kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...
Bukber Tanpa Mengobrol? No Way!
Dari hadist itu, makan sambil berbicara bukan adab tercela karena menimbulkan kebahagiaan bagi orang-orang yang makan.
Jadi, efektifkah bukber tanpa mengobrol? Kalau berdasarkan pengalaman saya kemarin, ya tidak efektif. Bagaimana bisa kita menahan diri untuk bertukar cerita di sesi makan bersama?
Ketika ada yang berbicara lantas kita melarangnya untuk berhenti berbicara? Tidak mungkin juga, bukan? Bisa saja sih berhenti sejenak, eh pasti kembali lagi ngobrol. Godaan untuk mengobrol itu tidak bisa dihindari.
Kecuali, jika ada sanksinya, ada yang mengawasinya, mungkin bisa berjalan efektif. Eh, apa iya? Semisal pihak restoran atau tuan rumah melarang untuk berbicara apa iya mau didengarkan? Yang ada marah-marah mungkin hehehe...
Kalau mau efektif sih, menurut saya, mending dilarang sekalian. Dilarang buka puasa bersama. Beres.
Sejatinya, imbauan tersebut bagus untuk kepentingan bersama tetapi sangat sulit direalisasikan. Sebagaimana sifatnya imbauan, berarti imbauan bisa diterima, bisa tidak.
Mau diterima, mau tidak, ya silakan saja. Kalau kata Gus Dur, "Gitu aja kok repot".
Jadi, bagaimana mau bukber di mana? Di rumah saja?