(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id
"Bengkel Ramadan", Sebulan Perawatan untuk Setahun Kejar Setoran
Tidak hanya itu, selama bulan Ramadan Allah SWT juga menjajikan ganjaran pahala dan keberkahan berlipat pada semua jenis ibadah, baik yang sunnah maupun yang wajib.
Tidak heran jika selama bulan Ramadan, syiar untuk memperbanyak amalan ibadah seperti membaca Alquran, salatul lail atau salat malam dan salat sunah lainnya, juga menjaga wudhu, bersedekah dan lain-lainnya terus menggema.
Paling spesial bagi umat Rasulullah SAW yang rata-rata tidak berumur panjang seperti umat-umat terdahulu, Allah SWT yang Maha Adil mengkonversinya dengan satu malam istemewa yang "hadiah" pahalanya adalah lebih baik dari ibadah secara terus-menerus selama 1000 bulan, ini yang kita kenal sebagai malam Lailatul Qadar. Lengkap bukan bengkelnya?
Esensi dari syariat "bengkel full service" Ramadan selama sebulan penuh adalah mengasah kemampuan pengendalian diri kita. Inilah momentum training spiritual untuk menumbuhkan kesadaran dan keinginan dalam rangka melaksanakan tanggung jawabnya sebagai individu manusia, sebagai makhluk sosial dan juga sebagai hamba Allah SWT.
Inilah aktualisasi dari sebuah konsep yang belakangan kita kenal sebagai kesehatan mental yang secara umum mengacu pada keadaan emosional, psikologis dan sosial seseorang yang di dalamnya berhubungan erat dengan rasa percaya diri, pola berpikir, perasaan, dan pola perilaku.
Menariknya, konsep kesehatan mental dalam perspektif Islam, ternyata lebih detail dan komples, karena juga melibatkan keseimbangan jiwa dan spiritualitas seseorang yang bisa dimanifestasikan dalam bentuk semua ritus ibadah, seperti salat (termasuk berzikir), beristighfar, berdoa, bersedekah dan bentuk-bentuk kedekatan kepada Allah SWT lainnya.
Baca Juga Yuk! Lho Mbah, Arah Kiblat Sholatnya Kok ke Arah Barat?
Pada kondisi kesehatan mental yang baik dan normal, memungkinkan seseorang untuk menjalani kehidupan yang berkualitas, bisa mengelola stres, bisa beradaptasi dengan baik, menjalin hubungan yang sehat, bekerja secara produktif, dan memberikan kontribusi positif dalam hubungan sosial yang sehat.
Ramadan dan Kesehatan Mental
Kehadiran Bulan Ramadan dengan berbagai "regulasi" dan istimewanya, membentuk ekosistem yang lebih kondusif bagi terapi kesehatan mental bila dibandingkan bulan-bulan lainnya di luar Ramadan, hal ini terjadi karena adanya beberapa penyesuaian pola kehidupan didalamnya.
Aktivitas mukmin, terutama ritus ibadah yang lebih banyak dan terjadwal di bulan Ramadan, karena dorongan ketakwaan dan juga motivasi pahala yang berlipat, terbukti dapat meningkatkan ketenangan batin dan mengurangi kecemasan berlebih karena perasaan dekat dengan sang Khalik.
Baca Juga Yuk! Mindfull Eating untuk Ramadan dan Kehidupan yang Sehat Penuh Berkah
Content Competition Selengkapnya
MYSTERY TOPIC
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.
Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025