Seorang Perempuan penyuka kopi dan Blogger di http://www.naramutiara.com/
Ketika Mudik dan Vibes Lebaran Bukan untuk Semua Orang
"Aku tahun ini gak mudik lagi Mbak, sama kayak tahun-tahun sebelumnya. Simbahku udah gak ada dan orang tuaku juga udah punya keluarga masing-masing. Gak enak rasanya kalau ganggu mereka. Asing, kayak bukan keluarga"
Salah satu hal yang membuat saya trenyuh, ketika ia bercerita bahwa kedua orang tuanya bukan lagi rumah. Ia merasa canggung bila harus bertemu dengan bapak atau ibunya. Sebab, masing-masing sudah menikah lagi dan memiliki anak.
Hingga bekerja pun, Asih memilih untuk menetap di tempat merantau, di Bogor sana. Saya beberapa kali masih berkomunikasi dengannya.
Pertengahan Ramadan lalu, Asih berkata kalau sudah menikah dan memiliki anak. Sekarang, ia punya keluarga kecil, sebuah rumah untuk membentuk kebahagiaannya. Alhamdulillah.
Cerita tentang Asih adalah satu dari sekian banyak kisah mengenai manusia yang tak memiliki makna rumah sebagai tempat pulang. Jangankan mudik, berpikir untuk rindu pada orang tua pun tidak.
Kisah lainnya, sebut saja Putri, salah satu mutual di twitter. Dia merupakan anak terakhir dari 3 bersaudara di keluarganya. Putri dan suaminya bukanlah orang kaya. Tiap kumpul keluarga besar, ia pasti selalu menjadi omongan di keluarga karena dianggap yang paling miskin.
Yang paling menyesakkan baginya, ketika sang ibu membandingkan kesuksesan anak pertama dan kedua dengan dirinya. Ia kerap menangis dalam hati. Namun ia tak memiliki power untuk melawan karena itu keluarga sendiri.
Tiap lebaran tiba dan mudik, ia pasti selalu berada di dapur untuk mencuci, pun dengan suaminya, ikut membantu Putri membersihkan keperluan para tamu yang datang di keluarga besarnya.
Semenjak itu, Putri memilih tak mudik. Ia lebih suka bersama suami dan anaknya di rumah ketimbang pulang ke rumah keluarga besarnya di wilayah Jawa Timur. Sungguh cerita yang menyesakkan dada.
Melihat berbagai cerita yang ada, saya menyadari bahwa tak semua orang beruntung memiliki keluarga layaknya "Keluarga Cemara". Keluarga cemara senantiasa diidentikkan dengan kehangatan dan kebersamaannya.