Medi Juniansyah
Medi Juniansyah Penulis

Master of Islamic Religious Education - Writer - Educator - Organizer

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Memahami Fenomena Berburu Promo Ramadan dan Resiko Konsumerisme Berlebihan

21 Maret 2024   12:05 Diperbarui: 21 Maret 2024   16:46 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memahami Fenomena Berburu Promo Ramadan dan Resiko Konsumerisme Berlebihan
Ilustrasi berburu promo ramadan - sumber gambar: thuongtravel.com

Ramadan bukan sekadar tentang menahan lapar dan haus dari fajar hingga senja. Lebih dari itu, Ramadan adalah waktu untuk introspeksi, tolong-menolong, dan mempererat hubungan dengan Tuhan dan sesama manusia.

Tradisi berpuasa dalam Islam mengajarkan kesederhanaan, belas kasihan, dan pengorbanan.

Pada dasarnya, puasa Ramadan bukan hanya sekadar menahan diri dari makan dan minum.

Lebih dari itu, puasa adalah suatu bentuk ibadah yang memerlukan pengendalian diri secara menyeluruh, baik dalam tindakan maupun ucapan.

Dalam mengikuti puasa Ramadan, umat Muslim diminta untuk meningkatkan kesadaran akan kebutuhan spiritualnya, memperkuat hubungan dengan Allah SWT melalui shalat, dzikir, dan tilawah Al-Qur'an, serta menunjukkan empati dan kepedulian terhadap sesama, terutama mereka yang kurang beruntung.

Maka, Ramadan bukan hanya sekadar bulan untuk menunjukkan keberanian menahan lapar dan haus, tetapi juga sebagai periode untuk memperbaiki diri secara menyeluruh.

Puasa Ramadan membawa manfaat spiritual yang mendalam, memperkuat hubungan dengan Allah dan meningkatkan kesadaran akan keberadaan-Nya dalam setiap aspek kehidupan.

Selain itu, puasa juga merupakan peluang untuk memperbaiki hubungan dengan sesama manusia, melalui pembersihan hati, memaafkan kesalahan, serta memberikan dukungan dan bantuan kepada yang membutuhkan.

Dalam konteks ini, promo-promo Ramadan seharusnya tidak melupakan esensi dari ibadah puasa itu sendiri.

Lebih dari sekadar menawarkan diskon dan penawaran khusus, promo-promo ini seharusnya mempromosikan nilai-nilai kesederhanaan, kepedulian sosial, dan pengendalian diri yang merupakan inti dari Ramadan.

Oleh karena itu, kita perlu merenungkan kembali bagaimana kita menghayati makna Ramadan dalam kehidupan sehari-hari, serta bagaimana kita dapat mengintegrasikan nilai-nilai tersebut dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam berbelanja selama bulan suci ini.

Fenomena Berburu Promo Ramadan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun