Euforia Ramadhan: Belanja Bareng Yatim Dhuafa
BULAN RAMADHAN
Bulan Ramadhan, sebuah periode yang suci dalam ajaran agama Islam, di mana umat Muslim melaksanakan salah satu dari lima rukun islam yaitu puasa dari fajar hingga matahari terbenam. Selain sebagai waktu untuk melaksanakan ibadah puasa, bulan Ramadhan dianggap sebagai kesempatan emas untuk meningkatkan kebaikan, saling berbagi, dan memperdalam hubungan spiritual dengan Allah SWT.
Selama bulan suci Ramadhan, umat Muslim di seluruh dunia menyaksikan momen-momen yang sangat bermakna dalam praktik keagamaan mereka. Puasa dari fajar hingga matahari terbenam menjadi rutinitas yang tak terpisahkan dari ibadah mereka, menciptakan atmosfer kekhidmatan dan kesucian yang memenuhi setiap detik. Namun, Ramadhan bukan hanya soal menahan diri dari makanan dan minuman; itu adalah kesempatan untuk menyucikan jiwa, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan memperdalam spiritualitas. Umat Muslim memanfaatkan waktu ini untuk merenungkan nilai-nilai kebaikan, keadilan, dan kasih sayang, berusaha meningkatkan kualitas diri, mengendalikan dorongan negatif, dan memperdalam pemahaman agama melalui membaca Al-Quran, berdzikir, dan melakukan amal kebajikan. Ramadhan juga menjadi panggung untuk mempererat tali persaudaraan di antara sesama Muslim, di mana dalam semangat kerjasama dan kebersamaan, mereka berkumpul untuk berbuka puasa bersama, berbagi makanan, dan memberikan dukungan moral, menciptakan ikatan emosional yang kuat di antara mereka.
Pada bulan suci ini, umat Islam juga dianjurkan untuk memperdalam empati mereka terhadap orang-orang yang kurang beruntung. Melalui berbagi dengan sesama, baik dalam bentuk sedekah, zakat, atau bantuan sosial lainnya, mereka menunjukkan kepedulian mereka terhadap orang-orang yang membutuhkan. Hal ini menciptakan lingkungan yang penuh kasih dan perhatian, di mana setiap individu merasa dihargai dan didukung. Tapi, di atas segala kebaikan yang dilakukan sepanjang Ramadhan, tujuan utama umat Muslim adalah mendapatkan pengampunan dan keberkahan dari Allah SWT. Dengan menjalankan ibadah dengan tulus dan ikhlas, umat Islam berharap untuk memperoleh pahala yang besar, membersihkan jiwa mereka dari dosa, dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
BERBAGI TERHADAP SESAMA
Oleh karena itu, bulan Ramadhan bukan hanya sekadar periode puasa fisik, tetapi juga merupakan perjalanan spiritual yang mendalam bagi umat Islam. Di setiap langkahnya, mereka berusaha untuk meningkatkan kebaikan, mencari keridhaan Allah SWT, dan menyebarkan cinta serta kedamaian kepada sesama manusia. Berbagi juga dipandang sebagai cara untuk membersihkan dan menyucikan jiwa, serta menjadi contoh baik bagi orang lain, yang dapat mendorong penyebaran kebaikan dan mendatangkan doa serta keberkahan dari Allah SWT. Dengan demikian, berbagi selama bulan Ramadhan bukan hanya sebagai tindakan kebaikan semata, tetapi juga sebagai bagian integral dari ibadah dan spiritualitas Islam, memberikan banyak keutamaan dan manfaat baik di dunia maupun di akhirat bagi umat Muslim yang melaksanakannya dengan ikhlas dan kasih sayang yang tulus.
Rasulullah bersabda : “Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai: (1) umurnya di manakah ia habiskan, (2) ilmunya di manakah ia amalkan, (3) hartanya bagaimana ia peroleh dan di mana ia keluarkan dan (4) mengenai tubuhnya di manakah usangnya.” (HR. Tirmidzi).
Dalam harta yang dititipkan oleh Allah pada kita, terdapat hak-hak orang lain di dalamnya. Allah berfirman : “Bahwa dalam setiap harta terdapat hak orang lain (orang yang meminta-minta dan orang yang tidak meminta-minta).” (QS. Adz-Dzaariyat : 19).
Oleh karena itu, merupakan tanggung jawab moral bagi setiap Muslim untuk menjaga kebersihan harta mereka dengan memastikan bahwa hak-hak orang lain terpenuhi. Kita diperintahkan untuk memperlakukan harta kita dengan penuh keadilan dan integritas, menyadari bahwa setiap aset yang kita miliki memiliki konsekuensi moral yang menyertainya. Kita kembali diingatkan bahwa Allah SWT akan mempertanyakan bagaimana kita memperoleh, menggunakan, dan membagikan harta kita, dan akan meminta pertanggungjawaban atas setiap tindakan kita dalam hal ini. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menghindari segala bentuk penyalahgunaan, penipuan, atau pelanggaran terhadap hak-hak orang lain dalam hal harta benda, karena hal tersebut dapat berdampak negatif tidak hanya dalam kehidupan dunia, tetapi juga dalam kehidupan akhirat.
PEDULI TERHADAP YATIM DAN DHUAFA
Perhatian terhadap anak yatim dan dhuafa adalah kewajiban moral yang tercermin dalam ajaran agama Islam, mengikuti jejak Rasulullah SAW yang senantiasa memberikan perhatian khusus kepada mereka. Al-Quran menegaskan pentingnya menghormati hak-hak mereka, sementara dalam hadis-hadis, Rasulullah menekankan keutamaan menjaga dan merawat mereka. Sebagai umat Islam, kita diminta untuk mengasihi dan membantu anak yatim dan dhuafa, bukan hanya sebagai tindakan kebaikan, tetapi juga sebagai bagian dari ketaatan kepada ajaran agama.
Di Indonesia, tantangan sosial yang dihadapi anak yatim dan dhuafa, seperti kemiskinan, bencana alam, dan konflik sosial, menunjukkan kompleksitas masalah tersebut. Meskipun telah ada upaya dari pemerintah dan lembaga sosial, masih terdapat tantangan seperti akses terbatas terhadap layanan pendidikan dan kesehatan berkualitas. Namun, berbagai upaya positif dari berbagai pihak, termasuk program bantuan, pendidikan, pelatihan keterampilan, dan advokasi hak-hak mereka, memberikan harapan bahwa kondisi anak yatim dan dhuafa di Indonesia dapat membaik, memberikan mereka akses yang lebih baik terhadap pendidikan, kesehatan, dan peluang masa depan yang lebih baik. Khususnya pada daerah Blora, dimana perhatian pada anak yatim dan dhuafa masih perlu banyak peningkatan. Pada daerah yang minim akses keluar dari daerah tempat tinggalnya. Seperti contoh sebagaimana dilansir JatimNetwork.com dari YouTube Sahabat Al Arif Blora yang tayang tanggal 3 April 2024, terdapat salah satu desa terpencil di Blora yang dimana jalan untuk memasuki wilayah kampung tersebut harus menerobos memasuki hutan belantara dan dikelilingi jurang. Perkampungan terpencil ini bernama Dukuh Blimbing yang menjadi perkampungan bagian dari Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
PERGERAKAN SEBAGAI KEPEDULIAN DARI MASYARAKAT
Sebagai inovasi terkait keresahan dan kepedulian atas anak yatim dan dhuafa di Kabupaten Blora yang masih banyak belum dapat terjamah oleh bantuan dari Pemerintah, maka munculah sebuah gerakan peduli terhadap anak yatim dan dhuafa yang dipelopori oleh Komunitas Anti Riba(KARIB). Melansir dari akun facebook: BloraKarib, Karib Blora merupakan komunitas non profit dan non partisan yang dibentuk sebagai wadah untuk bersama memerangi riba dan memberikan solusi kepada masyarakat berdasarkan alquran dan sunnah. Karib Blora ini juga memiliki program unggulan seperti warung berbagi, sedekah akbar, Belanja Bareng Anak Yatim Dhuafa(BBYD) dan masih banyak lagi. Program Belanja Bareng Yatim dan Dhuafa di Blora bertujuan untuk memberikan bantuan kepada anak-anak yatim dan kaum dhuafa dengan menyediakan dana yang telah disumbangkan oleh para donatur agar mereka dapat mempersiapkan diri menyambut hari raya Idul Fitri. Dalam rangkaian kegiatan ini, saya turut serta aktif dalam mendampingi anak-anak tersebut saat berbelanja, memberikan dukungan serta bimbingan yang diperlukan. Dalam wawancara singkat Ketua Panitia BBYD 2024 mengatakan,
“BBYD adalah belanja bareng yatim dan dhuafa, dimana saat ini sudah ketujuh kali di Blora, pada awalnya program ini dipelopori oleh Yayasan Karib Sahabat Umat yang bergerak dibidang keagamaan dan juga sosial. Pada umumnya anak-anak yatim dan dhuafa juga memiliki hak yang harus dipenuhi oleh orang-orang lain, disini yayasan hadir sebagai sebuah permulaan untuk melakukan pergerakan yang ada di Blora, sehingga harapan kami nantinya kegiatan semacam ini bisa di-copy paste oleh teman-teman yang lain”(Candra, 2024).
BBYD 2024
Pada tahun ini terselenggaranya kegiatan Belanja Bareng Yatim Dhuafa(BBYD) berhasil terlaksana kembali dihari Sabtu 6 April 2024 dengan tempat perbelanjaan Luwes Mall di Blora. Pada 2024 ini terhitung sudah menjadi tahun ke-7 dari terlaksananya program ini, sejak 2018 Komunitas Anti Riba(KARIB) memulai program ini dengan semangat penuh motivasi akan ambisi untuk dapat berbagi kebahagiaan dari uforia ramadhan. Pihak panitia BBYD 2024 berhasil menjaring kurang lebih sebanyak 150 anak yatim dhuafa dengan relawan lebih dari 150 orang, dimana nantinya satu orang relawan akan menjadi kakak asuh dari anak yatim dhuafa yang akan didampingi dalam berbelanja persiapan hari raya. BBYD 2024 mengalami peningkatan terhadap dana yang dibelanjakan oleh masing masing anak, jika tahun kemarin perorangan dapat berbelanja dengan nominal Rp. 300.000,000 pada tahun ini meningkat menjadi Rp. 350.000,000. Seperti yang diungkapkan Candra,
“…meskipun upaya program ini baru kecil-kecilan sebanyak 100 sampai 150 anak jika dibandingkan dengan jumlah yatim piatu di Blora masih terpaut sangat jauh. Harapan kami untuk jangka pendek semoga partisipan dapat bertambah dan juga anggaran yang terkumpul untuk paket per anaknya juga lebih banyak, jika tahun lalu 300 tahun ini 350 harapannya kalau bisa tahun depan juga naik lagi agar anak-anak dapat belanja lebih banyak barang barang”(Candra, 2024).
Melalui kegiatan ini segenap relawan juga dapat kembali merasakan uforia masa kecil dahulu saat berbelanja baju lebaran bersama keluarga, sangat terasa kehangatan dan keharmonisan antara relawan dengan anak yatim piatu. Dua individu yang tidak saling mengenal bisa menaruh kepercayaan untuk lebih dekat dan memberi perhatian antarsesama.
Kegiatan semacam ini sudah seharusnya mendapat perhatian lebih dari pemerintah dan dapat tersebar merata diseluruh daerah, banyak pelajaran dan makna inspiratif yang dapat diambil dari kedua pihak. Sebagai contoh cerita dari salah satu relawan mengenai anak yang didampinginya “Namanya Emila Dwi Safira usia 8th. Murid kelas 3 SDN Jetis 1 ini sudah yatim sejak usia 5th. Bapaknya meninggal karena sakit paru-paru. Sejak sang ibu menikah lagi, Emila bersama kakak dan adiknya (1th) diasuh oleh sang nenek yang setiap sore jualan gorengan di depan puskesmas jetis. Hari ini hari bahagia adek Emila karena bisa berbelanja di Luwes. Ini kali ke 2 adek Emila ke Luwes. Saat ditanya keinginannya adek Emila ini hendak membeli sepatu dan kebutuhan lebaran untuk sang nenek. Setelahnya membeli peralatan sekolah. Dan masih ada lebihan sedikit yang katanya akan digunakan untuk keperluan lain. Masya Allah sampai disini nyesek. Semoga Allah jadikan ananda pribadi yang Sholihah. Terimakasih orang baik...”.
Dalam kesibukan dunia modern yang serba cepat ini, seringkali kita terjebak dalam rutinitas sehari-hari dan melupakan pentingnya berbagi dan peduli terhadap sesama. Namun, kegiatan Belanja Bareng Yatim Dhuafa hari ini telah mengingatkan kita akan kekuatan kebaikan dan kehangatan hati. Melalui kegiatan ini juga, kita sekali lagi diingatkan bahwa kebaikan tak mengenal batas. Meskipun hanya sebatas belanja kecil, namun dampaknya begitu besar dalam kehidupan mereka. Senyum kecil di wajah mereka, tatapan penuh harap, itulah yang menjadi bukti bahwa setiap perhatian, setiap kebaikan yang kita berikan, memiliki nilai yang tak ternilai harganya.
Kita sudah seharusnya merasa bersyukur atas kesempatan ini, karena telah diberikan pelajaran berharga tentang arti sejati dari kasih sayang dan kepedulian. Dan dari aksi ini memiliki harapan bahwa apa yang kita lakukan hari ini dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk ikut terlibat dalam aksi kebaikan. Saat kita berjalan bersama, mari kita terus menjaga semangat kepedulian dan mengubah dunia ini menjadi tempat yang lebih hangat, lebih ramah, bagi setiap anak yang membutuhkan. Bersama, kita bisa menciptakan perubahan yang nyata dan menyebarkan kebaikan kepada mereka yang membutuhkannya.