kaekaha
kaekaha Wiraswasta

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Olahraga Terukur untuk Puasa Sehat ala Rasulullah

29 April 2021   21:44 Diperbarui: 29 April 2021   21:49 1719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga Terukur untuk Puasa Sehat ala Rasulullah
Kayang Style | @kaekaha

Rasulullah juga Berolahraga!

Menjalani ibadah puasa secara baik dan benar sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, pasti mengantarkan kita yang mengamalkannya pada derajat ketakwaan terbaik di sisi-Nya.  

Selain memaksimalkan amaliyah ruhani, di bulan Ramadan Rasulullah SAW juga tetap "adil" memberikan hak ragawinya dengan berolahraga secara teratur, cukup atau berimbang agar tubuh tetap sehat dan bugar.

Baca Juga :  Kojima Solusi Praktis Gaya Hidup Sehat ala Rasulullah

Berdasarkan beberapa hadis sahih, Rasulullah paling gemar berjalan kaki, memanah, anggar, gulat, berenang, dan berkuda. Hanya saja, memang belum ada penjelasan spesifik apakah beragam olahraga ini juga yang dilakukan beliau saat menjalankan ibadah puasa?

Luar biasanya, ilmu kesehatan modern juga telah membuktikan besarnya manfaat berolahraga cukup saat beribadah puasa, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.


#Samber2021Hari16 dan #SamberTHRKompasiana 

Olahraga Saat Berpuasa

Menurut Praktisi kesehatan olahraga dari Slim and Health Sports Therapy, dr Michael Triangto, SpKO, waktu terbaik untuk berolahraga adalah pada sore hari menjelang waktu berbuka, untuk menghindari efek berlebih dari afterburn effect atau EPOC (Excess of Post Exercise Oxygen Consumption), yaitu aktivitas pembakaran kalori pasca beraktivitas/berolahraga ketika tubuh menuju fase istirahat yang bisa menyebabkan dahidrasi.

Meskipun begitu, berolahraga pagi tetap boleh dilakukan asal, dilakukan dengan secara terukur, tidak terlalu lama dan tidak terlalu berat.

Maknanya, kita harus bisa menakar atau memperhitungkan sendiri beban dan durasi berolahraga yang efektif bisa menjaga kebugaran, sekaligus nantinya tidak akan menggangu daya tahan fisik kita selama menjalani puasa sampai datang waktu berbuka. Biasanya, ini berbanding lurus dengan kebiasaan, kebutuhan dan kemampuan olah raga kita sehari-hari.

Baca Juga :  Kisah Orang-orang Rawa Menyeimbangkan Hidup dan Kehidupan di Bulan Ramadan

Secara riil, untuk menerapkan konsep olahraga ala dr Michael Triangto, SpKO di atas, pagi hari kita bisa memulainya dengan jalan kaki berkeliling komplek atau sambil belanja sayur dan kebutuhan lainnya di pasar dekat rumah. Aktifitas sederhana ini efektif untuk memperlancar peredaran darah, sekaligus membakar kalori, sehingga metabolisme tubuh tetap berjalan.

Senam Peregangan | @kaekaha
Senam Peregangan | @kaekaha

Untuk sore hari, prinsipnya kurang lebih tetap sama, tapi karena sore hari sudah mendekati momen berbuka puasa, kalau memang sanggup boleh juga level bebannya sedikit dinaikkan. Hanya saja sekali lagi, paling amannnya tetap ambil porsi olahraga secukupnya saja, ya!

Kalau  saya, biasnya mekakukan senam ringan yang dimulai dari pemanasan dan peregangan otot-otot secara runtut dan teratur dari atas kebawah atau dari bagian leher/kepala sampai terakhir di pinggang/kaki.  

Baca Juga :  Kisah "Rumus Bagi Tiga" Jalan Sederhana Menuju Keberkahan Harta

Untuk senam leher, kita bisa melakukannya dengan gerakan teratur dan berimbang dengan menggerakkan kepala ke arah kiri dan kanan sejauh mungkin secara bergantian, lalu dikombinasikan dengan gerakan kepala ke depan dan ke belakang juga buang sejauh mungkin dan terakhir untuk meregangkan otot leher lakukan gerakan memutar kepala secara bergantian ke kiri dan kanan.

Sedangkan untuk peregangan otot bahu, bisa dengan cara melipat siku di depan dada setelah itu tarik sejauh mungkin kearah samping, setelah itu luruskan tangan dan kembali lempar sejauh mungkin kearah belakang.

Setelah peregangan bagian bahu, gerakan selanjutnya adalah peregangan pada otot pinggang. Teorinya sama, usahakan otot-otot di seputar pinggang semuanya berkontraksi. Untuk gerakannya juga sangat banyak, untuk itu silakan pilih sendiri yang paling nyaman dan dirasa paling efektif.

Baca Juga :  Meluruskan Kekeliruan Massal "Umat Muslim"

Setelah pemanasan dan peregangan, jika masih sanggup biasanya saya melakukan gerakan kayang yang juga sangat efektif untuk mengurangi pegal dipinggang dan setelah itu saya juga suka melakukan sit up dengan durasi dan beban semampunya saja.


Semoga Bermanfaat!

Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun