Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon
Cerpen | Ibu Menunggumu Pulang, Nak
Selesai masak, Siti harus membersihkan kamar Sahrir yang sudah lama tidak ditempati. Kasur baru, sepre baru, dan semua harus terlihat bersih.
"Sejak wisudah sampai jadi dokter, Sahrir gak bisa pulang saat lebaran. Sahrir sudah janji bakal pulang lebaran ini," kata Ibu.
Siti hanya bisa menuruti semua perkataan Ibu. Sejak kecil anak-anak diajarkan adab dan menghormati orang tua. Tidak sedikit pun anak-anak membantah dan tidak nurut perkataan Ibu.
"Kita bisa apa?" bisik Siti ke suaminya.
"Bilang saja Jakarta lockdown, Sahrir tidak bisa pulang," kata Kamal.
Percakapan Siti dan Kamal membuat ibu curiga. Bisik-bisik di depan orang tua tidak ada adab.
"Kamu mau bilang, gara-gara corona Sahrir gak pulang. Ibu tahu betul, Sahrir akan pulang," kata Ibu.
"Maaf, Bu. Siti dan Bang Kamal mau siap-siap dulu," kata Siti. Langkah kaki suami istri itu beriringan masuk ke dalam kamar.
Siti, Kamal, dan Naima dibuat pusing cara memberi pengertian kepada Ibu. Dua lebaran sebelumnya, Sahrir tidak bisa pulang saat Lebaran, Ibu tidak seperti ini. Jika pun pulang bertepatan pada libur praktek.
"Saya cuma takut Ibu terpukul lagi," kata Naima sambil menahan emosi yang benar-benar sudah tidak tahan lagi.
Naima dengan kepolosannya paham. Salah menyampaikan pesan kepada Ibu akan berbuat fatal.