Tuangkan apa yang ada di dalam pikiranmu, Karena itu adalah mutiara yang indah untuk dinikmati yang lain bila dituangkan, Tetapi bila dipendam hanya untuk diri sendiri
Marbot Masjid Inspirasi Kerelawanan
Marbot Masjid Inspirasi Kerelawanan
Oleh Muhammad Julijanto
Tidak semua orang mempunyai waktu dan kesempatan untuk menjalani profesi mulia ini. Profesi Marbot masjid merupakan pekerjaan mulia dan sangat strategis dalam kebersihan dan kerapian masjid. Kebersihan merupakan pangkal dari keimanan. Kebersihan tempat ibadah merupakan prasyarat kesempurnaan ibadah seseorang, bahkan menjadi syarat sah ibadah seseorang kepada Allah Swt.
Maka suatu ketika seorang sahabat nabi mengatakan bahwa si A yang setiap hari adalah membersihkan masjid pada suatu ketika perempuan yang dicari nabi itu tidak datang ke masjid. Ada apa gerangan dan ke mana yang bersangkutan tidak datang, maka Nabi bergegas mencari informasi untuk mendapatkan informasi tentang kondisi orang yang biasa dia temui di masjid untuk membersihkan masjid dan ternyata setelah penelusuran tersebut yang bersangkutan sudah meninggal dunia.
Informasi itu kemudian sampai pada Rasulullah dan Rasulullah mencari rumahnya sampai mencari ke makamnya dan menyolatkannya itulah kemuliaan orang-orang yang menjadi Marbot masjid karena mereka menjaga keutuhan kebersihan dan kemuliaan tempat ibadah sebagai tempat yang paling nyaman.
Banyak orang-orang besar yang mereka meniti karirnya dari nol berangkat dari sebagai Marbot di masjid mereka betul-betul menjadi orang yang tidak mampu mengantarkan tumpangan untuk kos tinggal di masjid kemudian dia membersihkan masjid dan mendapatkan beberapa kompensasi.
Namun seiring dengan itu ada proses pembelajaran yang luar biasa selain dari sisi rohaniah spiritual dari sisi yang lain adalah kemampuan manajerial dan mengelola waktu karena di tengah kesibukan dan aktivitas yang dijalankan dia bisa memberikan waktunya secara spesial untuk mengelola membersihkan masjid dan menjadi Badal ketika tidak ada Imam dan saat tidak ada khotib maka yang bersangkutan akan menjadi pengganti.
Lama-kelamaan skill ini akan menjadi keterampilan yang sangat diandalkan bagi seseorang untuk tampil menjadi juru dakwah untuk menjadi narator untuk menjadi orang yang bisa memberikan sumber pengetahuannya menjadi PE doman bimbingan dan panduan kepada jamaah
Bila kita membaca biografi profesor Yusril Ihza Mahendra dalam biografinya pernah mengatakan bahwa dia tinggal beberapa saat sebelum mencapai kemakmurannya tinggal di masjid dan menjadi Marbot untuk menjadi membersihkan masjid menjadi imam menjadi Khatib yang itu melatih kemampuan leadership dan kemampuan orasinya dalam berbagai kesempatan
Memang ada beberapa tipe Marbot masjid yang hanya mempunyai kemampuan rata-rata tetapi tidak memanfaatkan peluangnya yang luar biasa untuk bisa keluar dari cangkang Marbot masjidnya. Bila mampu melakukan mobilitas vertikal dengan pengetahuan dan kesempatan yang dilaksanakan maka dia akan bisa berkembang bahkan akan menjadi narasumber yang penting di dalam pengembangan masjid.
Manajemen masjid yang bagus akan memperhatikan, Bagaimana Marbot tidak hanya sekedar pekerjaan sambilan tetapi adalah pekerjaan profesional yang membutuhkan skill yang tinggi. Beberapa masjid yang modern yang menggunakan manajemen yang modern. Marbot adalah dikaryakan, sehingga orang yang bekerja di situ adalah dengan standar operasional prosedur yang baik bahkan sama seperti halnya petugas-petugas dari office boy di hotel-hotel berbintang.
Bila model Marbot yang seperti ini dikelola dengan sebaik-baiknya tidak hanya dari sisi keikhlasan dan alakadarnya dari pendapatan yang dia peroleh, maka memang hasilnya tidak optimal, tetapi apabila dikelola dengan manajemen yang modern Marbot itu adalah profesi yang mulia dan mendapatkan sertifikasi kemudian pendapatannya berdasarkan UMR maka ini akan menjadi suatu daya tarik menarik bagi setiap orang yang ingin berkarya untuk pengabdian kepada Allah Swt, di sisi yang lain akan mendapatkan pendapatan yang cukup untuk kesejahteraan keluarganya
Marbot masjid modern inilah yang kadang menjadi sesuatu yang ironi. Karena antara keikhlasan dengan profesionalitasnya tergantung kepada apa yang dia tuju.
Masalah keikhlasan memang menjadi masalah substansi di dalam kemakmuran masjid karena orang yang berjuang untuk memakmurkan masjid adalah orang yang beriman yang tulus menghambakan diri kepada Allah, namun di sisi yang lain perlu pengembangan profesionalitas Marbot tidak hanya sekedar sebagai tukang bersih-bersih masjid, di sisi yang lain Mereka bisa menempati posisi yang mulia menjadi imam dan sekaligus menjadi Khatib. Merea dalam memberikan ceramah-ceramah keagamaan yang inspiratif dan yang mencerahkan jamaah.
Oleh karena itu perlu adanya suatu standarisasi ataupun pengembangan fungsi Marbot masjid yang lebih manfaat dan lebih futuristik ke masa yang akan datang.
Sosok Marbot masjid yang menarik, inspiratif
Banyak cerita orang-orang yang mengabdi di masjid mempunyai masa depan yang cermelang dan mempunyai mobilitas vertikal yang luar biasa karena keberkahannya keikhlasannya di dalam memakmurkan masjid
Di masjid kami marbotnya adalah seorang pensiunan pegawai bank nasional, bahkan pernah menduduki sebagai Mantri suatu bank yang memberikan layanan kepada seluruh nasabah. Yang bersangkutan pernah bertemu dengan berbagai macam tipe orang dari orang yang santun sampai orang yang berangasan atau preman yang sering mengemplang dalam meminjam uang di perbankan hingga sampai mereka mendapatkan sanksi diblokir untuk mendapatkan akses perbankan.
Mereka setelah pensiun mengabdikan diri untuk menjadi Marbot masjid yang bertugas membersihkan masjid dan memberikan kenyamanan masjid. Selain itu yang bersangkutan juga ingin mendermakan waktunya, sebagian sisa hidupnya untuk menjadi Marbot masjid, bahkan kini yang bersangkutan ssudah berani naik mimbar dengan keterbatasan ilmu pengetahuan agamaan yang dimiliki, namun seiring dengan itu terus belajar dan mengupgrade kemampuan dan kapasitasnya dalam bidang keagamaan.
Seorang Rektor perguruan tinggi negeri di suatu perguruan tinggi negeri memberikan pengalamannya ketika mengawali kuliahnya di suatu kota. Dia tinggal bersama teman-temannya di asrama sebuah masjid, di mana salah satu anggota mempunyai kewajiban untuk menjadi Marbot membersihkan masjid dan menjadi Badal untuk Khatib maupun Imam pada salat-salat rawatib, ketika Khatib atau imam besar dari masjid tersebut tidak hadir atau berhalangan.
Pendapatan masjid setiap hari pada bulan suci Ramadan memang mengalami peningkatan. Karena kotak infaq setiap salat tarawih itu diedarkan dan dari ratusan jamaah yang hadir pasti jamaah mendermakan infaknya dari puluhan hingga ratusan ribu rupiah dia masukkan ke Kotak infaq setelah diakumulasikan dalam setiap hari perolehannya luar biasa bisa mampu untuk operasional penyelenggaraan ibadah di masjid tersebut.
Namun di sisi yang lain adalah kebutuhan untuk memberikan ujrah-gaji kepada Marbot yang total untuk melakukan pekerjaan perawatan terhadap masjid dan kebersihannya sehingga jamaah nyaman untuk menunaikan ibadah dengan kebersihan dan kesejukan yang dialami. Maka pengalokasian dana untuk Marbot masjid menjadi kewajiban dari pengurus takmir masjid.
Paling tidak yang bersangkutan mendapatkan pendapatan yang setara dengan UMR kalaupun tidak adalah pekerjaan bisa dilakukan secara harian ataupun mingguan sesuai dengan kegiatan ibadah yang dilaksanakan, seperti halnya salat Jumat yang dilaksanakan setiap hari jumat. Di mana sebelum salat Jumat masjid harus dalam keadaan yang bersih nyaman dan memanjakan jamaah untuk datang ke menunaikan salat.