Seorang Perempuan penyuka kopi dan Blogger di http://www.naramutiara.com/
Ketika Mudik dan Vibes Lebaran Bukan untuk Semua Orang
Ada satu hal yang kerap membuat Asih kesal saat tak mudik. Beberapa teman kos sering menyuruh dia untuk mudik--dengan kalimat yang menurut saya kurang enak, misalnya seperti ini
"Asih, kok gak mudik lagi, kasihan lho orang tua kamu pasti nunggu di rumah, silaturahim itu kan ibadah, apalagi ini momen lebaran. Harus saling memaafkan"
Gimana kalau kamu jadi Asih, pasti kesal juga kan? Sebenarnya mereka sudah tahu kondisi Asih, hanya saja mereka menganggap bahwa mau seperti apapun, sungkem ke ortu adalah wajib.
Ya iyalah, mereka gak pernah berada di posisi Asih. Tapi ya mau bagaimana, kita memang tak bisa menuntut semua orang untuk memahami permasalahan tiap orang.
So temans, saran dari saya, bila kamu menemukan teman yang tidak mudik setiap hari raya tiba. Cukup hargai saja. Gak perlu bertanya hal-hal lebih lanjut, yang bisa jadi terasa sepele tapi mengganggu bagi yang ditanya. Misalnya seperti,
"Kok gak mudik? Apa gak kangen kampung halaman?"
"Kok gak sungkem ke orang tua, ini momen lebaran lho?"
"Mudik lho Mba/mas. Kasihan keluarga nunggu di rumah!"
"Gak mudik lagi mbak tahun ini?"
Stop! Stop! Untuk kepo lebih lanjut. Saya yakin, mereka yang tak mudik itu punya alasan--yang seharusnya gak perlu orang lain tahu. Bisa jadi, mereka memang ingin membentuk atmosfer baru tanpa orang-orang toxic yang membuat kecewa.
Gak mudik atau gak memiliki kampung halaman itu wajar kok. Gak perlu merasa sedih hingga terpuruk. Yuk, tetap semangat dan lanjutkan hidup dengan bahagia sesuai versi yang kita bisa dan mau.
Salam hangat dari Nurul Mutiara R A