Isur Suryati
Isur Suryati Guru

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Zero Waste Challenge: Dunia Bebas Sampah Mulai dari Rumah

14 Maret 2024   09:01 Diperbarui: 14 Maret 2024   09:06 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zero Waste Challenge: Dunia Bebas Sampah Mulai dari Rumah
Dok. Pribadi/FB Isur Suryati 

Kontribusi Zero Waste Challenge terhadap Pelestarian Alam:

Setiap langkah kecil dalam Zero Waste Challenge, seperti membawa botol minum sendiri atau menggunakan sedotan bambu, memiliki efek domino yang besar. Dengan mengurangi sampah, kita membantu menjaga kelestarian alam, melindungi sumber daya alam, dan memerangi perubahan iklim.

Zero Waste Challenge bukan hanya tentang gaya hidup, tetapi tentang tanggung jawab kita terhadap bumi dan generasi mendatang. Mari bersama-sama ciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan dengan memulai Zero Waste Challenge di kehidupan sehari-hari.

Cara Menerapkan Zero Waste Challenge dalam Kehidupan Sehari-hari:

Saya, seorang ibu rumah tangga yang penuh semangat, tergerak hati setelah mengikuti Instagram seorang influencer tentang bahaya sampah. Saya terinspirasi oleh Zero Waste Challenge dan memutuskan untuk mencobanya dalam kehidupan sehari-hari saya.

Perjalanan saya dimulai dengan langkah kecil:

Saya selalu membawa tas belanja kain saat berbelanja, menolak sedotan plastik, dan memilih botol minum isi ulang. Saya bahkan mulai membuat sendiri sabun cuci piring dan deterjen dengan bahan-bahan alami untuk mengurangi botol plastik.

Saya mulai memperhatikan kemasan produk. Saya memilih produk dengan kemasan minimal, terbuat dari bahan daur ulang, atau yang dapat digunakan kembali. Saya juga belajar membuat sendiri produk-produk seperti pasta gigi dan pembersih wajah untuk mengurangi sampah kemasan.

Saya mempelajari teknik kompos untuk mengubah sisa makanan dan sampah organik menjadi pupuk yang bermanfaat bagi tanaman saya. Saya juga belajar mendaur ulang sampah plastik, kertas, dan kaca dengan benar.

Saya mulai mencari dan mendukung bisnis yang menerapkan prinsip zero waste. Saya senang membeli produk-produk lokal yang dikemas dengan bahan ramah lingkungan dan diproduksi dengan cara yang berkelanjutan.

Perjalanan saya tidak selalu mudah. Ada kalanya saya merasa kesulitan menemukan produk ramah lingkungan atau tergoda untuk membeli barang dengan kemasan plastik yang menarik. Namun, tekad saya untuk hidup bebas sampah dan melindungi bumi selalu memotivasi saya untuk terus berusaha.

Kisah saya menunjukkan bahwa Zero Waste Challenge bukan hal yang mustahil. Dengan tekad, pengetahuan, dan sedikit kreativitas, kita semua dapat mengubah kebiasaan dan menjadi bagian dari solusi untuk mengatasi masalah sampah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun