kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...
Penting Mengenalkan Tarhib Ramadan pada Anak Sejak Dini
Sabtu pagi lalu, anak saya yang bungsu, bersama teman-teman pengajian di Masjid Al Ihsan Permata Depok, Kota Depok, Jawa Barat, pawai keliling kompleks sektor Berlian.
Mereka membawakan poster-poster dan spanduk bertuliskan hal-hal yang berkaitan dengan Ramadan. Seperti "Marhaban Yaa Ramadhan", "Ramadhan Mubarak", "Happy Ramadhan", "Welcome Ramadhan", dan lain-lain.
Ya, Sabtu itu, anak-anak pengajian mengelar Tarhib Ramadan atau menyambut bulan Ramadan 1443 Hijriah. Didampingi guru agama masing-masing kelas. Beberapa orang tua juga turut mendampingi. Sabtu di pagi itu, terdengar riuh.
Sebelumnya, guru mengaji sudah menginformasikan agar anak-anak membuat poster yang berkaitan dengan Ramadan.
Anak saya, pada Jumat malam pun membuat poster, berkolaborasi dengan saya. Gunting sana, gunting sini. Tempel sana, tempel sini. Jadilah poster yang akan dibawa berkeliling pada paginya.
Tarhib Ramadhan berkeliling kompleks sebenarnya rutin setiap tahun diadakan. Cuma karena pandemi Covid-19, pawai ditiadakan dan dialihkan melalui virtual.
Itu sebabnya, anak-anak begitu antusias mengikuti pawai ini setelah 2 tahun lamanya vakum. Menyambutnya dengan penuh suka cita.
Sebagaimana tercantum dalam Surat Yunus ayat 58, bahwa umat Muslim harus menyambut Ramadhan dengan kegembiraan.
"Katakanlah: 'Dengan karunia Allah dan rahmatNya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.'"
Setelah berkeliling kompleks sambil shalawatan, anak-anak pun kembali ke masjid. Di sini, disampaikan tausiyah mengenai puasa Ramadan untuk motivasi anak-anak berpuasa. Tausiyah yang juga bisa diikuti secara virtual di zoom meeting.
Dalam tausyiah disampaikan bahwa Allah menjanjikan dua kebahagiaan kepada orang yang berpuasa di Ramadhan. Yaitu, kebahagiaan saat berbuka dan kebahagiaan saat mendapat pahala.
Berpuasa dan melakukan ibadah lain di bulan Ramadhan, pahalanya tidak terukur karena langsung ditentukan oleh Allah SWT. Semakin banyak ibadah selama Ramadhan maka peluang pahala yang didapat semakin banyak.
"Jadi, sudah sepatutnta kita menyambut Ramadhan dengan kegembiraan namun juga tidak mengabaikan pengetahuan," katanya.
Dengan ilmu ini kita jadi tahu terkait puasa Ramadan. Hal apa-apa saja yang membatalkan atau merusak pahala puasa, apa juga rukun puasa, shalat tarawih, dan lain-lain.
Berpuasa itu bukan hanya sekedar menahan lapar dan haus, namun juga menjaga jari-jari kita dan menjaga bicara kita. Tidak marah, mengumpat, mencaci, berghibah, dan lainnya.
"Kegiatan ini sebagai persiapan anak-anak menyambut Ramadan, dibekali dengan tambahan ilmu yang nanti diamalkan saat puasa," jelas guru mengaji.
Diharapkan dari kegiatan ini dapat memotivasi anak-anak untuk tetap berpuasa meski belum usia baligh. Bisa berpuasa dengan setengah hari bagi anak yang belum cukup kuat berpuasa penuh.
Terpenting anak sudah mau melatih dirinya berpuasa dan mengenal nilai dan kewajiban berpuasa bagi umat Muslim di bulan Ramadhan.
"Mengajarkan anak berpuasa harus dilakukan sejak dini agar nanti jadi terbiasa dan tidak merasa berat menjalankannya," katanya.
Tarhib Ramadhan sendiri, menurutnya, penting disambut anak-anak agar anak-anak. Karena itu, anak-anak sejak dini harus dibiasakan menyambut bulan suci Ramadan dengan gembira.
Dengan begitu, anak-anak menyadari apa sebetulnya hikmah dan manfaat yang diberikan Allah lewat bulan mulia ini. Karena Ramadan banyak keutamaannya.
Cara ini juga sebagai proses pembelajaran dan penanaman tentang ajaran agama Islam, sekaligus sebagai penguatan pendidikan karakter.
Selain itu, dengan pawai keliling kompleks memungkinkan anak bereksplorasi, berinteraksi secara fisik, emosional, dan sosial. Kegiatan ini pula mengenalkan anak pada iman dan taqwa (imtaq).
Gebyar menyambut Ramadhan ini juga bagian dari syiar Islam. Menunjukkan kekuatan, persatuan, dan semangat umat Islam dalam menjalankan syiar Islam berpuasa di bulan Ramadhan.