(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id
"Basambang" di Rawa-rawa, Bersama Julak Mamutiki Iwak
Di antara sekian banyak cara menangkap ikan dalam tradisi maiwak khas Urang Banjar ini, ada satu teknik maiwak yang paling populer karena ramah lingkungan dan cocok untuk ekosistem tepi sungai dan rawa, relatif mudah, sederhana, tidak perlu skill khusus, tapi setiap hari hasilnya bisa dipanen, yaitu teknik maiwak dengan menggunakan tampiray.
Nah, sore ini kita akan basambang alias ngabuburit produktif dengan mamutiki atau memanen ikan dari puluhan sampai ratusan tamparay yang tersebar dipinggir sungai dan rawa-rawa belakang rumah. Yuk siap-siap!
Secara keseluruhan, aktifitas mamutiki atau tepatnya mamanen ikan dari dalam tampiray ini biasa disebut Urang Banjar sebagai mambangkit (mengangkat;bahasa Banjar) tampiray.
Aktifitas ini sangat mengasyikkan, karena dilakukan dengan menyusuri anak-anak sungai dan jalur air rawa-rawa di sela-sela berbagai jenis kumpay, sejenis rerumputan rawa dengan menggunakan jukung atau perahu kayu kecil khas Banjar yang sensasinya tuh dijamin ngangeni banget!
Jadwal mamutiki atau memanen iwak dari Tampiray ini idealnya dua kali dalam sehari, pagi dan sore. Jadi pas banget untuk aktifitas basambang atau ngabuburit.
Baca Juga Yuk! Memaknai Produktivitas Berkelas ala Cak Udin "Rombeng"
Hal di lakukan untuk meminimalisir kematian ikan yang terjebak dalam tampiray, terutama ikan dengan badan besar yang juga sering terperangkap. Karena kalau ikan terlanjur mati, biasanya hanya bisa diolah menjadi iwak karing dan iwak asin (ikan kering/ikan asin;bahasa Banjar) saja, nggak bisa diolah menu lain. Sayang kan!?
Apalagi kalau hari panas dan banyu (air;bahasa Banjar) sedang surut, biasanya saat begitu ikan yang terjebak di tampiray jauh lebih banyak daripada saat banyu tinggi akibat air pasang karena hujan atau sungai konektor dapat kiriman banjir dari hulu.
Oiya, tipikal rawa di Banjarmasin rata-rata merupakan rawa pasang surut atau rawa lebak yang terhubung dengan sungai, handil, anjir atau jalur-jalur pengairan tradisional khas Banjar lainnya dengan kedalaman bervariasi. Untuk rawa-rawa lebak yang menjadi obyek penempatan tampiray ini, kedalamannya antara 0,5 meter sampai 1 meter yang biasanya akan semakin dalam jika semakin dekat dengan sungai konektor.
Baca Juga Yuk! Semua Menang, Semua Senang di "War Takjil" Pasar Wadai, Banjarmasin
Di Banjarmasin, iwak atau ikan yang menjadi target maiwak dengan menggunakan tampiray ini umumnya adalah ikan-ikan berukuran kecil seperti sapat atau ikan sepat (Trichopodus trichopterus), ikan Sapat Siam (Trichopodus pectoralis), Papuyu atau ikan bethik/bethok (Anabas testudineus).
Content Competition Selengkapnya
MYSTERY CHALLENGE
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Ketemu di Ramadan hadir kembali. Selain sebagai ajang buka puasa bersama Kompasianer, ada hal seru yang berbeda dari tahun sebelumnya. Penasaran? Tunggu informasi selengkapnya!