Nurul Mutiara R A
Nurul Mutiara R A Freelancer

Seorang Perempuan penyuka kopi dan Blogger di http://www.naramutiara.com/

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Ketika Mudik dan Vibes Lebaran Bukan untuk Semua Orang

10 April 2024   18:33 Diperbarui: 12 April 2024   02:34 2364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketika Mudik dan Vibes Lebaran Bukan untuk Semua Orang
Ilustrasi pulang menggunakan kereta api (sumber: dok.pri) 

"Aku tahun ini gak mudik lagi Mbak, sama kayak tahun-tahun sebelumnya. Simbahku udah gak ada dan orang tuaku juga udah punya keluarga masing-masing. Gak enak rasanya kalau ganggu mereka. Asing, kayak bukan keluarga"

Salah satu hal yang membuat saya trenyuh, ketika ia bercerita bahwa kedua orang tuanya bukan lagi rumah. Ia merasa canggung bila harus bertemu dengan bapak atau ibunya. Sebab, masing-masing sudah menikah lagi dan memiliki anak. 

Hingga bekerja pun, Asih memilih untuk menetap di tempat merantau, di Bogor sana. Saya beberapa kali masih berkomunikasi dengannya. 

Pertengahan Ramadan lalu, Asih berkata kalau sudah menikah dan memiliki anak. Sekarang, ia punya keluarga kecil, sebuah rumah untuk membentuk kebahagiaannya. Alhamdulillah. 

Cerita tentang Asih adalah satu dari sekian banyak kisah mengenai manusia yang tak memiliki makna rumah sebagai tempat pulang. Jangankan mudik, berpikir untuk rindu pada orang tua pun tidak. 

Kisah lainnya, sebut saja Putri, salah satu mutual di twitter. Dia merupakan anak terakhir dari 3 bersaudara di keluarganya. Putri dan suaminya bukanlah orang kaya. Tiap kumpul keluarga besar, ia pasti selalu menjadi omongan di keluarga karena dianggap yang paling miskin.

Yang paling menyesakkan baginya, ketika sang ibu membandingkan kesuksesan anak pertama dan kedua dengan dirinya. Ia kerap menangis dalam hati. Namun ia tak memiliki power untuk melawan karena itu keluarga sendiri.

Tiap lebaran tiba dan mudik, ia pasti selalu berada di dapur untuk mencuci, pun dengan suaminya, ikut membantu Putri membersihkan keperluan para tamu yang datang di keluarga besarnya. 

Semenjak itu, Putri memilih tak mudik. Ia lebih suka bersama suami dan anaknya di rumah ketimbang pulang ke rumah keluarga besarnya di wilayah Jawa Timur. Sungguh cerita yang menyesakkan dada.

Melihat berbagai cerita yang ada, saya menyadari bahwa tak semua orang beruntung memiliki keluarga layaknya "Keluarga Cemara". Keluarga cemara senantiasa diidentikkan dengan kehangatan dan kebersamaannya. 

Beberapa orang membagikan ceritanya di komentar (sumber: @sihadyn) 
Beberapa orang membagikan ceritanya di komentar (sumber: @sihadyn) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

15 March 2024

MYSTERY CHALANGE

Mystery Challenge | Video Youtube to KGNow Semarak Pasar Takjil
ramadan bercerita 2024  ramadan bercerita 2024 hari 5 
16 March 2024
Lokasi Ngabuburit Favorit
ramadan bercerita 2024 ramadan bercerita 2024 hari 6
17 March 2024
Menu Sahur Tinggi Serat
ramadan bercerita 2024 ramadan bercerita 2024 hari 7

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun