Tradisi Menyambut Ramadhan
Segala puji bagi Allah SWT yang dimana telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar. Semoga shalawat dan salam tercurah untuknya, keluarganya, para sahabatnya, dan semua pengikutnya yang setia sampai akhir dunia tiba.
Tinggal beberapa jam lagi kita akan memasuki bulan suci Ramadhan 1443 Hijriyah. Bulan Ramadhan merupakan bulan ke-sembilan dalam kalender hijriyah. Pada bulan ini wahyu Allah SWT pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril.Bulan yang ditunggu-tunggu umat Islam di seluruh dunia.
Bulan penuh warna ibadah dan ketaatan; puasa, bacaan Al-Qur'an, shalat malam, silaturahmi, nasehat, sedekah, dan kepedulian terhadap orang yang membutuhkan. Inilah salah satu bukti keindahan dan kesempurnaan ajaran Islam.
Puasa yang dilaksanakan dalam Bulan Ramadhan hukumnya adalah wajib bagi muslim mukallaf. Kewajiban berpuasa ini bahkan menjadi salah satu ibadah pokok yang disebutkan dalam Rukun Islam selain syahadat, shalat, zakat dan haji.Allah SWT berfirman, "Pada hari ini Aku sempurnakan bagimu agamamu, Aku sempurnakan bagimu nikmat-Ku, dan Aku ridhoi Islam sebagai agama bagimu." (QS. al-Maa'idah: 3)Nabi Muhammad SAW bersabda, "Islam dibangun di atas lima hal: keyakinan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, menunaikan haji ke Baitullah, dan puasa Ramadhan. ." (HR Bukhari dan Muslim dari Ibn 'Umar)Bulan Ramadhan adalah bagian dari perjalanan waktu yang Allah ciptakan untuk hamba-hamba-Nya.
Sehingga mereka menggunakannya untuk menaati-Nya dan menjauhi langkah-langkah setan yang terus berusaha menipu dan menjerumuskan mereka ke dalam neraka. Allah SWT berfirman, "Demi waktu. Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran." (QS. al-'Asr: 1-3)Puasa di bulan Ramadhan adalah bagian dari iman.
Imam Bukhari rahimahullah membuat sebuah surah dalam Shahih-nya dengan judul 'Bab. Puasa Ramadhan karena mengharap pahala adalah sebagian dari iman.' Dalilnya adalah sabda Nabi Muhammad SAW, "Barang siapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
Di bulan Ramadhan, semua pahala yang kita lakukan juga akan berlipat ganda, jadi mari perbanyak beramal baik!. Di indonesia sendiri, mulai dari suku, agama, hingga tradisi, budaya, dan adat istiadat banyak sekali keberagamannya. Karena beragamnya adat istiadat, menjelang bulan Ramadhan, setiap daerah punya cara sendiri merayakannya sebagai bentuk menyambut bulan suci ramadhan. Baik di Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan daerah lainnya juga pasti memiliki budaya sendiri sesuai dengan tradisi dan kepercayaannya.
Misalnya di desa saya ada tradisi menyambut bulan Ramadhan yang disebut "Unggahan".
Unggahan adalah semacam tradisi menyambut bulan Ramadhan di Desa Sumberagung, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar. Menurut tokoh agama di desa saya, unggahan sudah dilakukan secara turun temurun di desa ini sejak dahulu kala sebelum puasa.
Arti dari unggahan berasal dari kata munggah yang artinya naik, arti dari naik adalah adalah akhir bulan Sya'ban dan masuknya bulan puasa sebagai bulan suci bagi umat Islam.
Tradisi unggahan dilakukan oleh masyarakat di desa saya dengan mengajak kerabat bahkan tetangga untuk ikut berkumpul di masjid dan membaca Alquran serta mendoakan arwah yang telah meninggal.
Tradisi unggahan merupakan tradisi keagamaan yang unik, biasanya ibu-ibu rumah tangga memasak dan membuat hidangan yang disebut "berkat" atau ambeng sebagai hidangan khas salametan. Selametan yang artinya berkah.
Berkat dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas rezeki yang diberikan Allah SWT kepada kita, yang nantinya akan dibagikan kepada para undangan mengaji, sanak saudara dan tetangga.
Acara di mulai dari pagi hari setelah sholat subuh, dilakukan pembacaan nama-nama arwah untuk di doakan dilanjutkan dengan khataman Al-Quran 30 Juz.
Stelah itu habis maghrib di lakukan genduren yang di akhiri dengan pembagian berkat kepada jamaah genduren.
Tradisi unggahan merupakan pelestarian warisan budaya leluhur yang memiliki makna sosial seperti meningkatkan hubungan atau ibadah dengan Tuhan, sebagai sarana mempererat tali silaturahmi, sebagai sarana berbagi berupa rejeki atau makanan dengan kerabat dan tetangga, serta sebagai bentuk solidaritas agar tercipta kerukunan. sosial dalam masyarakat.