Julianda BM
Julianda BM Administrasi

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Ramadhan: Momentum untuk Merekatkan Toleransi dan Persatuan

31 Maret 2024   09:15 Diperbarui: 31 Maret 2024   09:20 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramadhan: Momentum untuk Merekatkan Toleransi dan Persatuan
Potret toleransi (Foto: Liputan6.com/Kemenag)

Oleh: Julianda BM 

Bulan Ramadhan, bulan penuh berkah dan ampunan, kembali menyapa umat Islam di seluruh dunia. 

Di bulan istimewa ini, umat Islam tidak hanya menjalankan ibadah puasa, namun juga didorong untuk meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan rasa kasih sayang terhadap sesama. 

Salah satu aspek penting yang ditekankan dalam Ramadhan adalah toleransi dan persatuan.

Di tengah keberagaman Indonesia, toleransi menjadi pilar fundamental dalam menjaga keharmonisan dan persatuan bangsa. 

Ramadhan merupakan momentum yang tepat untuk memperkuat toleransi dan persatuan di antara umat Islam dan masyarakat luas.

Mengapa Toleransi Penting di Bulan Ramadhan?

Toleransi memiliki makna saling menghormati dan menghargai perbedaan, baik dalam hal keyakinan, pendapat, maupun kebiasaan. 

Di bulan Ramadhan, umat Islam diajarkan untuk lebih menahan diri, mengendalikan hawa nafsu, dan meningkatkan empati terhadap sesama. 

Hal ini sejalan dengan nilai-nilai toleransi yang mendorong sikap saling pengertian dan tenggang rasa.

Ramadhan menghadirkan berbagai amalan yang menumbuhkan toleransi dan persatuan. 

Contohnya, shalat tarawih berjamaah, buka puasa bersama, dan zakat fitrah. 

Kegiatan-kegiatan ini mempertemukan umat Islam dari berbagai latar belakang dan membuka ruang untuk saling mengenal dan memahami perbedaan.

Implementasi Toleransi dalam Kehidupan Sehari-hari

Toleransi tidak hanya sebatas teori, namun perlu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. 

Berikut beberapa contoh penerapan toleransi:

  • Menghormati perbedaan pendapat dan keyakinan orang lain.
  • Tidak memaksakan kehendak dan keyakinan diri kepada orang lain.
  • Menjaga ucapan dan tindakan agar tidak menyinggung orang lain.
  • Saling membantu dan bekerja sama dalam kebaikan.
  • Menghargai tradisi dan budaya yang berbeda.

Meskipun toleransi menjadi nilai penting, masih terdapat berbagai tantangan dalam penerapannya. 

Salah satu contohnya adalah munculnya intoleransi dan radikalisme yang dapat memecah belah persatuan bangsa.

Untuk mengatasi hal ini, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak, seperti:

Peningkatan edukasi dan pemahaman tentang toleransi melalui pendidikan formal dan informal.

Peran aktif pemuka agama dan tokoh masyarakat dalam menyebarkan pesan toleransi dan perdamaian.

Dialog dan komunikasi interaktif antarumat beragama untuk membangun saling pengertian dan menghormati perbedaan.

Penegakan hukum yang tegas terhadap tindakan intoleransi dan radikalisme.

Mari jadikan bulan Ramadhan sebagai momentum untuk merekatkan toleransi dan persatuan bangsa. 

Dengan saling menghormati dan menghargai perbedaan, kita dapat membangun Indonesia yang damai, harmonis, dan penuh kasih sayang.

Jadi, toleransi adalah kunci untuk mewujudkan persatuan dan keharmonisan bangsa. Di bulan Ramadhan ini, mari kita bersama-sama mengamalkan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan sehari-hari, demi Indonesia yang lebih maju dan sejahtera.

 

Referensi:

https://id.wikipedia.org/wiki/Toleransi

https://www.kemenag.go.id/

https://www.bnpt.go.id/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun