kaekaha
kaekaha Wiraswasta

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Kaizen untuk Kebutuhan Belajar Al Quran yang Lebih Baik

3 April 2023   23:00 Diperbarui: 3 April 2023   23:34 1829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kaizen untuk Kebutuhan Belajar Al Quran yang Lebih Baik
Membaca Alquran | @kaekaha

"Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari no. 5027)

Berkaca pada hadits diatas yang secara diksi dan narasi relatif cukup sederhana  sehingga juga cukup mudah dipahami, membaca Alquran dengan baik dan benar sudah selayaknya menjadi target semua umat Islam. 

Karena dalam konteks hadis diatas, sepertinya tidak mungkin kita bisa menjadi orang baik, bisa mengajarkan Alquran kalau kitanya sendiri masih belum bisa membaca Alquran dengan baik dan benar. Betul!?

Apalagi, selain parameter "orang baik" seperti yang dinarasikan hadis Rasulullah SAW diatas, kita umat Islam pasti paham betul bagaimana fadilah dan keutamaan membaca Alquran. Jadi,  sepertinya memang tidak ada alasan bagi kita untuk tidak terus dan terus belajar memperbaiki semua aspek pengetahuan dan pemahaman kita terhadap Alquran.

Satu-satunya jalan untuk bisa membaca Alquran dengan baik dan benar, ya hanya dengan cara mempelajarinya dengan cara yang benar juga.

Beruntungnya, secara lugas Allah SWT melalui Rasulullah SAW  tidak hanya sekedar memberi kabar untuk mewajibkan setiap muslim dan muslimah untuk  "belajar", terutama belajar ilmu (syar'i) agama saja, seperti termaktub dalam hadis sahih yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah pada hadis No. 224 yang juga diriwayatkan oleh beberapa sahabat lain seperti Ali, Ibnu Abbas, Ibnu Umar dll yang bunyinya "Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim".

Tapi juga memberikan apresiasi yang luar biasa tinggi kepada para pencari ilmu (syar'i) agama, yaitu dengan memberikan privilese berupa "kemudahan dalam menuju surga" seperti termaktub dalam hadis sahih yang diriwayatkan oleh Muslim (no. 2699), Ahmad (II/252, 325), Abu Dawud (no. 3643), At-Tirmidzi (no. 2646), Ibnu Majah (no. 225), dan Ibnu Hibban (no. 78-Mawaarid) yang sebagian isinya menyebut "Barangsiapa yang meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan untuknya jalan menuju Surga". 

Baca Juga :  Buah Labu dan "PesanNya yang Menakjubkan" pada Perjalanan Kenabian Dzu Nun

Tidak hanya itu, bahkan Allah SWT melalui Rasulullah juga menyebutkan bahwa halaqah-halaqah majelis ilmu itu layaknya taman-taman surga yang bersumber dari hadits berderajat hasan yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no. 3510), Ahmad (III/150) dan lain-lainnya.

Ramadan yang Penuh Berkah

Alhamdulillah, sekarang kita kembali berkesempatan bertemu kembali dengan sakralitas Bulan Suci Ramadan, bulan suci teristimewa yang didalamnya Allah SWT berjanji akan menurunkan nikmat keberkahan, ampunan dan juga Rahmat yang begitu massive untuk para mukmin.

Sekaranglah, momentum paling dahsyat dan tepat bagi siapa saja yang ingin memulai atau bahkan ingin kembali mendalami Alquran, baik yang baru memulai mengenal huruf Hijaiyah sampai yang sekarang ingin meneruskan menghafal Alquran sampai menjadi hafidz Alquran atau yang ingin melanjutkan belajar tilawatil Alquran, atau bahkan ingin melanjutkan belajar ilmu tafsir Alquran.

Baca Juga :  Merindu Ramadan, "Kurikulum Langit" Penuntun Fitrah Manusia

Seperti kita pahami bersama, belajar ilmu syar'i (agama), termasuk belajar Alquran tidak hanya wajib, tapi juga dijanjikan Allah SWT beragam privilese yang luar biasa nikmat, yaitu kemudahan menuju surga dan sekarang, kita berada di bulan Ramadan yang kita semua paham, di bulan istimewa ini Allah SWT akan melipatgandakan nikmat pahala dari berbagai aktifitas ibadah hamba-hambanya para mukminin dan mukminat.

Jadi apalagi yang ditunggu-tunggu? Yuk melanjutkan belajar Alquran! 

Kaizen untuk Belajar Alquran

Sebagai muslim dan Insha Allah mukmin, saya juga terus berusaha menjadi "orang baik" seperti dalam konteks hadis nabi yang menjadi pembuka tulisan ini, yaitu pembelajar Alquran yang Insha Allah bisa mengajarkan Alquran.

Bulan Ramadan sengaja saya pilih menjadi "momentum waktu" untuk kembali menggenjot niat sekaligus juga upaya realisasi aktual belajar Alquran, selain karena berbagai keutamaan yang telah dipaparkan diatas, juga karena secara emosional, bulan ramadan lebih memiliki atmosfer yang lebih kondusif untuk semakin mendekat kepada-Nya, termasuk dengan mempelajari firman-firmanNya dalam Alquran.

Baca Juga : Romansa Anak-anak Langgar 80-an Menghidupkan Ramadan

Saya punya strategi sederhana untuk belajar dan mempelajari apapun, termasuk belajar Alquran, terutama di level sekarang yang kembali mulai berniat untuk menghafalnya, yaitu strategi kaizen. 

Kaizen yang diadopsi dari bahasa dan budaya Jepang ini, bisa dimaknai sebagai sebuah upaya strategis untuk terus  memperbaiki diri (dalam konteks ini adalah memperbaiki bacaan-tajwid, menambah hafalan, dan mudah-mudahan bisa belajar tafsir) secara bertahap dengan target yang jelas dan rasional, serta progres yang terukur.

Metode ini Insha Allah cukup mudah dan efektif untuk memacu produktivitas peningkatan progres dari aktifitas saya untuk belajar apa saja, termasuk untuk memulai lagi menghafal Alquran. Wallahu a'lam Bish-shawabi.

Dimulai dengan melafalkan Bismillah, yuk kembali meningkatkan skill dan juga pemahaman kita terhadap Alquran!

Semoga Bermanfaat!

Salam matan Kota 1000 Sungai,
Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun