Kartika Kariono
Kartika Kariono Pengacara

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Martabak Mie Kuah Kari

4 April 2023   20:08 Diperbarui: 4 April 2023   20:14 2347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Martabak Mie Kuah Kari
Dok Pribadi

Ada yang tahu martabak HAR?. Salah satu jajanan dari Palembang yang bikin kangen itu?. Iya,salah satu tempat makan ini berada di titik 0 KM Palembang, persis berseberangan dengan masjid agung.

Martabak dengan kulit yang garing, di dalamnya terdapat telur yang lembut. Disiram dengan kuah kari yang begitu gurih dengan aroma rempah yang menggugah selera.

Siapapun akan sulit menolak kelezatannya.

Sebagai condiment yang melengkapi kelezatannya. Tambahkan acar cabe hijau yang diberi kecap. Makin mantap saat mengunyahnya.

Perpaduan rasa manis, asin, asam, serta umami dengan sensasi pedas, crunchy sekaligus creamy akan memuaskan berbagai selera. Bahkan ada sebagian orang ingin menyempurnakan rasanya dengan meminta martabak digoreng lebih garing dengan sedikit gosong yang menambahkan kelengkapan rasa pahit yang enak.

Martabak kuah kari ini termasuk oleh-oleh yang tidak dapat bertahan lama di perjalanan. Sehingga untuk menikmatinya memang jauh lebih lezat saat baru dimasak. Saat masih panas dan crispy. Ada sensasi rasa yang jauh berkurang jika dimakan bukan di tempatnya. 

Jadi gak heran jika martabak kuah kari ini menjadi salah satu hidangan yang bikin kangen untuk selalu datang ke Palembang.

Martabak Mie Kuah Kari, si Pengobat Rindu.

Hayo, kamu yang sudah tahu sensasi rasanya makin mupeng aja kan?. 

Udah gak usah sedih. Kita coba saja membuat martabak kuah kari kw sekian. 

Martabak kuah kari itu makanan simpel tetapi cukup repot dengan berbagai persiapan dan tentu saja membutuhkan piranti masak yang tidak semua dapur ada.

Kulit martabak itu harus diuleni sampai kalis dan direndam minyak seharian. Agar dapat membuat kulit martabak yang super tipis tetapi tidak mudah koyak. Belum lagi proses penipisan adonan perlu meja marmer yang kokoh dan butuh keahlian yang perlu latihan berkali-kali. Gorengnya juga di wajan lebar dengan minyak khusus.

 Uh.... gak banget buat emak mageran kayak aku. 

Bisa sih kalo pengen gantiin kulitnya dengan kulit lumpia. Tapi risiko bocor saat melipatnya dan rasa kulit lumpia yang terlalu garing setelah digoreng,  menjadikannya bukan jadi pilihan tepat. Apalagi butuh waktu untuk membuatnya.

Cara paling praktis ya pergunakan bahan andalan anak bangsa, mi instan.  Iya, bahan utama ini sering menjadi menu sahur dengan berbagai kreasi sahur mie instan. Karena praktis dan enak.

FYI, Indonesia adalah negara pengkonsumsi mi instan nomor 2 terbesar di dunia. Tentu lebih bangga lagi mi instan yang dikonsumsi adalah mi instan produk negeri sendiri. 

Saya akan pergunakan salah satu mi instan legend di negeri ini.  

Mi instan rasa kari yang berwarna kuning terang ini andalan banget saat musim hujan. Cukup tambahkan telur rebus setengah mateng ( poached egg). Kalo anak muda wibu sekarang lebih suka menyebutnya "telur onsen". Lengkapi dengan irisan kol, daun bawang, serta potongan cabe rawit dan taburan bawang merah goreng. 

Aromanya selalu bisa memancing selera siapapun yang menciumnya. Apalagi mi ini dapat disesuaikan tingkat kekenyalannya sesuai selera. 

Saya suka akali dengan menaburkan sedikit tepung beras untuk mendapat kekenyalan yang pas, dan pastikan diaduk saat merebusnya. Buang air rebusan dan ganti dengan air mendidih yang baru agar kuahnya tetap bening.

Lah.. jadi hampir lupa kalo kita mau bahas buat martabak mi kuah kari ya sebagai kreasi sahur mie instan pilihanku.

Baik kita siapkan dulu bahannya.

Resep Martabak Mi Kuah Kari

Resepnya bisa di lihat di  sini

Bahan :

2 bungkus mi kari

2 butir telur

1 sdt baceman bawang putih

1 batang daun bawang 

1 buah kentang tumbuk

Santan/susu secukupnya (aku kali ini skip)

1 sdm / 1 sachet kornet 

Daun kari/salam koja secukupnya

Bubuk kunyit secukupnya

Condiment:

Acar cabe hijau ditambah kecap.

Cara membuat:

  1. Rebus mi kari sesuai petunjuk lalu tiriskan

  2. Kocok telur, masukkan mi yang sudah direbus tadi, aduk rata

  3. Dadar adonan di atas pas hingga matang sesuai selera. Karena ini didadar, pergunakan minyak yang sedikit dan pastikan wajannya benar-benar panas.

  4. Sambil nunggu air mendidih untuk merebus mi, kita bisa buat  kuahnya. Siapkan panci saus, panaskan butter atau margarin.( Gak usah maksa kalo gak ada, pakai saja minyak goreng yang ada di rumah minyak sayur, minyak kelapa, minyak canola, zaitun, minyak kelapa sawit semua boleh, jangan pake minyak urut).

  5. Tumisdaun bawang , baceman bawang putih (Kalo belum disiapkan ya bisa pakai bawang putih) dan daun kari hingga harum. Tambahkan 3 gelas air, tunggu hingga mendidih. Anakku paling gak suka ada macem-macem rempah dan herbs aromatik di kuah masakan, jadi kusaring dulu.

  6. Tambahkan bumbu kari termasuk minyak dan cabenya, santan/susu, kentang tumbuk, bubuk kunyit, aduk sampai rata dan mengental. Jika masih kurang kental dapat tambahkan sedikit tepung maizena.

  7. Hidangkan di atas piring saji.

Penikmat martabak mi kuah kari ini ada dua. Ada yang suka langsung dicampur, ada juga yang kuahnya dipisah. Jadi, sesuaikan saja dengan selera untuk menghidangkannya. Kalo aku suka langsung campur. 

Simpel sekali dan hanya memerlukan waktu tidak lebih dari 20 menit untuk menyiapkannya. Jadi bisa untuk jadi pilihan kreasi sahur mie instan.

Aromanya akan begitu menggoda, anak-anak bahkan bisa terbangun karena mencium aromanya yang begitu menggugah selera. Hangatnya juga dapat mengusir ngantuk dan rasa malas makan sahur loh.

Tetangga dikasih ini juga gak bakalan nolak, kok. Kan berpahala nih bersedekah di bulan ramadan apalagi ada hadits yang diriwayatkan Muslim : 

Dari Abu Dzarr radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 

"Wahai Abu Dzarr, jika engkau memasak masakan berkuah, maka perbanyaklah kuahnya dan perhatikanlah tetanggamu." 

Kalo berbagi takjil sudah biasa, gak ada salahnya kan berbagi kreasi menu sahur mie instan, meski simple tetapi istimewa. Apalagi jika tetangga sampai mencium aromanya. 

Yok cobain kreasi sahur mi instan ini, sekalian follow IG aku ya.... he he...


Malah jadi pengen ke Palembang? 

Ya hayuklah ke Palembang. Mumpung kita sekarang sudah bebas bepergian. 

Jalan tol juga udah ada, gak perlu waktu tempuh yang lama lagi ke Palembang. Apalagi kalo kangen shalat di masjid agung Sultan Mahmud Jaya Wikromo dan sepulang dari sana makan martabak HAR. Bisalah dari bandara langsung cuz naik LRT. 

Bisa juga puas-puasin wisata kuliner  sambil wisata religi di tempat-tempat lain juga di Palembang. 

Salam hangat kuah martabak dari Palembang. 

Selamat berpuasa bagi yang menjalankan dan semoga kita menjadi hambaNYA yang mendapat pengampunan di 10 hari ke-dua di bulan ramadan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun