Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.
Tata Hati di Hari Fitri Dimulai dengan Rapikan Rumah ala KonMari
Banyak referensi, literatur, dan sumber bacaan yang dapat kita jadikan patokan dan acuan dalam beberes rumah ala KonMari ini.
Saya membaca beberapa di antaranya, lalu menarik kesimpulan bahwa beginilah langkah-langkah mengaplikasikan metode ini saat beberes di rumah.
Pertama, pilah barang ke dalam tiga kategori. Siapkan keranjang, karung atau wadah apa saja yang berukuran besar. Lalu, beri tulisan buang, simpan, dan donasi. Keluarkan semua barang yang akan dirapikan, umpama pakaian dulu. Bila, kita khawatir rumah akan berantakan. Apalagi, bila anggota keluarga di rumah lumayan banyak. Maka, per-individu saja. Umpama, milik kita saja dulu. Keluarkan semua pakaian dari lemari kita.
Saat memilah pakaian untuk dibagi ke dalam tiga kategori tersebut. Sambil memegang pakaian, tanyakan pada diri sendiri, "Apakah baju ini memberikan kebahagiaan?" Jika hati kita mengatakan tidak, maka masukkan ke keranjang 'DONASI'. Jika baju tersebut sudah usang dan tidak layak, simpan di keranjang 'BUANG'. Namun, apabila hati mengatakan baju tersebut memberikan kebahagiaan saat dipakai, memberikan manfaat bagi kita, dan akan sering digunakan dalam setiap kesempatan. Maka, masukkan baju itu ke keranjang 'SIMPAN'.
Kedua, menyiapkan tempat atau rumah yang representatif bagi barang-barang yang akan kita bereskan. Karena, meskipun setengah mati kita atur dan rapikan. Apabila, belum ada rumah untuk barang-barang tersebut. Maka, potensi untuk kembali acak-acakan setelah dibereskan sangat besar.
Oleh karena itu, pastikan kita sudah menyiapkan tempat atau rumah bagi barang yang akan kita atur dan rapikan. Umpama, jika pakaian maka kita harus sudah menyediakan lemari yang cukup. Kalau bisa dan tempat memungkinkan, simpan pakaian tersebut dalam sebuah ruangan khusus.
Bila kita tidak memiliki dana yang cukup untuk membeli wadah atau tempat bagi barang-barang tersebut. Maka, manfaatkanlah kardus bekas mie, kotak sepatu, dan lain-lain.
Ketiga, untuk pakaian lipat secara vertikal. Hal ini berguna agar baju tidak mudah berantakan, jika diambil secara sembarang.
Contohnya saya, di rumah ada tiga anggota keluarga laki-laki. Mereka bila mengambil baju itu suka asal cabut saja. Tidak peduli ada hati yang hampa setelah proses itu. Baju yang sudah dirapikan emak seharian, ambruk begitu saja. Bahkan, berceceran. Padahal, sudah kita setrika selama seharian penuh. Nyesek sekali tuh, kalau begitu.
Namun, bila kita melipat pakaian secara vertikal. Tatkala, diambil secara acak dan berantakan. Mudah bagi kita untuk membereskannya kembali.
Sepanjang pengalaman saya, bila disusun secara vertikal potensi susunan pakaian yang ambruk di lemari lumayan bisa diminimalisir. Selain itu, dengan melipat pakaian secara vertikal dapat menghemat ruang penyimpanan, lho.