𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Guru

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Kedai Bakso Sedia Nasi Goreng

24 April 2023   18:42 Diperbarui: 24 April 2023   18:43 2122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kedai Bakso Sedia Nasi Goreng
Sumber canva 4 edu

Perut dirundung lapar itu sungguh tak menyenangkan. Iya...! Sangat tak menyenangkan. Lapar dapat membuat keringat dingin, dengkul bergetar, atau kepala bisa pusing dan dunia tempat berpijak seperti sedang berputar pada porosnya.

Suatu siang yang panas di sebuah bulan pada sebuah tahun, saya keliling kota kabupaten untuk sebuah keperluan. Saya terus berpusing sampai akhirnya ada semacam tagihan yang dari organ tubuh di sekitar lambung. Rupanya penampungan makanan saya mulai kosong. Artinya ada permintaan suplai makanan. Tagihan itu diperkuat dengan keringat dingin, lutut bergetar, dan ciri-ciri lapar lainnya.

Karena tidak tahan saya masuk sebuah kedai bakso. Pada dasarnya saya bukanlah penggemar bakso. Maka jangan tanya bakso favorit nusantara pada saya. Bakso apa saja saya makan selama rasanya enak.

Namun patus dicatat, bukan penggemar bakso dan tidak bisa makan bakso tentu dua hal yang berbeda. Bukan penggemar bukan berarti tidak suka dan tidak bisa makan bakso. Kurang lebih demikian menurut saya. Saya suka makanan apa saja. Yang penting halal dan sehat.

Setelah memarkir sepeda motor saya masuk kedai dengan langkah sedikit gontai. Melihat saya masuk pramu layan dengan aksi ramahnya bertanya, "Mau, bakso, soto, nasi goreng, atau, nasi campur?"

"Oo, saya pikir hanya sedia bakso."

"Ya. Kita juga sedia soto, nasi goreng, nasi campur. Ada juga mie ayam," kata anak muda itu dengan keramahan khas pelayan.

"Kalau begitu saya pesan nasi goreng."

"Makan di sini atau bawa pulang?"

"Makan sini."

"Mau yang dicampur telur atau ayam?"

"Telur."

"Telurnya ada dua pilihan. Telur ayam atau telur itik?"

"Telur apa saja. Asal jangan telur dinosaurus."

Pelayan itu tertawa ngakak.

"Memang kami tidak menyediakan telur dinosaurus, Pak," katanya masih ngakak.

"Mau yang pedas atau biasa?" Lanjutnya.

Giliran saya mulai kesal dengan deretan pertanyaannya. Banyak sekali. Macam polisi sedang melakukan interogasi.

"Biasa," saya pilih biasa karena lidah saya tidak cukup kuat menahan rasa pedas. Umumnya orang Lombok sangat akrab dengan rasa pedas. Saya sendiri tidak tahan dengan keterlibatan banyak cabai.

Saya pikir itu pertanyaan terakhir dan saya balik badan untuk mengambil tempat duduk.

"Maaf Pak. Telurnya digoreng atau dimasak?" pelayan itu bertanya lagi sebelum saya benar-benar membalikkan badan untuk mengambil tempat duduk. Kali ini saya mulai meluapkan kekesalan saya. Bibir saya mulai bergetar menahan kesal.

"Situ mau ngelawak atau melayani pembeli, hah?" saya senyum dengan sinis sembari mencoba terus bertahan dalam kesabaran akibat lapar dan dahaga. "Cacing dalam perut saya tidak mau kompromi, Dik. Kapan makan kalau tanya terus...!!" saya menurunkan nada bicara saya pertanda saya mulai mengendalikan emosi..

Pelayan membalas senyum saya dengan cengengesan sambil ngeloyor pergi. Saat saya sudah duduk dia datang lagi menghampiri saya.

"Mau tanya apalagi?" tanya saya lebih dulu. 

"Maaf Pak. Silakan pilih minumannya," katanya menyodorkan daftar minuman.

Lombok Timur, 24 April 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun