Yudho Sasongko
Yudho Sasongko Freelancer

narahubung: https://linkfly.to/yudhosasongko

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Kuratif Berbasis Everyday Healing (EDH)

28 April 2020   05:39 Diperbarui: 28 April 2020   10:27 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuratif Berbasis Everyday Healing (EDH)
Dok. Pribadi

Kami pendaki gunung mempunyai manajemen perjalanan, manajemen logistik dan manajemen peralatan yang selalu dijaga daya guna bagi aplikasi lapangan. Salah satu yang tak boleh lalai dari ketiganya adalah manajemen peralatan pribadi yang biasa disebut dengan EDC (Everyday Carry).

EDC ini berupa upaya peringkasan peralatan hingga yang mudah dibawa, simpel, berdaya guna tinggi serta bisa dibawa kemana-mana seperti pisau lipat, pemantik api, peluit hingga peralatan digital yang menempel di tubuh. 

Nah, berbasis EDC ini, maka dikembangkan pula model Everyday Healing (EDH) yang merupakan basis atau dasar-dasar base jungle medic atau first aid (pertolongan pertama) yang harus dikuasai pendaki dalam survival pengembaraan hutan gunungnya.

Basis EDC adalah semua teknik dan alternatif penyembuhan, pertolongan dan evakuasi terhadap semua gangguan dan gejala yang menyangkut kesehatan dan jiwa pendaki. Everyday Healing (EDC) juga aplikatif di semua lingkungan termasuk lingkungan sosial masyarakat pada umumnya.

Termasuk dalam menjaga kebugaran di bulan puasa, EDC bisa berfungsi ganda yaitu fungsi penyembuhan gangguan kesehatan ringan hingga penjagaan kebugaran.

Prinsip pertama EDC adalah kesehatan jiwa. Di lapangan (pendakian gunung), kesehatan jiwa ini sangat penting sebagai dasar kebugaran fisik pendaki. Banyak pendaki yang sehat dan bugar namun tiba-tiba merasa stres setelah mentalnya tak tahan ujian medan.

Hal terpenting dalam EDC adalah tidak sembarang menggunakan prosedur, alat dan bahan-bahan tanpa rekomendasi para ahli. Beberapa prinsip dan taktik EDC yang bisa digunakan untuk membantu meringankan gangguan kesehatan saat puasa antara lain:

1. Jogging ringan 

Ini sangat cocok bagi kamu yang masih ingin terus berpuasa namun beberapa hari ini merasa pusing, lemah dan lesu langsung saja ambil waktu untuk jogging ringan.

Model EDC ini bisa dilakukan rutin maupun sporadis. Yang pasti jogging bisa membuat kemampuan Vo2max kamu meningkat. Vo2 Max adalah kemampuan paru-paru kamu untuk mengelola oksigen secara maksimal.

Jangan terlalu memaksa, cukup 5 menit saja dengan kecepatan rendah. Pastikan di dahi kamu lelehan keringat mulai muncul walau hanya sebiji jagung saja. EDH ini sangat cocok dipadu dengan minum madu saat berbuka sebagai pengembali energi dan daya tahan penyakit.

Tempat jogging juga fleksibel, tidak harus luar ruangan. Kamar kamu juga bisa, yang penting kaki kamu bebas bergerak linca walau hanya lari di tempat.

2. Cukup tidur

EDH Ini jangan diremehkan. Cukup tidur adalah penyembuh yang manjur untuk segala gangguan kesehatan. Semua prosedur penanganan gangguan kesehatan pasti berakhir dengan saran agar cukup tidur.

EDH sangat membantu kami, khususnya para pendaki yang sangat perlu cukup tidur sebelum melakukan summit attack (menuju puncak gunung).

Ketika kamu mulai pusing ataupun gangguan ringan lainnya seperti flu ringan, jika belum waktunya berbuka mending tidur yang cukup. Baru setelah waktu berbuka minumlah obat sesuai dengan resep ahli kesehatan.

3. Menulis atau mengerjakan hobi lain

EDH ini sepertinya aneh saja. Orang gak enak badan kok disuruh nulis atau kerjakan hobi. Tunggu dulu, di kalangan kami pendaki ada quote yang cukup menarik seperti ini: Hiking, wilderness, and writing have been powerful tools in my journey, acting as my map and compass through absolute confusion.

Nah, menulis masuk dalam EDH kami. Kenapa begitu? Ingat di dalam jiwa yanaga sehat terdapat fisik yang bugar. Semua kebugaran yang berbasis hormonal dan syaraf sangat bergantung dengan kesehatan jiwa. Kebugaran jiwa bisa ditempuh dengan melakukan apapun yang sangat disukai (hobi) termasuk menulis.

Di dunia pendakian ada aturan penyeimbangan antara produksi hormon kecemasan (adrenalin) dengan hormon relaksasi (endorfin).

Adrenalin berproduksi sangat deras saat kami melewati masa-masa kritis penjelajahan dan pengembaraan seperti gelap malam, jurang, ancaman binatang buas dan lainnya.

Sedang hormon relaksasi mengucur saat kami berhasil gapai puncak gunung dengan perasaan gembira, bersyukur dan puas.

Nah, konsep EDH ini bisa kamu gunakan untuk mengatasi gangguan kesehatan ringan agar puasa tetap jalan. Imbangkan dengan kegiatan yang bisa memancing endorfin kamu mengucur deras.

Jika berhasil, maka metabolisme tubuh seimbang, dan penyakit pun minggat. Itu saja yang bisa kami sumbangkan dari kami para pendaki untuk berbagi EDH agar bermanfaat bagi usaha menjaga amalan Ramadan yang berpahala tinggi ini.

Mencega lebih baik daripada mengobati. Selamat mencoba!

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun