Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta
Dress Turki, Kremasi, dan Cinta dari yang Maha Cinta
Tak kubiarkan kau tak bahagia (Rossa-Bulan Dikekang Malam).
**
Sepertiga malam, Calvin terbangun oleh suara isak tangis. Ia buru-buru bangkit. Mengabaikan rasa sakit di kepalanya. Walaupun Non-Muslim, Calvin terbiasa bangun di sepertiga malam untuk menemani istrinya Tahajud.
Dilihatnya Corry tengah bersujud. Menghadapkan wajah cantiknya ke lantai. Pundaknya bergetar hebat. Samar terdengar isakan. Ya Tuhan, mengapa Corry menangis? Tidak, Calvin tak bisa mendengar istrinya menangis.
Ditelannya pertanyaannya hingga Corry selesai Tahajud. Wanita berabaya putih itu perlahan bangkit. Melipat sajadahnya, lalu menghampiri Calvin.
"Sudah bangun, Sayang?" tanya Corry lembut, mencium keningnya.
"Corry, mengapa kau menangis? Apa yang kausedihkan?"
Sesaat Corry terdiam. Ia mengulur waktu dengan melepas abaya dan hijab mewahnya.
"Calvin, bolehkah aku menolak permintaanmu?"
"Kenapa?"
"Aku ikhlas kamu meninggal sebagai seorang Buddhis, tapi tolonglah izinkan aku memakamkanmu. Bukan dengan cara kremasi."