Tety Polmasari
Tety Polmasari Lainnya

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Hikmah dari Gerhana Matahari di Akhir Ramadan

20 April 2023   21:14 Diperbarui: 20 April 2023   21:27 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hikmah dari Gerhana Matahari di Akhir Ramadan
Jamaah mendengarkan kutbah usai shalat sunnah gerhana matahari (dokpri)

Ustadz menyampaikan gerhana adalah bukti kebesaran Allah. Gerhana bukan sebagaimana diyakini sebagian masyarakat dulu, bahwa itu peristiwa ditelannya bulan, atau penanda bencana bagi petani, peternak, dan lainnya.

Keyakinan seperti itu tidak benar. Gerhana adalah salah satu bukti akan Kemahakuasaan Allah Swt. Nabi Muhammad juga mengajarkan ketika gerhana terjadi, hendaknya kita menghadirkan rasa takut kepada Allah SWT.

Rasulullah bersabda, "Sungguh, tidaklah terjadi gerhana matahari dan bulan terkait kematian atau lahirnya seseorang, melainkan, keduanya merupakan tanda-tanda kebesaran Allah. Apabila kalian melihatnya, maka laksanakanlah shalat." (HR. Bukhari)

Sebab, peristiwa tersebut mengingatkan kita akan tanda-tanda kejadian hari kiamat  atau azab yang Allah turunkan akibat dosa-dosa.

Dalam kutbahnya,  ustadz meminta seluruh jamaah untuk menyikapi fenomena alam gerhana matahari dengan cara yang tepat.
Sikap yang tepat ketika fenomena gerhana terjadi adalah dengan menghadirkan perasaan takut dan khawatir akan terjadi kiamat.

Bukan sekedar menyaksikan dan mengabadikan peristiwa gerhana atau mengkaji dari sisi ilmiah saja tanpa mau mengindahkan tuntunan dan ajakan Nabi Muhammad SAW.

Menurutnya, ada 5 hikmah yang bisa dipetik dari terjadinya gerhana matahari. Pertama, sebagai salah satu tanda di antara tanda tanda kekuasaan Allah. Kedua, untuk mengingatkan manusia untuk kembali kepada Allah dengan berhenti dari berbuat maksiat serta mengisi hidup di dunia dengan amal shaleh.

Ketiga, keberadaan matahari merupakan benda yang tidak berhak disembah dan ada dzat lain yang lebih berhak untuk disembah yaitu Allah SWT yang mengatur matahari, bulan, dan alam semesta.

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tetapi sembahlah Allah yang menciptakannya, jika Dialah yang kamu sembah." (QS. Fushshilat: 37)

Keempat, sebagai pemisalan terhadap hal yang akan terjadi pada hari kiamat bahwa hal itu mudah bagi Allah SWT. Kelima, menunjukkan kekuasaan Allah untuk menimpakan hukuman kepada orang orang yang kufur dan durhaka kepadaNya.

Nabi Muhammad SAW bersabda,  "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana, maka banyaklah berdoa kepada Allah, bertakbirlah, dirikan shalat dan bersedekahlah." (HR Bukhari)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun