Mang Pram
Mang Pram Freelancer

Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Cerpen | Ibu Menunggumu Pulang, Nak

23 Mei 2020   20:25 Diperbarui: 23 Mei 2020   20:27 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen | Ibu Menunggumu Pulang, Nak
Ilustrasi foto Pexels.com/Lelesh Aldarwish

"Ibu benar-benar lupa apa yang sudah terjadi seminggu ini?" kata Kamal.

Siti dan Naimah saling berpelukan. Hanya air mata yang terus berurai menggambarkan rasa kesedihan yang mendalam.

Sahrir adalah anak laki-laki yang selalu dibanggakan Ibu. Cerdas dan berprestasi, sebuah harapan masa depan orang tua. Apalagi kini di tanah perantauan Sahrir sudah menjadi dokter.

"Setelah lebaran, saya akan ke Jakarta. Entah bagaimana caranya bisa sampai ke tanah Jawa dari pelabuhan Bakauheni," kata Kamal.

Siti dan Naima makin larut dalam kesedihan. Mendengar suara takbiran dari masjid membawa harapan ada jalan keluar yang diberikan kepada Allah.

"Apa tidak sebaiknya kita katakan, Bang Sahrir masih bertugas tangani pasien corona?" kata Naima.

"Jangan, Dek! Ini akan jadi masalah besar kedepannya. Ibu tidak sedang lupa, hanya mengalami depresi saja saat ini," kata Kamal.

Disaat kebingungan mencari solusi, tiba-tiba Ibu berteriak dengan suaranya yang serak.

"Naima, Abang Sahrir pulang. Sambutlah..."

Dua anak perempuan itu saling tatap mendengar suara teriakan Ibu.

"Apakah saya salah dengar, Kak?" tanya Naima dengan kekalutan yang semakin membuncah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun