahuan yang dipelajari seseorang agar dapat berlaku sesuai dengan kehendak Allah melalui Penjernihan hati dan membuatnya riang terhadap perbuatan-perbuatan baik"(Syekh Ibnu Ajiba (1809M)
Ramadan sudah berjalan sekitar 2 Minggu. Banyak aktivitas ibadah yang dilakukan. Baik Ibadah khusus maupun ibadah umum.
Salah satu aktitas yang lazim dilakukan adalah membaca Alquran. Sesekali sambil membaca artinya dan mengikuti kajian tentang keislaman.
Membaca sangat dianjurkan dalam Islam, sebagaimana ayat pertama yang turun berbunyi "iqra!"
Dalam surat Al alaq 1-5, surat yang pertama kali turun, kita dianjurkan untuk membaca.
اِقْرَأْبِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ - ١
"Iqra` bismi rabbikallażī khalaq".
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.
خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ - ٢
"Khalaqal-insāna min 'alaq".
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ - ٣
"Iqra` wa rabbukal-akram".
Bacalah, dan Tuhanmu lah Yang Maha Mulia,
الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ - ٤
"Allażī 'allama bil-qalam".
Mengajar (manusia) dengan pena.
عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ - ٥
"Allamal-insāna mā lam ya'lam".
Yang mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
Dalam surat ini kita dianjurkan untuk membaca dengan menyebut nama Allah.
Allah mengajar manusia dengan pena (tulisan
untuk dibaca). Dan mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
Dengan membaca kita akan belajar tentang sesuatu yang tidak kita ketahui. Tentunya lebih luas lagi tidak hanya membaca, tapi kita belajar. Belajar apa saja yang tidak kita ketahui agar menjadi tahu dan bisa.
Membaca dalam arti luas, kita belajar ilmu. Bisa belajar dari majelis taklim. Majelis untuk memperluas wawasan dan keilmuan.
Sejujurnya, saya jarang sekali membaca buku sekaligus. Lebih seringnya, saat saya ragu-ragu atau ingin mengetahui sesuatu, baru saya buka buku di bab yang sesuai dengan apa yang saya cari untuk diketahui, dari buku-buku agama koleksi suami.
Kalau ingin membaca sampai selesai, saya biasanya memilih buku ringan, baik buku pengetahuan umum, maupun yang berhubungan dengan agama.
Buku-buku berat biasanya saya baca saat ingin mendapatkan referensi yang serius dan valid. Sedang buku ringan saya baca untuk memperkaya wawasan.
Seperti Buku Jenjang-Jenjang Sufisme yang ditulis oleh Syaikh Fadhalla Haeri memperluas wawasan saya tentang apa itu Sufisme dan Islam.
Sufisme dan Islam adalah 2 hal yang tidak bisa dipisahkan, sebagaimana nurani dan kesadaran tertinggi yang tidak bisa dipisahkan dari agama.
Sufisme muncul sejak abad pertama Hijriah, sebagai bentuk perlawanan terhadap penyimpangan Islam yang dilakukan para pemimpin untuk membenarkan tujuan pribadi mereka yang suka bermewah-mewah.
Sufisme muncul tanpa gerakan terorganisir atau terdesentralisasi.
Sufisme adalah realitas terhadap kesadaran terhadap ibadah yang murni, ikhlas dan sifat luhur dalam hati.
Kunci sufisme adalah kesadaran hati, kebebasan dan keriangan jiwa dengan mengakui batas-batas lahiriah.
Menurut Syekh Ibnu Ajiba(1809 M),
"Laku sufisme bermula dari pengetahuan. Di tengahnya perbuatan, dan di penghujungnya hadiah spiritual."
Membaca buku jenjang-jenjang sufi ini memberi sisi lain dari sejarah Islam yang mungkin tidak tertulis dalam kitab-kitab Islam, sebab sufi hadir tanpa nama dan label, tapi berkembang dalam jalan yang ditempuh untuk melaksanakan perintah Allah.
Kisah Sufi
Ada kisah tentang seorang guru spiritual besar bernama Abu Madyan Al-Maghribi(1199M).
Iya tidak bersedia mengajar ribuan orang yang ingin belajar kepadanya sebelum menghabiskan waktu yg lama dalam pengasingan.
Iya tetap tinggal di kamarnya selama 1 tahun dan hanya keluar saat shalat Jumat.
Banyak orang menunggu di depan kamarnya dan memohon agar ia keluar dari kamarnya dan berbicara pada mereka. Karena dipaksa, akhirnya ia keluar. Tapi saat melihat burung-burung Pipit di pohon Seroja berhamburan saat dia keluar, ia berkata pada orang-orang yang menunggunya.
" Layakkah aku menemui kalian, sedang burung-burung pun berhamburan meninggalkanku?"
Lalu dia masuk lagi ke dalam kamarnya dan kembali mengasingkan diri. Saat ia keluar dan burung-burung Pipit tetap tinggal di pohon Seroja, barulah ia bersedia pada orang-orang yang menunggunya dan mulai mengajar.
Demikianlah. Dia mulai mengajar sebagaimana dia hidup secara penuh. Seimbang dalam dan luar. Sufisme memprioritaskan perhatian pada"hati" yang mencerminkan kebenaran yang "ada" di dalam nya yang melampaui dan dalam waktu.
Terlepas dari pro kontra tentang sufisme, membaca buku ini memberi pengalaman menarik dan memperkaya wawasan saya tentang Sufisme dan Islam.
Terima kasih.
Semoga buku yang saya baca bermanfaat dan menambah keimanan saya untuk beribadah dengan ikhlas dan gembira.
Salam....
Daftar pustaka
Syaikh Fadhalla Haeri.1990. Jenjang-jenjang Sufisme. Pustaka Pelajar Yogyakarta. Cetakan Pertama (2000)