lukmanbbs
lukmanbbs Guru

Ngaji pikir dan dzikir

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Ngaji di Hari Kedua Ramadlan

7 Mei 2019   23:05 Diperbarui: 8 Mei 2019   11:43 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ngaji di Hari Kedua Ramadlan
20190508-104709-5cd25e436db84378cc7ce0b2.png

MERAIH ILMU UNTUK MENINGKATKAN IBADAH

Modal ibadah yang utama adalah senang atau cinta kepada Allah SWT.  Karena  orang yang ibadahnya mantap atau sungguh-sungguh, akan mendapatkan mutiara dari Allah SWT.  

Adapun awal seseorang mendapatkan hidayah dalam beribadah tidak bisa lepas dari syariat islam yang dijalankannya. Maka raihlah cita - cita ibadah  yang tinggi agar terus mendapat petunjuk dari Allah. Sedangkan petunjuk menurut Imam Al-Ghozali tidak bisa lepas dari syariat pula. Artinya tanpa syariat, hidayah dan petunjuk tak mungkin didapat.

Syariat dalam hal ini merupakan jalan yang ditempuh manusia untuk menuju Allah. Adapun syariat Islam adalah hukum atau peraturan yang mengatur seluruh sendi kehidupan umat Islam, baik di dunia maupun di akhirat. Kalau dalam kehidupan ekonomi bila
akal tidak ada ilmu, maka uang akan cepat habis, terbuang dengan sia-sia.

Bila masalah ibadah, hatinya dihinggapi rasa malas atau  suka menunda-nunda, maka nafsu amarahlah yang condong menguasai.  

"an Nafsu al-ammaarah bi as-su" (Nafsu amarah memerintahkan pada keburukan)

Sebagai pembelajaran untuk semua manusia, memang benar dunia untuk manusia. Namun perlu diingat bahwa Nabi Adam sebagai manusia pertama,  dikeluarkan dari surga karena melakukan satu dosa, beliau diturunkan di dunia.  Sehingga menjadi sebuah keharusan bersemangat beribadah di dunia untuk meraih surga, dan jangan menganggap sepele, dosa yang dilakukan di dunia dengan memohon ampun saja, akan dimasukan di surga.

Ingat tipu daya  syetan, yang menjual kejelekan di depan kebaikan, merasa menjadi orang hebat, dengan suka mencaci maki orang lain, bahkan saudara muslim sendiri. Perilaku ini membuat syetan terus merasakan kesenangan. Padahal sangat jelas, syetan itu musuh manusia yang akan menjerumuskan ke neraka.

Perlu diingat kembali, bahwa dalam diri syetan selalu membuat prasangka yang  mereka menyangka baik, padahal mereka akan menjadi manusia yang merugi. Sebagaimana Imam Ghozali mengatakan, "mereka sesat tapi merasa berbuat baik".

Iblis dalam hal ini, merupakan makhluk  Allah yang alim. Namun  karena sombongnya ia  dilaknat. maka jangan sombong seperti syetan yang telah dilaknat.

Dalam sisi keilmuan, syetan ataupun iblis itu termasuk katogori makhluk Allah yang cerdas, ia dapat menerangkan keutamaan ilmu, namun  dalam dirinya tidak dapat menunjukan  ilmu yang dimiliki sesuai dengan perbuatannya.

Hal tersebut dikatakan sama, bila seseorang dapat disebut memiliki ilmu yang luas, namun tidak meningkatkan nilai-nilai ibadah kepada Allah, bahkan semakin menambah jauh dari Allah, maka nampak dalam diri orang tersebut sebenarnya telah  dikuasai pemikiran-pemikiran syetan ( Nafsu Amarah).

Karena dalam teori keimanan,  orang yang ilmunya luas, akan berbanding lurus dengan peningkatan keimanan. Namun bila orang yang memiliki ilmu yang tinggi, kemudian nilai-nilai ibadah tidak meningkat,  maka sesungguhnya orang tersebut jauh dari Allah SWT.

Perlu diingatkan kembali, ketika seseorang mau belajar (ngaji),  kemudian tidak aktif dalam sholat jamaah, ahli shodaqoh,  maka dapat dikatagorikan ketidak7manfaatan ilmu yang dimiliki. Maka ketika sudah tahu ilmunya,  yang ada pada seseorang seharusnya semakin dekat dengan Allah, dan tidak ketergantungan terus menerus pada urusan dunia. Ingat  sbda Nabi Muhammad  SAW.
( )

"Orang yang paling keras siksanya di hari kiamat adalah orang alim yang ilmunya tidak Allah berikan manfaat padanya".

Ilmu sendiri menurut Imam Malik dalam Al-Muwatha, terbagi menjadi dua, yaitu ilmu hati dan ilmu lisan. Ilmu di dalam hati yaitu ilmu yang bermanfaat dan ilmu lisan yang digunakan hanya untuk berdebat.

Usahakan kita berdoa, sebagaimana yang diajarkan  Nabi SAW dalam doanya :

( )

`Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari ilmu yang tak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyuk, dari amal yang tak diterima, dan dari doa yang tak didengar.`

Di akhir catatan ngaji kedua di Bulan Ramadlan 1440 H bersama KH. Subhan Ma'mun mengatakan       "Semakin seseorang bertambah ilmunya maka akan
semakin zuhud, tidak terbelenggu oleh urusan dunia, cinta Akhirat, memiliki sopan santun dan
semakin takut  kepada Allah".

Wallahu 'alam bishowab.
(Lukman Nur Hakim)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun