Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.
Pisang dan Terung, Dua Hal Kecil tapi Penting dari Gang Sapi Jakarta
Duapuluh lima rebu? Murah banget!
"Jangan, Pak Haji!" Bang Pi'i keberatan bila Engkong mau beli semua stok pisangnya.
Oh, ya. Semua lansia laki pelanggan, jika berambut putih mengkilat, selalu dipanggil Pak Haji oleh Bang Pi'i. Gak peduli walau faktanya pelanggan itu seorang mantan calon pastor.
"Lho, emang napeh gak boleh?" balas Engkong sengit.
"Kemarin Mpok Ipeh dari Gang Blimbing situ pesen pisang tanduk. Die ntar nyariin."
"Lho, bilang aje udeh abis."
"Gak boleh gitu, Pak Haji. Bohong itu. Dosa. Pisangnya kan ada, nih. Makanye Pak Haji jangan beli semua. Biar Mpok Ipeh kebagian."
"Bah. Ya, sudahlah. Beli empat buah saja." Engkong menyerah.
Bang Pi'i telah menerapkan strategi pemeliharan pelanggan. Kalau ingkar pada Mpok Ipeh, ntar pelanggannya itu bisa pindah ke lain hati, eh, penjaja pisang lain.
Tapi Bang Pi'i juga tak mau kehilangan Engkong sebagai pelanggan setia, walau kerap menyebalkan. Maka pisang tetap dijual 4 buah kepadanya. Walau Engkong sebenarnya gak pernah pesan pisang tanduk sebelumnya.
Begitulah strategi dagang penjaja kecil. Sedapat mungkin memuaskan semua pelanggannya. Begitu caranya untuk mempertahankan relasi penjaja-pelanggan.