Wahyu Barata
Wahyu Barata Penulis

Wahyu Barata.Lahir di Garut 21 Oktober 1973. Menulis puisi, cerita pendek,dan artikel. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di Sari Kata, majalah Aksara , Media Bersama, Kompas, Harian On Line Kabar Indonesia, beberapa antologi bersama, dan lain-lain.Kini bekerja sebagai marketing perbankan tinggal di Bandung.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Menjaga Kesehatan Selama Bulan Ramadan

8 Mei 2019   14:55 Diperbarui: 8 Mei 2019   15:09 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjaga Kesehatan Selama Bulan Ramadan
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam menjalankan ibadah shaum kita mengurangi frekuensi makan dan minum, sehari hanya dua kali, pada saat sahur dan buka puasa. Ini akan menyebabkan metabolisme tubuh berkurang, sehingga metabolisme basal (energi minimal) yang digunakan tubuh untuk bernafas, sirkulasi, gerakan usus, otot, suhu badan, aktifitas kelenjar, dan fungsi tubuh lain yang berhubungan dengan pertumbuhan menurun.

Menurut pakar kesehatan, penurunan metabolisme basal akan mengurangi kebutuhan pemasukan makanan.Ini proses alami. Penggunaan energi juga akan efisien. Penurunan metabolisme juga akan menurunkan kadar gula darah (glukosa). Padahal gula itu akan diubah menjadi energi. Penurunan ini akan menyebabkan kita mulai mengantuk.

Tetapi penurunan ini hanya berlangsung kurang lebih 2-3 hari. Kemudian tibuh akan beradaptasi sehingga keseimbangan akan normal kembali, meski pada tingkat konsumsi yang lebih rendah. Cadangan energi yang ada dalam tubuh dapat bertahan selama 24-28 jam. Padahal kita berpuasa hanya selama 14 jam. Kendati menurun, cadangan energi di dalam tubuh masih ada.

Agar ibadah shaum kita lancar perlu persiapan khusus  agar tibuh tetap fit ;

Menyempatkan Sahur

Dari Anas r.a. ia berkata, "Rasulullah Saw bersabda, "Makan sahurlah kalian, karena pada makan sahur itu terdapat keberkahan."(HR Mislim).

Dalam sahur terdapat keberkahan meskipun hanya dengan minum air putih. Pada saat sahur kita harus makan, tetapi perut masih terisi oleh makanan buka puasa, karena aktifitas kita tidak begitu banyak. Tetapi bagaimanapun kita harus makan, karena makanannya akan dipakai untuk energi sepanjang siang. Makanan untuk sahur harus menarik dalam rupa dan rasa, mengandung zat-zat gizi lengkap.

Jika Anda tidak makan sahur persediaan energi untuk siang hari sangat terbatas, hanya cukup untuk sekitar dua jam sesudah bangun tidur. Ini bisa menurunkan gairah kerja. Sesudah makan, kadar gula dalam darah akan meningkat dan menyebabkan ke luarnya hormon insulin, yang berfungsi sebagai pengangkut gula dari darah menuju ke jaringan tubuh. Gula darah ini akan diubah menjadi energi.

Sebagian orang makan berlebihan ketika sahur. Makan berlebihan akan membuat insulin yang dikeluarkan juga akan melimpah. Akibatnya kalori yang dihasilkan akan berlebih dan menjadi lemak. Lemak sulit dibakar oleh tubuh. Efeknya akan muncul rasa lemas, lesu, sakit kepala, sakit perut. Sahur sebaiknya tidak melebihi porsi makan sehar-hari, yaitu sekitar sepertiga totalnya per hari.

Rasulullah Saw mencontohkan kepada kita untuk mengakhirkan sahur. Salah sat manfaat mengakhirkan sahur adalah membuat tenaga dan energi lebih tahan lama. Kalau antara makan sahur dengangan shalat Subuh rentangnya terlalu jauh akan menyebabkan kantuk.

Sebelum puasa, organ-organ pencernaan bekerja keras, dengan berpuasa kerjanya berkurang, sehingga asam lambung dan enzym-enzym beristirahat. Makanan yang dicerna dan diserap tubuh dan sisanya yang mengandung banyak racun dibuang. Dengan berpuasa racun-racun sumber penyakit ini akan berkurang. Pada saat puasa keluhan-keluhan akan berkurang. Shaum tidak akan menyebabkan kita kelaparan atau kekurangan gizi.

