(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id
"Bengkel Ramadan", Sebulan Perawatan untuk Setahun Kejar Setoran
Bengkel Full Service Ramadan
Perintah puasa Ramadan selama sebulan penuh yang diwajibkan kepada setiap umat mu’min sejak tahun ke-2 Hijriah, merupakan bukti nyata kecintaan Allah yang maha Rahman dan Rahim kepada kita, manusia hamba-hambanya ini.
Bagaimana tidak? Sebagai pencipta, Allah SWT sudah pasti paham betul "kapasitas" kemampuan dan daya tahan dari semua "onderdil" atau komponen yang menyusun struktur fisik dan non fisik yang tertanam dalam diri makhluk bernama manusia yang diciptakannya.
Karena cintaNya, Allah SWT tidak mau ambil resiko, manusia ciptaanNya "rusak" dan hancur karena onderdil-onderdilnya tidak bisa berfungsi maksimal seperti maksud awal penciptaanya, sebagai konsekuensinya Allah SWT membuatkan "bengkel tahunan full service" selama sebulan penuh di setiap tahunnya bernama Ramadan.
Tujuannya sudah pasti, sebagai tempat untuk mereparasi, memperbaiki dan menormalisasi semua "onderdil" berikut OS alias operational system yang tertanam dalam diri manusia, dengan harapan setelahnya bisa kembali berfungsi secara normal dan maksimal untuk beroperasi selama setahun penuh beraktifitas.
Sebenarnya, di luar "bengkel tahunan full service " Ramadan Allah SWT juga menyediakan "bengkel" khusus per-2 harian, mingguan, dan bulanan untuk manusia, sebagai media kontrol rutin untuk tetap menjaga kelayakan fungsi semua onderdil-onderdil dalam dirinya agar tetap berfungsi normal dan baik, tapi hukumnya hanya sunah atau tidak wajib seperti "bengkel full service" Ramadan.
Baca Juga Yuk! Berusaha Melazimkan Setiap Detik Waktu Kita Bernilai Ibadah
Kita biasa menyebutnya sebagai puasa Daud untuk bengkel per-2 harian, puasa Senin-Kamis untuk bengkel mingguan dan puasa Ayyamul bidh selama 3 hari di setiap pertengahan bulan Hijriah.
Mudahan banyak yang sudah rutin masuk "bengkel" sunah ini, karena selain fadilah pahalanya yang besar, kalau rutin sudah pasti segala kerusakan "onderdil" lebih cepat terdeteksi dan bisa cepat pula pemulihannya?
Kesehatan Mental dalam Islam
Seperti kita pahami bersama, semua syariat dala bulan ibadah Ramadan memang selayaknya "bengkel full service" untuk para mukmin, bagaimana tidak?
Perintah puasa ramadan selama sebulan penuh, mewajibkan kita untuk menahan diri dari makan dan minum, berhubungan suami-isteri dan dari semua perkara yang berpotensi bisa membatalkan hingga mengurangi nilai pahala dari ibadah puasa.
Di sini, kita dipaksa menahan dari dari perkara yang pada hari biasa merupakan perkara halal, hikmahnya adalah kedepannya kita akan lebih mudah menahan dari dari perkara yang haram.
Baca Juga Yuk! Segera Mulai, Sebesar Apapun Langkah untuk Meraih Dunia dan Akhirat
Tidak hanya itu, selama bulan Ramadan Allah SWT juga menjajikan ganjaran pahala dan keberkahan berlipat pada semua jenis ibadah, baik yang sunnah maupun yang wajib.
Tidak heran jika selama bulan Ramadan, syiar untuk memperbanyak amalan ibadah seperti membaca Alquran, salatul lail atau salat malam dan salat sunah lainnya, juga menjaga wudhu, bersedekah dan lain-lainnya terus menggema.
Paling spesial bagi umat Rasulullah SAW yang rata-rata tidak berumur panjang seperti umat-umat terdahulu, Allah SWT yang Maha Adil mengkonversinya dengan satu malam istemewa yang "hadiah" pahalanya adalah lebih baik dari ibadah secara terus-menerus selama 1000 bulan, ini yang kita kenal sebagai malam Lailatul Qadar. Lengkap bukan bengkelnya?
Esensi dari syariat "bengkel full service" Ramadan selama sebulan penuh adalah mengasah kemampuan pengendalian diri kita. Inilah momentum training spiritual untuk menumbuhkan kesadaran dan keinginan dalam rangka melaksanakan tanggung jawabnya sebagai individu manusia, sebagai makhluk sosial dan juga sebagai hamba Allah SWT.
Inilah aktualisasi dari sebuah konsep yang belakangan kita kenal sebagai kesehatan mental yang secara umum mengacu pada keadaan emosional, psikologis dan sosial seseorang yang di dalamnya berhubungan erat dengan rasa percaya diri, pola berpikir, perasaan, dan pola perilaku.
Menariknya, konsep kesehatan mental dalam perspektif Islam, ternyata lebih detail dan komples, karena juga melibatkan keseimbangan jiwa dan spiritualitas seseorang yang bisa dimanifestasikan dalam bentuk semua ritus ibadah, seperti salat (termasuk berzikir), beristighfar, berdoa, bersedekah dan bentuk-bentuk kedekatan kepada Allah SWT lainnya.
Baca Juga Yuk! Lho Mbah, Arah Kiblat Sholatnya Kok ke Arah Barat?
Pada kondisi kesehatan mental yang baik dan normal, memungkinkan seseorang untuk menjalani kehidupan yang berkualitas, bisa mengelola stres, bisa beradaptasi dengan baik, menjalin hubungan yang sehat, bekerja secara produktif, dan memberikan kontribusi positif dalam hubungan sosial yang sehat.
Ramadan dan Kesehatan Mental
Kehadiran Bulan Ramadan dengan berbagai "regulasi" dan istimewanya, membentuk ekosistem yang lebih kondusif bagi terapi kesehatan mental bila dibandingkan bulan-bulan lainnya di luar Ramadan, hal ini terjadi karena adanya beberapa penyesuaian pola kehidupan didalamnya.
Aktivitas mukmin, terutama ritus ibadah yang lebih banyak dan terjadwal di bulan Ramadan, karena dorongan ketakwaan dan juga motivasi pahala yang berlipat, terbukti dapat meningkatkan ketenangan batin dan mengurangi kecemasan berlebih karena perasaan dekat dengan sang Khalik.
Baca Juga Yuk! Mindfull Eating untuk Ramadan dan Kehidupan yang Sehat Penuh Berkah
Peningkatan ritme spiritualitas ini juga menjadikan hidup lebih teratur, mendorong pola makan yang lebih terkontrol, istirahat yang cukup, hingga berkontribusi pada kesejahteraan fisik dan mental seseorang yang pada gilirannya dapat mendorong terciptanya stabilitas emosional yang berpotensi mengurangi kecenderungan stres.
Tidak hanya itu, momentum berbuka puasa bersama, tarawih berjamaah, tadarusan bareng-bareng secara tidak langsung menjadi media silaturahmi dengan keluarga, tetangga dan juga teman-teman. Aktifitas ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan rasa kebersamaan sekaligus mengurangi risiko depresi serta perasaan kesepian.
Bukan rahasia lagi, puasa dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan karena terbukti menurunkan kadar kortisol alias "si hormon stres" dalam tubuh, sekaligus meningkatkan produksi hormon endorfin yang meningkatkan perasaan tenang, hingga memberikan efek bahagia.
Baca Juga Yuk! Yuk Coba "Self Challenging", Alternatif Olahraga yang Ramah Puasa!
Istirahatnya organ pencernaan, memberikan kesempatan bagi tubuh untuk beristirahat dari metabolisme yang berlebihan, sekaligus dapat membantu meningkatkan kualitas tidur, mengurangi depresi, serta memperbaiki fungsi kognitif dan juga berkontribusi positif pada peningkatan kontrol diri dan kestabilan emosi, sehingga lebih disiplin, sabar, dan mampu mengendalikan diri dalam menghadapi situasi sulit.
Luar biasanya, puasa memicu proses autophagy, di mana sel-sel tubuh bisa membersihkan diri dari racun dan zat berbahaya lainnya, termasuk di otak, yang dapat membantu mengurangi risiko gangguan neurodegeneratif dan meningkatkan kejernihan berpikir, hingga memperkuat hubungan individu dengan Allah SWT yang kita sebut sebagai derajat ketakwaan, meningkatkan ketenangan jiwa, dan mengurangi perasaan kesepian atau stres akibat tekanan hidup sehari-hari.
Dari uraian diatas, kita bisa pahami bersama kalau Ramadan lebih dari sekadar ibadah semata. Selayaknya "bengkel FULL SERVICE" Ramadan memang dipersiapkan Allah SWT sebagai momentum untuk kita merawat dan mereparasi kesehatan mental guna mendapatkan ketenangan jiwa.
Semoga kita semua bisa menjalankan rangkaian ibadah di bulan Ramadan kali ini dengan tertib, agar bisa mendapatkan manfaat kesehatan fisik serta mental yang optimal. Inilah definisi "Bengkel Ramadan", Sebulan Perawatan Untuk Setahun Kejar Setoran. (BDJ13325)
Semoga Bermanfaat!
Salam matan Kota 1000 Sungai,
Bnajarmasin nan Bungas!
Content Competition Selengkapnya
MYSTERY TOPIC
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.
Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025