Marsa Nurul Laila
Marsa Nurul Laila Mahasiswa

Hobi: mendengar lagu, bernyanyi, menulis.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Tradisi Lebaran ala Desa Semilir, Halal Bihalal sampai Seminggu!

15 April 2024   19:27 Diperbarui: 16 April 2024   15:36 1241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Lebaran ala Desa Semilir, Halal Bihalal sampai Seminggu!
ilustrasi paket makanan Lebaran. (Sumber: SHUTTERSTOCK/IKARAHMAH via kompas.com)

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Tradisi ini tidak hanya berlangsung sehari, tetapi bisa berlanjut hingga seminggu penuh. "Meskipun masyarakat tetap melakukan kegiatan seperti biasanya namun ada masyarakat yang tetap mengunjungi rumah-rumah untuk bersilaturahmi" ujar mbah is salah satu warga Desa Semilir (15/4/2024). 

Pada saat tradisi keliling berlangsung masyarakat bersilaturahmi dengan berbincang-bincang, berbagi cerita, dan menikmati hidangan  yang telah disiapkan. 

Tradisi ini memperkuat hubungan antarwarga dan mempererat tali persaudaraan di antara mereka serta mencerminkan nilai kebersamaan dan saling memaafkan yang sangat ditekankan dalam ajaran Islam.

Tradisi berkeliling ini diiringi dengan berbagai macam hidangan khas Idul Fitri yang disajikan di setiap rumah seperti Kue lebaran, opor pecel, dan lauk seadanya, sehingga biasanya tuan rumah memepersilahkan untuk memakan hidangan yang telah di sediakan. 

Tradisi berkeliling di Hari Raya Idul Fitri di desa Semilir bukan hanya menjadi ajang untuk bersilaturahmi dan saling memaafkan, tetapi juga menjadi momen untuk mempererat hubungan antarwarga desa. Tradisi ini telah dilestarikan dan menjadi bagian penting dari budaya masyarakat desa Semilir.

Pada tradisi berkeliling ini bukan hanya orang orang tua saja namun para pemuda juga ikut serta dalam berkelliling mengunjungi tetangga-tetangga dan sanak saudara. Keterlibatan para pemuda dalam tradisi berkeliling ini merupakan suatu hal baik bagi generasi muda. 

Ketika di tengah gempuran modernisasi, tradisi ini masih lestari dan diwariskan kepada generasi muda. Hal ini menunjukkan bahwa nilai-nilai kebersamaan, saling menghormati, dan saling memaafkan masih tertanam kuat dalam masyarakat desa Semilir.

Para pemuda tidak hanya ikut berkeliling, tetapi mereka juga berperan aktif dalam berbagai kegiatan selama tradisi berlangsung. Mereka membantu menyiapkan hidangan, menghibur tamu, dan menjaga ketertiban. 

Keaktifan para pemuda ini menunjukkan bahwa mereka memiliki rasa tanggung jawab dan antusiasme untuk melestarikan tradisi leluhur mereka.

"Terdapat juga Tradisi Nyadran di Desa Semilir biasanya dilaksanakan seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri. Pada hari itu, masyarakat desa berbondong-bondong mengunjungi makam leluhur mereka melakukan pengajian dan memanjatkan doa" perkataan Buk Anis salah satu warga desa Semilir (15/4/2024).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun