Arsitek yang Terapis, Fotografer, menyukai menulis, eksperimen masak, tanaman, anabul, senang belajar hal baru. Buku : The Miracle of Doa, The Wonderful Sedekah
Wisata di Indonesia Aja; 7 Cara Mendukung Sustainable & Responsible Traveler
Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jala cukup menghidupimu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
Lirik lagu Bimbo ini langsung membuat pikiran dan hati saya bergoyang begitu membaca topik hari ini.
Ya...negara kita bagai surga dengan keindahan alam dari ujung barat hingga timur. Baik lokasi yang sudah terkenal di berbagai negara, maupun yang masih menjadi harta karun pariwisata alias masih ngumpet, mungkin baru warga sekitar lokasi saja yang tau.
Sejak kecil hingga sekarang saya menyukai alam terbuka. Saya senang kemping.
Merasa menyatu dengan alam tanpa batas dinding dan atap rumah...
Meresapi sentuhan angin di kulit....
Memanjakan mata menatap langit dan bintang di malam hari....
Menghibur telinga dengan suara angin menyentuh dedaunan...
atau suara air terjun berjatuhan dari ketinggian dan memercikan tetesan ke kulit....
Masa putih abu-abu, semakin sering saya jalan bareng dengan teman-teman, baik untuk kemping atau naik gunung. Aktifitas ini cukup menghibur kekecewaan saya yang tidak bisa mengikuti pendaftaran dan latihan dasar ekskul pecinta alam. Karena pada masa pendidikan dasar itu, saya dirawat di rumah sakit hampir dua bulan.
Meski tidak ikut ekskul tersebut, dengan berbagai aktifitas ke alam , saya berkenalan dengan kakak kelas anggota sebuah pecinta alam top yang bermarkas di Badung. Juga dengan seorang anggota Basarnas yang sering datang ke sekolah dan turut serta dalam kegiatan di alam terbuka tersebut. Dari merekalah saya belajar bagaimana mencintai alam dengan baik. Bukan sekedar main ke alam, kemping atau naik gunung, tapi justru menodai atau merusak alam.
Dari obrolan dengan kakak-kakak tersebutlah banyak yang membekas di diri saya hingga saat ini.
Berjalannya waktu dan kesibukan yang berubah, membuat saya tidak seperti dulu untuk kemping dan naik gunung. Tapi berjalan-jalan ke alam terbuka masih dilakukan. Seperti juga oleh kita semua.
Traveling ke alam terbuka, saat ini menjadi salah satu pilihan untuk lepas sejenak dari rutinitas harian dengan berbagai tekanan dan masalah. Indahnya alam Indonesia di setiap jengkalnya, tentu menjadi hal yang membuat kita bangga berwisata di Indonesia.
Ga harus keluar kota apalagi keluar pulau dari tempat tinggal kita. Di halaman pun kita bisa rehat dan mendapatkan ketenangan hati dan pikiran. Seperti rumah viral Abah Jajang di Cianjur. Karena begitu kayanya alam Indonesia.
Dikutip dari Detik.com, Responsible tourism adalah prinsip dimana pariwisata dibangun sambil memperhatikan keberlanjutan alam dan komunitas lokal. Untuk yang satu ini, Indonesia termasuk yang terbaik di dunia. Bahkan lebih baik dari AS dan China. Indonesia berada di peringkat kedua dengan nilai 5. Indonesia dan 6 negara lainnya sama-sama mendapatkan nilai 5 yaitu Botswana, Kosta Rika, Chile, Maroko, Norwegia dan Laos.
Indonesia dianggap memperhatikan responsible tourism dan sustainable tourism dalam dunia pariwisatanya.
Sebagai warga Indonesia, sudah selayaknya kita wajib terlibat dan mendukung Responsible tourism dan sustainable tourism dengan menjadi traveler yang sadar dan bertanggung jawab.
Berdasarkan pengalaman pribadi sejak kecil, ini 7 cara turut serta mendukung "Sustainable and Responsible Travel" persembahan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.
1. Dimulai dari diri sendiri
Kita sudah dikaruniai olehNya keindahan alam luar biasa dari Sabang hingga Merauke.
