Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster
Hiburan Sahur Tak Biasa Kami, Komentator Sinetron!
Stasiun TV menyediakan beragam pilihan acara selama sahur.
Ada yang menggelar talk show. Talk show nya juga ada yang setting di rumah dan ada yang setting di studio.
Selain menggelar kuis, bernyanyi dan sengaja hahah hihi.
Ada yang menayangkan sinetron religi berbuat komedi.
Namun ada juga yang menayangkan sinetron tema umum dan bukan religi namun genrenya komedi yaitu Preman Pensiun.
Nah saya sekeluarga malah lebih suka nonton sinetron itu.
Selain memang karena bersetting kota Bandung, temanya juga sederhana.
Jangan berharap melihat pemain ganteng di sinetron ini. Tema preman membuat pemain yang berlaga tak ada satupun yang wajahnya seperti opa Korea atau Bang Nicholas Saputra.
Begitu kumpul semua keluarga, makanan sudah diturunkan karena memang kami makan lesehan, TV pun dinyalakan dan sekita pukul 04.00 WIB, sinetron Preman Pensiun tayang.
Kebetulan saya masih numpang di perumahan mertua Indah yang juga berbagi atap dengan keluarga kakak ipar.
Jadi ada 5 Anak-anak dan 6 dewasa yang menyantap sahur sambil mengikut alur cerita sinetron Preman Pensiun ini.
Namun jangan harap kami diam dan duduk manis menikmati setiap adegan.
Yang ada layaknya komentator bola, kami berisik mengomentari apa saja yang kami saksikan.
Dari mulai di mana tempat mereka berlaga, mengapa adegan nya begini begitu hingga tingkah pemainnya jika dirasa tak umum.
Jadi kalau kebetulan kalian nyempil di tengah acara nonton sahur kami, maka yang akan jelas terdengar adalah sahut-sahutan komentar kami.
Kadang malah yang lebih lucu celetukan-celetukan kami dibanding dialog pemain.
Meskipun bukan sinetron religi namun sinetron Preman Pensiun ini juga memiliki pesan moral yang baik.
Salah satunya adalah sepreman-premannya mereka, tetap sayang dan cinta keluarga.
Sinetron yang tayang semenjak tahun 2015 ini dulu menghadirkan almarhum Didi Petet sebagai sentral cerita.
Sebagai dedengkotnya preman nyatanya Kang Bahar yang dimainkannya sayang istri dan anak.
Begitupun Epi Kusnandar, Sebagai Kang Mus yang juga dikenal sayang istri dan hormat Ibu mertua.
Meskipun kedua Kang Bahar dan Kang Mus sudah tak lagi ada di episode terbaru, masih ada sosok Denny, preman terminal yang begitu mencintai Ibunya.
Hiburan tak biasa dari nonton sinetron ini bukan semata isi sinetronnya. Namun momen sahut-sahutan komen kami, dan kekompakan keluarga kami saat menertawakan hal yang samalah membuat suasana sahur kami jadi hangat.
Kadang salah satu dari kami protes karena berisiknya sahut-sahutan komentator sinetron kagetan hingga tak bisa nikmati adegann.
Hingga sahur usai dan imsak terdengar kami belum beranjak hingga sinetron usai dan masing-masing bubar untuk shalat shubuh lalu tadarusan.