Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com
Wisata Bermartabat, Eksplorasi Alam Tanpa Merusak Lingkungan
Indonesia memiliki alam yang indah. Sebagai negara kepulauan, Indonesia dianugrahi alam yang membentang luas dengan pesona keindahan sawah, danau, dan laut di berbagai provinsi dari Sabang sampai ke Marauke.
Pegunungan Indonesia kerap menghadirkan pemandangan menarik. Tidak heran, banyak turis asing terkesima dengan keindahan alam Indonesia yang jarang ditemui di negara mereka.
Tentu saja, sebagai warga negara Indonesia sudah sepantasnya kita merasa bangga berwisata di Indonesia. Alam indah bukan hanya menyegarkan pikiran, tapi juga memberi kesan mendalam ke memori pengunjung.
Bayangkan, betapa kayanya alam Indonesia dengan flora dan fauna tak terhitung. Tanah yang subur menumbuhkan tanaman, bunga, dan beragam pohon dengan jenis buah tidak mengenal musim.
Di Indonesia aja hutan tropis menyumbang oksigen besar bagi Dunia. Sebut saja Taman Nasional Gunung Leuser di Aceh Tenggara. Ada ribuan biodiversiti yang bisa ditemukan disana. Hutan yang lebat menjaga keseimbangan ekosistem.
Pernah dengar pulau Giliyang di Sumenap, Madura? kadar oksigen disana diklaim nomor 2 terbaik di dunia setelah Yordania. Ya, itu baru satu dari sekian keajaiban alam Indonesia.
Di daerah pelosok, banyak lokasi air terjun yang menyejukkan jauh dari kebisingan kota. Pasokan air berlimpah dari gunung dan ragam pepohonan menjadikan sumber air jernih yang sangat baik di konsumsi langsung dari sumber mata air.
Saya pribadi sangat suka menjelajahi alam. Di beberapa kesempatan, saya sengaja menikmati keindahan alam dengan berkemah di alam bebas.
Saya dan teman pernah berkunjung ke pusat air terjun yang dulunya belum banyak dijamah orang. Lokasi jalan yang saat itu baru dibuka tentu saja tidak mudah dijangkau.
Kami melewati aliran sungai di perjalanan, menaiki tanjakan pegunungan yang masih asri, dan tidak lupa tetap menjaga kelestarian alam setempat.
Mengunjungi alam pastinya memberi kesan yang sulit dilupakan. Sebelum berangkat, kami sudah memastikan untuk tidak merusak alam ketika berkemah.
Sumber air minum sangat gampang ditemukan di kawasan pegunungan. Aliran air yang berasal dari air terjun sekitar adalah sumber keberkahan. Simpelnya, kami tidak perlu bersusah payah untuk membawa pasokan air minum.
Dari perjalanan berkemah di alam bebas ini saya belajar untuk menghormati alam. Aktivitas wisata sudah sepantasnya dilakukan dengan baik dan bijak.
Ada beberapa hal yang setidaknya dipahami ketika berwisata. Diantara yang paling penting yaitu menjaga kelestarian alam dengan tidak membuang sampah sembarangan di kawasan wisata.
Tidak dapat dipungkiri, kesadaran berwisata dengan tanggung jawab belum sepenuhnya dimiliki para pengunjung. Di beberapa kesempatan, saya kerap menemukan sampah bertebaran di kawasan hutan.
Buruknya lagi, sampah terus dibiarkan tanpa kesadaran untuk memungut dan membersihkannya. Efeknya, alam harus menanggung ulah tangan manusia yang kurang bertanggung jawab.
Ekosistem alam juga terganggu karena faktor kesengajaan ini. Botol minuman yang dibuang sembarangan terkadang menjadi perangkap bagi beberapa binatang di alam.
Padahal, dengan saling menjaga dan tidak membuang sampah, keindahan alam akan terus dinikmati oleh beberapa generasi selanjutnya.
Tanpa kita sadari, kelestarian alam juga berdampak pada ketersediaan oksigen bagi manusia. Menjaga alam sama halnya seperti menjaga kadar oksigen bagi tubuh kita sendiri.
Oleh karenanya, sudah sewajarnya kita bangga berwisata di Indonesia dengan bijak. Kesadaran akan kebersihan harus dipahami secara kolektif oleh masyarakat dan khususnya pelaku wisata.
Bukankah alam sudah terlalu baik selama ini? jika bukan karena pepohonan yang tumbuh subur, mungkin saja tabung oksigen harus kita bawa kemana-mana.
Wisata alam juga harus dirawat dengan kesadaran penuh. Kebijakan berwisata sehat haruslah diajarkan sejak usia dini. Tentu saja, kurikulum mesti memfasilitasi dalam bentuk etika berwisata pada mata pelajaran tertentu.
Negara maju memiliki aturan berwisata yang tidak hanya ditaati oleh pengunjung, konsep wisata dengan aturan tertulis sepantasnya diajarkan pada semua kalangan.
Pemangku kebijakan juga perlu serius untuk menghadirkan efek jera berupa hukuman yang mendidik. Misalnya, makanan berplastik tidak diperbolehkan pada area wisata.
Wisata alam juga harus mentaati kultur budaya setempat. Jenis barang yang diperbolehkan masuk harus diseleksi ketat oleh petugas. Contohnya, tidak diperbolehkan membawa pisau, korek api, dan alat masak di alam bebas.
Sebagai penggantinya, kawasan wisata dibangun dengan konsep terstruktur demi menjaga ekosistem area setempat. Area yang diperbolehkan untuk menghidupkan api harus mengikuti standar kelestarian alam.
Menerapkan prinsip Sustainable and Responsible Travel mesti dipahami secara utuh dari dua arah. Pemangku kebijakan wajib menelurkan kebijakan berpihak pada alam dan wisatawan wajib mengikuti aturan yang berlaku.
Berwisata dengan tanggung jawab tidak hadir tanpa sebuah kesadaran. Artinya, kenikmatan alam harus dinikmati tanpa mencederai alam. Ringkasnya, wisata berkelanjutan diwarisi dari generasi yang sadar akan pentingnya merawat alam.
Dengan kesadaran penuh yang tersimpan rapi dalam memori, setiap tempat wisata bisa dipastikan terjaga kelestariannya. Alhasil, jargon bangga berwisata di Indonesia melekat kuat di alam bawah sadar.
Sebaliknya, jika berwisata hanya sebatas pelampiasan nafsu saja, maka kesadaran menjaga alam hanya sebatas slogan di setiap spanduk kawasan wisata.
Yang perlu dibentuk adalah pemahaman tentang alam dan manfaatnya bagi manusia. Kesadaran berwisata secara sehat hanya muncul ketika logika dan nafsu berjalan dengan kompas pemandu.
Singkatnya, keindahan alam janganlah dinikmati dengan nafsu semata. Logika berpikir sewajarya diperhitungkan dan dikedepankan saat berwisata. Dengan begitu, alam tetap terjaga dan keindahannya mampu dipertahankan.
Referensi bacaan [1]