Menyegerakan Berbuka

Rasulullah Saw selalu menyegerakan berbuka saat bulan Ramadan, dengan makanan yang manis, biasanya kurma basah 3-5 butir. Karena makanan manis dapat mengembalikan stamina yang berkurang selama menjalani shaum. Memakan makanan manis harus sesuai porsi, tidak berlebihan.

Makanan untuk berbuka puasa lebih bervariasi daripada makanan untuk sahur, karena waktu penyiapannya lebih banyak. Tetapi makanan tidak boleh berlebihan dan harus mengandung zat-zat yang dibutuhkan tubuh.

Sebaik-baiknya untuk berbuka puasa makanan manis dan mudah dicerna seperti kurma, aneka kurma,manisan kang-kaling, air kelapa muda,...selain tidak mengejutkan alat cerna yang beristirahat dulu sekitar 14 jam, makanan-makanan ini juga  mampu menormalkan kembali kadar gula darah.

Tetapi, bagi yang mengalami masalah berat badan harus menghindari atau megurangj makanan manis. Mereka yang mengidap penyakit diabetes melitus  yang kadar gula darahnya 200 mg dan membutuhkan suntikan insulin lebih dari 30 unit sehari, dan penderita maag kronis, sebelum berpuasa sebaiknya berkonsultasi dulu ke dokter.

Bagi penderita maag tidak boleh memakan makanan yang terlalu asam dan manis,juga makanan yang mengandung gas seperti kol dan sawi. Penderita kolestetol tinggi harus mengurangi makan makanan yang mengandung karbohidrat. Sedangkan penderita penyakit jantung, hatus mengurangi makanan yang terlalu banyak lemak dan kolesterol.

Pakar kesehatan menyarankan kita untuk mengkonsumsi makanan sahur dan berbuka puasa yang kaya protein, vitamin, mineral, dan serat. Makanan yang mengandung karbohidrat komplek seperti nasi,nasi merah, ubi,jagung, roti gandum, ...akan menjadi energi di tubuh kita dan kita bisa kuat lebih lama. Lebih bagus lagi  kalau diperbanyak  makan buah dan sayur karena mengandung banyak serat yang melancarkan proses metabolisme dalam tubuh.

Kuantitas dan kualitas makanan pada saat shaum tidak berbeda dengan makana  sehari-hari, yaitu  harus mengandung zat-zat yang dibutuhkan tubuh. Hanya frekuensinya berkurang.

Patut kita contoh, Rasulullah Saw selalu makan  bila terasa lapar dan berhenti makan sebelum kenyang. Dengan isi perut tidak terlalu penuh,tidak terlalu kosong, ,otot lambung cukul kuat tetapi leluasa berkontraksi mencerna makanan menjadi zar yang mudah diserap.

Minum Yang Cukup

Pada saat puasa akan terjadi dehidrasi akibat tubuh kekurangan air. Tetapi tubuh akan beradaptasi sehingga hal tersebut tidak berkepanjangan untuk mencegahnya. Kita harus minum dalam porsi cukup pada saat sahur dan buka puasa, sekitar 3-4 gelas. Kebutuhan tubuh akan  cairan juga dapat dipenuhi dari makanan yang mengandung air seperti sayur-mayur dan buah-buahan segar.  Kita juga dapat mengkonsumsi jus  buah, vitamin, dan nutrisi sehat lainnya yang penting bagi tubuh, sehingga proses pencernaan tetap lancar.

Tetap Betaktifitas

Selama bulan Ramadan sebaiknya kita tetap aktif melakukan kegiatan sehari-hari dan jangan bermalas-malasan. Kebiasaa berolah raga pun  jangan ditinggalkan. Kita bisa berolah raga ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, atau jogging, dengan waktu dikurangi dari waktu di hari biasa.

Jangan ketinggalan aktifitas tadarus Al Quran, shalat Tarawih, dan bersedekah agar jiwa kita semakin tenang dan siap menjalani ibadah shaum Ramadan sebulan penuh.

Aktifitas dapat merangsang pengeluaran hormon-hormon anti insulin, yang berfungsi melepas gula darah dari simpanan energi, sehingga kadar gula darah tidak menurun. Tubuh tetal segar sepanjang hari.

Tidur Yang Cukup

Tidurlah selalu dalam waktu yang cukup selama bulan Ramadan.Kebiasaan begadang harus ditinggalkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun