Bergabung di KPPJB, Jurdik.id. dan Kompasiana.com. Hasil karya yang telah diterbitkan antara lain 1. Antologi puisi “Merenda Harap”, bersama kedua saudaranya, Bu Teti Taryani dan Bu Pipit Ati Haryati. 2. Buku Antologi KPPJB “Jasmine(2021) 3. Buku Antologi KPPJB We Are Smart Children(2021) 4. Alam dan Manusia dalam Kata, Antologi Senryu dan Haiku (2022) 5. Berkarya Tanpa Batas Antologi Artikel Akhir Tahun (2022) 6. Buku Tunggal “Cici Dede Anak Gaul” (2022). 7. Aku dan Chairil (2023) 8. Membingkai Perspektif Pendidikan (Antologi Esai dan Feature KPPJB (2023) 9. Sehimpun Puisi Karya Siswa dan Guru SDN 4 Sukamanah Tasikmalaya 10. Love Story, Sehimpun Puisi Akrostik (2023) 11. Sepenggal Kenangan Masa Kescil Antologi Puisi (2023) 12. Seloka Adagium Petuah Bestari KPPJB ( Februari 2024), 13. Pemilu Bersih Pemersatu Bangsa Indonesia KPPJB ( Maret 2024) 14. Trilogi Puisi Berkait Sebelum, Saat, Sesudah, Ritus Katarsis Situ Seni ( Juni 2024), 15. Rona Pada Hari Raya KPPJB (Juli 2024} 16. Sisindiran KPPJB (2024). Harapannya, semoga dapat menebar manfaat di perjalanan hidup yang singkat.
Kenangan bersama Petasan Kertas
Ceu Nyai adalah pemilik warung tak tak begitu jauh dari rumah kami.
Aku terdiam. Dengan agak kecewa, kuserahkan rencengan petasan pada Mamun. Ia pun kembali memukul petasan.
Setiap kali petasan berbunyi, kami tertawa gembira.
"Teh Ana, aku mau minum!" Ati menarik tanganku.
Aku mengangguk, dan segera berdiri. Hm, rasanya pegal juga, sekian lama menonton Mamun.
"Aku pulang dulu! Makasih, Mamun!"
Mamun hanya melirikku, dan kembali asyik memukuli petasan.
Kuantar adikku pulang, dan mengambilkan minum. Dia masih kecil, jadi belum berpuasa.
Tiba-tiba, tak berselang lama setelah kami pulang, terdengar teriakan Mamun.
"Aduh! Aduh, Tolooong!"
Aku sangat terkejut mendengar teriakannya.