Bagi muslim, sudah pula ada tuntunannya :
"Dan janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi sesudah (Allah)memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. ( Al- A'raf :56)
Sudah selayaknya kita mensyukuri karunia ini dengan turut menjaga keberlangsungan indahnya alam di sekitar kita. Mulailah dari diri sendiri untuk merawat, ajak orang-orang terdekat kita. Adik, kakak, orang tua, anak, sahabat. Saat kita lahir, alam indonesia sudah demikian indahnya, tentu kita ingin keturunan kita kelak juga bisa menikmati indahnya alam Indonesia kan?
2. Jagalah keindahan alam yang sudah ada
Dulu saat naik gunung atau kemping, saya pernah ingin memetik bunga di sekitar tenda. Ingin memetik bunga eidelweis saat naik gunung. Tapi saya diingatkan oleh kakak-kakak tersebut untuk tidak melakukan hal tersebut. Meski hanya satu. "Jika 1000 orang seperti kamu beralasan : "Cuma petik satu koq", coba bayangin...apa ga habis bunga nya? Lama-lama bisa punah".
Sayangi juga dahan pohon, tidak perlu melukai mereka dengan mengukir inisial namamu.
Bunga, dahan pohon dan lain-lain sudah terbentuk tahunan, mungkin ribuan tahun. Kesatuan dari semua itulah yang membentuk alam menjadi indah. Jika kita merusaknya, apakah akan tetap indah? Apakah ekosistem tidak akan terganggu? Apakah wisatawan akan tetap datang?
Sangat mungkin kemudian akan berdampak pada pemasukan penduduk sekitar.
3. Perhatikan dengan seksama peraturan yang berlaku
Jangan membuat api unggun bukan ditempat yang di izinkan. Yakinkan juga sudah padam ketika akan meninggalkan lokasi.
Jangan sampai terjadi kebakaran hutan karena ke sembronoan kita.
Jangan meremehkan apalagi melanggar peraturan yang tentunya sudah dibuat dengan pertimbangan matang untuk menjaga lingkungan setempat dan menjaga habitat satwa liar.
4. Peduli Lingkungan
Pasti sudah banyak yang tau untuk tidak membuang sampah sembarangan, tapi nyatanya masih terjadi di mana-mana. Yuk...ingatkan diri sendiri untuk disiplin.
Sekarang semakin banyak tempat wisata yang menyiapkan tempat sampah terpisah antara organik dan non organik. Sekalipun saat kita berwisata tidak menemukan tempat sampah, sebaiknya kita selalu membawa wadah untuk membawa sampah kita sendiri, sampai kita menemukan tempat sampah.
Biasakan juga membawa tumbler atau tempat minum sendiri untuk mengurangi sampah plastik.
5. Kurangi jejak karbon
Jika memungkinkan, pilihlah berjalan kaki, karena menyehatkan diri sendiri dan juga menyehatkan alam lingkungan. Karena jika menggunakan kendaraan akan berbagi polusi udara.
6. Mendukung perekonomian lokal
Dengan cara, menggunakan uang untuk berkontribusi aktif pada perekonomian setempat. Misal dengan makan di restoran lokal dan makan makanan lokal. Membeli oleh-oleh produk yang dibuat oleh warga setempat.
7. Membawa perlengkapan yang ramah lingkungan
Hindari penggunaan barang sekali pakai. Bawalah peralatan makan sendiri, dan gunakan eco-bag.
&&&&&
Tak perlu ragu untuk terus berusaha menjadi traveler yang sadar dan bertanggungjawab pada tempat yang kita kunjungi. Bahkan kita juga bisa mengajak atau mengingatkan wisatawan lain untuk sama-sama menjaga alam tempat kita berwisata.
Keindahan alam yang bisa menjadi healing dari keruwetan rutinitas, tentunya juga diharapkan dapat dinikmati oleh penerus kita kelak. Bangga dunk jika kita menjadi bagian dari penjaga kelestarian alam untuk penerus kita dan juga dapat membantu perekonomian penduduk lokal. Bangga berwisata di Indonesia dunk. Bangga dunk sudah menjadi wisatawan yang suistanable dan responsible. Kebanggaan ini pun dapat menjadi bentuk syukur kita dan meningkatkan keimanan kita pada sang Maha Pencipta.
Kuy lah...siapkan ransel dan sepatu...
Salam Bangga Berwisata di Indonesia
Putri Soonard
Mystery Topic Special "Wonderful Indonesia"
Samber THR Hari 17