Sukino Kinoi
Sukino Kinoi Wiraswasta

Saya Sukino tinggal di Jogja. Sejak usia sekolah saya hobi baca dan nulis. Berulang kali hasil tulisan saya tampil di koran local Jogja. Topik favorit selama ini, saya suka parenting dan motivasi.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Lir Ilir, Tembang Jawa yang Bernuansa Religi

26 Maret 2024   17:52 Diperbarui: 27 Maret 2024   06:06 1013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lir Ilir, Tembang Jawa yang Bernuansa Religi
Judul lagu Lir Ilir (Sumber : Youtube,com)

Meskipun tembang Lir Ilir sudah ada sejak abad ke-16, namun liriknya masih relevan sampai saat ini. Sejak saya berusia SD sampai sekarang sudah berkeluarga dan punya anak, masih selalu terngiang apabila mendengar  tembang ciptaan Sunan Kalijaga ini. Banyak petuah kehidupan dan beragama yang terkandung dari setiap liriknya.

            Pada saat itu, tembang Lir Ilir dikenal sebagai tembang dolanan (mainan) yang dalam liriknya menggunakan kata perumpamaan. Meski sekilas hanyalah dolanan, Sunan Kalijaga mencoba untuk mengajak masyarakat Jawa memeluk, meyakini, dan mengamalkan agama Islam secara perlahan tanpa menabrak tradisi yang sudah lama berkembang. Upaya ini mencontoh Nabi Muhammad SAW dalam dakwah kepada umatnya.

            Dalam liriknya juga mengingatkan bahwa kita ada di bumi ini sebagai pemimpin. Tugas kita harus bisa membawa dan menyampaikan hal-hal kebaikan yang telah di perintahkan oleh Allah. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Mihammad SAW dalam hadits Bukhari yang artinya : "Setiap kalian adalah pemimpin. Dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang Amir adalah pemimpin. Seorang suami juga pemimpin atas keluarganya. Seorang wanita juga pemimpin atas rumah suaminya dan anak-anaknya. Maka setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya."

            Adapun lirik asli  tembang Lir Ilir sebagai brtikut :

Lir ilir lir ilir tandure wis sumilir

Tak ijo royo royo

Tak sengguh panganten anyar

Cah angon cah angon penekna blimbing kuwi

Lunyu lunyu penekna kanggo mbasuh dodotira

Dodotira dodotira kumintir bedah ing pinggir

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun