Jelajah Kuliner di Palembang yang Sulit Dibawa Pulang
Rasa kuahnya asam segar, seorang teman saya dari Korea yang datang saat jambore berkomentar " is it hang over soup?".
Entahlah, sebagai negeri Palembang Darussalam tidak mengenal apa itu mabok karena Khmr bukan?. Mungkin juga untuk mengurangi mabok perjalanan sungai atau laut. Oh..ok. saya tidak dapat menjelaskan lebih jauh karena memang minim sekali literasi saya tentang itu.
Ada banyak rumah makan pindang yang dapat menjadi tujuan jelajah kuliner. Jika suka goyang-goyang di atas kapal. Kita bisa mampir ke warung Mbok War. Pindang ini berada d atas kapal yang berada di atas sungai Musi.
Ya untuk membuktikan makanan ini penawar hang over bolehlah dicoba.
Sepanjang kota Palembang ada begitu banyak rumah makan pindang. Apalagi dekat kantor walikota. Jika ingin fancy ya seperti yang dipamerkan Jokowi di IG-nya, di RM. Sri Melayu. Teman saya yang punya darah Ogan Ilir lebih merekomendasikan Ibu Uca di Demang Lebar Daun. Lokasinya Amigos (agak minggir got sedikit) bisa memilih pindang Kuyung yang ciri khas Sekayu. Soal getok harga di sini udah jadi rahasia umum. Bahkan seringkali kami sengaja parkir agak jauh atau sembunyikan perhiasan saat makan di sini agar tidak kena getok harga. wkkk wkkk.
Gak suka ikan dan udang, oh gampang. Ada pindang tulang iga sapi yang sedap atau ingin yang terasa unik, dapat memesan pindang burung.
2. Martabak Telur Kuah Kari
Entahlah, meski ini kuliner yang termasuk baru. Makanan ini ngangenin, apalagi buat pedagang dari berbagai penjuru daerah di Sumsel. Pejabat yang paling suka makanan ini adalah H. Jusuf Kalla.
Martabak paling terkenal dengan merk HAR, akronim dari pemiliknya. Seorang muslim keturunan India. Makanya wong lamo menyebutnya Martabak Tambi. Sebagai pionir, bukan. Tetapi karena beliau berjualan di area pasar dan di dekat pusat kota tentu paling di kenal.
Telur yang dibungkus dengan kulit yang terbuat dari terigu tipis. Lembut di dalam tetapi crunchy di luar, disiram dengan kuah kari yang kental hangat nan gurih . Dinikmati dengan acar cabe hijau berkecap dengan sensasi pedas dan sedikit asam yang menetralkan rasa di lidah, memang sulit ditolak bagi penggemarnya.
Sepanjang jalan di Palembang ada saja yang menjual martabak ini. Ada juga yang menjual versi murah meriah.