(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id
Bingka Barandam, Segarnya Berlebaran dengan Wadai Berkuah Peluruh Dendam
Salah satu keunikan tradisi berlebaran di nusantara adalah munculnya beragam kuliner tradisional sebagai bagian dari jamuan bersantap bagi sanak saudara, andai tolan, tetangga dan tamu-tamu lainnya yang berkunjung ke rumah, terlebih di kediaman sosok-sosok yang biasanya dituakan.
Begitu juga di Kota 1000 Sungai Banjarmasin nan Bungas! Di setiap rumah biasanya tidak akan ketinggalan untuk menyajikan beragam kuliner tradisional khas Banjar, baik berupa camilan atau wadai karing, kudapan atau beragam wadai, sampai menu-menu makanan berat.
Dari sekian banyak kuliner tradisional Banjar yang sering muncul saat lebaran, selain beragam kuliner berat berkuah kaldu kesukaan saya seperti sop dan soto Banjar, bistik ayam atau daging, lontong tampusing, katupat Kandangan, juga katupat batumis, Urang Banjar juga mempunyai kudapan kue unik yang selalu menjadi primadona di sepanjang bulan Ramadan hingga lebaran, yaitu Wadai Bingka Barandam.
Wadai atau kue yang sangat unik dan tentunya juga super nikmat ini langsung bisa membuat saya jatuh cinta, ketika pertama kali mencicipinya di akhir 90-an, ketika untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki di mantan Ibu Kota Kalimantan Selatan ini.
Penampakan unik kue bolu berkuah dengan warna kuning telur segar ini selalu sukses membuat siapapun terpesona dan jatuh cinta pada pandangan pertama dan akan semakin jatuh hati ketika mulai mencicipi sesuap demi sesuap bolu lembut nan legit ini.
Bagaimana tidak? Keunikan wadai berkuah ini jelas menjadi pembeda sekaligus penyebab "lapar mata".
Apalagi begitu mengudap sepenggal-demi sepenggal perpaduan kue bolu super lembut yang hanya dibuat dari tepung dan kuning telur plus direndam dalam kuah kinca manis yang legitnya pas berpenyedap kayu manis, vanili dan daun pandan alami ini!
Tidak heran jika kelezatan wadai yang juga menjadi kebanggaan seluruh masyarakat Pulau Kalimantan, termasuk masyarakat negeri jiran, Malaysia dan Brunei Darussalam ini selalu maulah karindangan alias ngangeni siapa saja yang pernah mencicipinya.
Asal nama bingka barandam jelas diambil dari cara penyajian kuenya yang direndam dalam kuah kinca manis nan menyegarkan tersebut. Kosa kata asalnya, "barandam atau berandam" dalam bahasa Indonesia berarti berendam.