kaekaha
kaekaha Wiraswasta

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Menjadikan Setiap Waktu Kita Bernilai Ibadah Penuh Berkah

12 Maret 2024   22:26 Diperbarui: 12 Maret 2024   23:00 1025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjadikan Setiap Waktu Kita Bernilai Ibadah Penuh Berkah
Tower Jam Makkah | @kaekaha

Menurut beberapa laporan penelitian, pasca "musibah" pandemi Covid-19 yang menginvasi sebagian besar wilayah di dunia, konon masyarakat dunia saat ini jauh lebih relijius dibanding sebelumnya. Masha Allah! Tentu ini kabar baik bagi kita semua.

Terlepas dari akurasi dan sejauh mana validitas penelitian ini, kabar aktual ini tentunya bisa kita jadikan sebagai trigger untuk berbenah menjadi pribadi yang juga lebih baik dan relijius. Apalagi momentumnya sekarang bulan Ramadan, bulan agung yang sarat akan keberkahanNya.

Sama seperti masyarakat dunia lainnya yang secara naluriah saat ini memang sedang dalam euforia relijius yang sedang bagus-bagusnya, kitapun selayaknya juga tidak boleh ketinggalan untuk ambil bagian.

Berkaca dari sesanti Urang Banjar yang menyebut Umur Kada Babau yang secara umum dimaknai sebagai ajal yang bisa datang kapan saja, memang tidak seharusnya kita menunda-nunda lagi untuk menjadi pribadi yang relijius.

Sebentuk kepribadian yang dalam bahasa seorang muslim dimaknai sebagai lebih taat kepada Rasulullah SAW dan lebih takwa kepada Allah SWT dengan menjauhi dan meninggalkan semua yang dilarangNya, juga melakukan semua yang diperintahkanNya.

Berangkat dari pemahaman inilah, sudah selayaknya kita  bertekad bulat menjadikan setiap bulan Ramadan sebagai momentum untuk meng-upgrade keimanan dan ketakwaan kita di hadapan Allah SWT.

Salah satunya, dengan menerapi diri untuk menjadikan setiap  waktu dalam hidup kita menjadi bernilai ibadah dihadapan Allah SWT. Caranya?

Sebagian besar dari kita, umat Islam sendiri, jika mendengar  kata ibadah, umumnya langsung terpikirkan pada ritual sholat, puasa dan ritus-ritus ibadah mahdhah atau ibadah utama yang waktu pelaksanaan dan juga tatacaranya telah diatur dalam Alquran dan Hadits, betul? Ini yang harus kita luruskan!

Ikhtiar kita menerapi diri menjadikan setiap detik waktu kita bernilai ibadah dihadapan Allah SWT bukan berarti kita harus sholat, puasa atau zakat terus-terusan selama 24 jam penuh!

Kapan dong cari duitnya, kapan olahraganya, kapan ngompasiananya, kapan ngopinya, kapan bercengkerama dengan keluarga, kapan istirahatnya dan pertanyaan kapan-kapan lainnya yang pasti masih panjang...!?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun